chapter dua puluh tiga

16.5K 1.8K 13
                                    

"APA?!"

Jeno dan juga Jaemin sampai harus menutup kedua telinganya ketika mendengar seruan kedua Ibu yang tersambung melalui ponsel.

"Alihkan ke Panggilan video, cepatlah!" Seru Jungwon tak sabaran.

Jeno merotasikan bola matanya, "Kalian sangat berlebihan." Komentarnya.

Jaemin menuruti permintaan Ibu mertuanya itu dengan mengalihkan panggilan suara ke panggilan video.

"Kau hanya perlu diam. Aku ingin berbicara dengan menantu ku. Bukan mendengar komentar mu!"  Sarkas Jungwon.

Jeno hanya mendengus kesal. Sementara Jaemin terkekeh geli.

"Jadi, faktanya kamu benar-benar tengah hamil, sayang?" Kali ini Chenle. Ya, Ibu Jaemin itu sejak kepergian Jaemin untuk bulan madu dia sering kali berkunjung bahkan menginap dirumah besannya itu untuk bersama-sama menjaga Yuli yang sangat aktif.

"Ya, Eomma. Usianya dua Minggu. Besok kita akan sampai disana, jadi Ibu-ibu tolong biarkan istriku istirahat karena besok kita akan melakukan perjalanan jauh." Ucap Jeno menyela Jaemin yang akan menjawab pertanyaan dari sang Ibu.

Dua orang ibu disana mendengus geli.

"Dan jangan lupakan jika istrimu itu anakku." Ucap Chenle lalu terkekeh geli melihat sang menantu yang sangat posesif.

"Jaemin sekarang sudah menjadi tanggung jawab Jeno, Eomma."

"Ya ya. Jadi, anak Ibu yang sangat tampan tolong biarkan kami berbicara dengan istrimu itu!"  Kesal Jungwon karena sedari tadi pertanyaan untuk Jaemin justru Jeno yang menjawabnya tanpa memberi Jaemin kesempatan untuk berbicara.

"Aku sudah bilang jika istriku butuh istirahat. Jadi ku tutup telepon nya oke? Selamat malam."

Pip

Jaemin membelak ketika Jeno dengan kurang ajarnya mematikan sambungan itu tanpa persetujuan.

Jaemin memukul lengan sang suami pelan.

"Kamu apa-apaan sih!"

"Mereka ganggu waktu istirahat kamu." Ujarnya santai.

"Ya wajar lah namanya juga orang tua!" Ucap Jaemin mengerutkan keningnya karena kesal.

"Salah kamu juga yang ngga mau ngabarin mereka awal-awal!"

"Salah aku?"

"Jadi, siapa yang seminggu ini yang rewel, siapa yang selalu minta ditemenin kesini dan kesitu sampai lupa mengabari orang rumah, hm?"

Ya memang, sejak seminggu lalu mereka tidak sempat ah lebih tepatnya mereka melupakan keluarganya dirumah, bahkan Jaemin melupakan anaknya disana!

Seminggu ini Jaemin terus merengek meminta dibelikan ini dan meminta ditemani kesana dan kesini tanpa henti.

"Itu bukan keinginanku! Uri baby  yang  menginginkan nya!"

Jeno hanya mengangguk dengan tersenyum jenaka yang sungguh membuat Jaemin kesal bukan main.

"Ya, itu keinginan anak kita. Aku tau," ucapnya dengan senyuman yang menyebalkan.

"Jeno menyebalkan!"

Jeno terkekeh gemas mengeratkan rengkuhan di pinggang sang istri dan mengecup lembut bibir ranumnya.

🕳️°•Nomin•°🕳️
©Vvusr_

Jeno dan Jaemin baru saja sampai di bandara. Jaemin mengeluh jika kakinya sakit alhasil dengan menunggu jemputan Jeno menggendong Jaemin yang terlelap.

Banyak pasang mata yang menatap gemas ke arah mereka yang tentu saja diacuhkan oleh Jeno.

"Khm, pasangan baru jadi gendong-gendongan terus, ya bung!" Jeno sedikit terkejut ketika suara Daddy Jaemin berada tepat disampingnya.

Jay mengangguk dengan senyuman jahilnya.

Jeno merotasikan bola matanya.

"Ayah tolong bawakan koper ya," ucapnya tanpa beban.

Jay tentu mendelik tak terima.

"Yak! Kau ini tidak sopan sekali, apa kau lupa jika aku ayahmu?"

"Aku ingat. Lalu apa kau tidak lihat jika aku menggendong menantu mu?"

"Kau ini memang tidak mempunyai akhlak, ya?!"

"Jangan mengeraskan suaramu, Ayah. Jaemin ku bisa bangun."

Jika Jay tengah kesal berbeda dengan Jisung yang terkikik geli.

"Yak! Apa kau mau ku laknat hah?"

"Jika Ayah tidak mau, bisakah Daddy yang membawakan nya, ku mohon. Tanganku penuh." Pintanya lalu melangkah kan kakinya setelah melihat Jisung mengangguk.

"Sial, anak itu memang kurang ajar! Aish, apakah dia benar-benar anakku?" Gerutu Jay kesal. Bagaimana bisa dia meminta pada Jisung dengan memohon tapi dengan dirinya sudah seperti pelayannya saja.

"Berhentilah menggerutu, dia anak mu sungguhan. Jadi, cepat bawalah koper menantu dan anakku, oke bung?" Ucap Jisung lalu meninggalkan Jay begitu saja.

Jay tentu melebarkan matanya. Jisung yang menyetujui membawa koper tapi tetapi dirinya yang harus membawa.

Besan dan anaknya sama-sama brengsek ternyata ya.

To Be Continued

Berhubung ini ff udh hampir tamat alias end! Saya bawa ff Jaeyong, masih anget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berhubung ini ff udh hampir tamat alias end! Saya bawa ff Jaeyong, masih anget. Hayu atuh mampir yerobun.

Btw
Vote dan komen
Dund, bund. Uda menuju ending loh ini masa vote nya dikit bened huhu, cerita saya kurang menarik ya? Hue cedih acu.
Btw, kalo ada typo, kasi tau ye, mungkin ini mata lagi linglung.

©Vvusr_
21 Februari 2021

𝐎𝐮𝐫 𝐁𝐚𝐛𝐲✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now