chapter tiga

22.6K 3.4K 70
                                    

Sider? JOMBLO SEUMUR HIDUP!


Jaemin tidur, ah lebih tepatnya ketiduran di sofa bersama Yuli. Televisi masih menyala karena sebelumnya ke duanya tengah menonton televisi.

Jeno sedang pergi entah kemana. Sehabis menyuapi Yuli sarapan dia keluar dari kamar asrama. Tidak memberi tahu akan kemana pada Jaemin, untuk apa juga kan?

Jam menunjukkan pukul sebelas, Jeno masuk ke kamar dan langsung melihat kedua makhluk mungil itu sedang terlelap dengan televisi yang menyala.

Jeno menaruh beberapa kantung di rak yang ada di dapur dan kembali lantas menggendong dengan hati-hati agar si mungil Yuli tidak terbangun. Dia membawanya ke ranjang dan menidurkannya disana.

Jeno mengulas senyumnya sedikit, hanya sedikit hampir tidak terlihat.

Dia kembali menuju sofa; membangunkan Jaemin.

Jaemin terbangun dengan mudah.

"Bubur sama susu, di rak." Jaemin yang masih belum terkumpul nyawanya mendongak dan mengernyit tanda tidak mengerti.

"Bikin buat Yuli,"

Ah, Jaemin mengangguk mengerti. Jeno menyuruhnya untuk membuat bubur dan juga susu untuk Yuli, karena mungkin sebentar lagi bocah itu akan bangun.

Jaemin beranjak menuju dapur dan telinganya mendengar jika Jeno juga minta dibuatkan. Bukan bubur. Ah mungkin makan di jam sebelas tidaklah buruk, perutnya juga tidak bisa di bohongi, dia juga lapar.

Jaemin memasak untuk dirinya dan juga Jeno terlebih dahulu karena jika bubur dan susu terlebih dahulu mungkin nanti akan dingin. Yuli belum menunjukkan tanda bahwa dia akan bangun dalam beberapa menit ke depan.

Setelah selesai memasak untuk keduanya, Jaemin pun berjalan menuju rak dan mengambil bubur khusus untuk bayi dan juga susu dan segera membuatnya. Ah seingat Jaemin susu dan bubur yang di tinggalkan Ibu Yuli sudah habis tadi pagi. Ibu nya hanya memberi dua sachet bubur bayi dan juga satu bungkus susu yang hanya tersisa sedikit.

Ah mas bodoh, yang terpenting Yuli bisa makan dan minum susu.

Belum selesai membuat susu, si kecil ternyata sudah menangis dengan kencang di ranjang. Jaemin segera berlari menghampiri Yuli, Jeno mungkin sedang memakan makanannya di meja sana.

"Hei, kenapa menangis. Mimpi buruk, hm?" Jaemin mengelus surai Yuli dengan sayang. Ajaib nya bocah mungil itu langsung menghentikan tangis nya.

"Anak pintar. Sekarang ganti popok dulu terus makan, oke cantik?"

"Mumamama∼" Jawab si manis Yuli—bukan si manis jembatan ancol.

Jaemin membopong Yuli dengan gemas. Tapi dia ingat jika stok popok Yuli baru saja habis. Ah dia lupa, bagaimana sekarang?

Jaemin berjalan menghampiri Jeno dengan tangan menggendong Yuli.

"Jen, minta tolong suapi Yuli, bisa ngga? Aku mau beli popok buat Yuli, habis tadi."

"Di lemari samping ranjang." Ucap Jeno membuat Jaemin lagi-lagi mendesah frustasi; tidak mengerti.

"Apa nya, Jen?"

"Popok," Jaemin menaikan alis nya, tanpa berkata apa-apa berlalu ke samping ranjang dan membuka lemari kecil itu. Di sana ada dua packs popok dengan ukuran cukup besar.

Ini siapa yang beli, Jeno? Apa mungkin? Tapi siapa lagi jika bukan Jeno kan.


🕳️°•Nomin•°🕳️
©Vvusr_

Sore harinya Jaemin membawa Yuli untuk keluar kamar. Dia merasa kasihan jika Yuli terus-terusan berada di dalam kamar, dia juga butuh menghirup udara segar.

Tapi itu adalah kesalahan pertama Jaemin kepada Yuli. Karenanya Yuli menjadi sakit sekarang. Pasalnya mungkin tubuh Yuli sensitif dan jika kena angin kencang atau pun hujan akan mudah jatuh sakit.

Sore itu keduanya banyak terkena angin yang akan menurunkan rintik hujan. Beruntung Jaemin sampai di asrama tepat waktu; sebelum hujan turun.

Malam nya Yuli menjadi sangat rewel. Badannya panas, membuat Jaemin kesusahan. Jeno hanya melihat, dia ingin membantu tapi dia tidak tau harus melakukan apa. Alhasil dia hanya melihat.

Jaemin mendekat kepada Jeno yang diam di kursi dapur.

"Jeno, minta tolong bikinin Yuli susu, boleh?" Ucapnya setelah berada tepat disamping Jeno dengan menggendong Yuli yang terus meronta dan menangis.

Jeno berdiri baru saja akan melangkah untuk membuatkan susu tapi Yuli yang melihat Jeno malah kembali meronta meminta digendong oleh Jeno.

Jeno melihat Jaemin. Jaemin membuat ekspresi memohon. Akhirnya Jeno menggendong Yuli dan Jaemin beranjak untuk membuatkan susu. 

Setelah beberapa saat Jaemin kembali dan memberikan susu kepada Yuli yang berada di gendongan Jeno. Ah, sungguh seperti sepasang suami istri.

Begitu ajaibnya, karena sedari Jeno menggendong Yuli tadi, tangis bocah itu sedikit mereda dan baru beberapa menit menyusu bocah itu sudah terlelap bahkan sebelum susu itu habis.

To Be Continued

Vote&Coment
ꈍ ꈍ
𑄼



𝐎𝐮𝐫 𝐁𝐚𝐛𝐲✓【ɴᴏᴍɪɴ】Onde histórias criam vida. Descubra agora