I'am Yuta 21 (Revisi)

41.6K 2.7K 237
                                    

Kegiatan yang diselenggarakan oleh sebagian mahasiswa berjalan lancar, walau ada sedikit kendala sebab rencana yang manusia rencanakan tidak seratus persen sesuai apa yang direncanakan. Seusai menjalankan ibadah bagi umat muslim, mereka kembali berkumpul di ruang rapat.

Juna selaku ketua mengucapkan terima kasih atas kerja keras anggota-anggotanya, karena berkat mereka acara ini terselesaikan. Diakhir ucapan sang ketua, semua orang yang berada di ruangan ini memberikan applause.

"Makan," kata Juna mempersilakan untuk menyantap konsumsi yang diberikan pada penghujung acara ini.

"Makan Nda," ucapnya pada Nanda yang sedari tadi hanya diam menatap makanannya.

Nanda sedikit terkejut, "Ah iya, iya makasih."

Dahi laki-laki itu mengkerut bingung, "Lo kenapa?"

"Ah nggak papa," Nanda menggeleng.

"Ada yang mau ikut gue sama mereka abis ini?" tanya Juna sambil menunjuk teman-temannya yang duduk saling bersampingan, "Anggap aja merayakan suksesnya acara ini, gimana? Setuju?" lanjutnya.

Ada yang berseru setuju serta ada yang enggan untuk ikut, mungkin lelah atau ada hal lain yang membuatnya tidak ikut perayaan yang Juna maksud.

Nanda yang duduk disebelah Juna menggeleng, gadis itu ingin cepat-cepat bertemu benda empuknya.

"Lo ikut ya, Nda? Entar pulangnya gue anter." Juna sialan, batin Nanda menahan amarah.

"Tapi Jun,"

"Bentar doang kok."

Nanda tidak dapat membantah lagi, dia bingung harus pulang dengan siapa karena malam sudah larut serta Yuta yang sulit untuk dihubungi. Memesan ojek atau car online Nanda tidak berani, saat ini dia percaya pada Juna.

"Sudah selesai semua, kan? Kita berangkat sekarang," tutur Juna mengarahkan semua teman-temannya.

"Untuk yang nggak ikut pulangnya hati-hati!"

"Oke." Sahut mereka.

Juna memperhatikan Nanda yang berdiam diri didekatnya, "Hei, Nanda!"

Gadis itu tersentak, "Naik!"

"Gue pengin pulang, Jun." Lirihnya mampu didengar Juna.

Embusan napas terdengar dari laki-laki itu, "Nanti gue anter."

"Sekarang."

"Kita ikut mereka dulu, bentar aja kok. Abis itu gue langsung anterin lo pulang. Ayo naik!" Juna memakaikan helmet ke kepala Nanda lalu menariknya agar cepat menaiki motornya.

Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Nanda tercengang dia kira akan pergi ke café ternyata ke night club. Sialan memang Juna. Bahkan kini laki-laki itu tidak segan memegang lengan Nanda, membawanya memasuki tempat itu.

Nanda kesulitan untuk memberontak sebab Juna menggenggamnya erat, "Jun, bisa lepas ga?"

"Bisa diam? Kalo gue lepas, lo ilang dibawa orang, mau?"

"Tapi Jun,"

Sekitar tujuh orang teman Juna sudah berkumpul ditempat yang sudah dibooking, ada sebagian yang menyebar mencari kesenangan di tempat yang minim pencahayaan ini. Bisingnya musik dan orang-orang, asap rokok atau vape menyebar dimana-mana dan bau alkohol yang tidak Nanda senangi ini bersatu membuatnya mual.

Semakin tidak tahan lagi ingin cepat pulang, semakin kesal pula dia melihat Juna meminum minuman beralkohol itu. Satu gelas masih bisa dimaklumi, namun ini sudah gelas yang ke lima.

Just UKde žijí příběhy. Začni objevovat