chapter dua puluh dua

15.4K 2K 34
                                    

Jeno melihat sang istri yang tengah ditangani seorang dokter. Sebenernya Jeno tidak diperbolehkan masuk tapi lelaki itu tentu saja memaksa jadi sang dokter menyerah dan membiarkan Jeno melihat.

Jaemin meringis. Ya Jaemin telah membuka matanya beberapa saat yang lalu karena tadi dia dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Bagaimana dok?"

"Tidak ada masalah apapun. Hanya benturannya cukup keras mungkin efek pusingnya akan hilang selama beberapa hari ke depan."

Jeno mengangguk. Dia berdiri disamping brankar Jaemin.

"Dia boleh pulang setelah menebus obat. Oh dan kandungannya baik-baik saja, hanya dia perlu banyak vitamin dan nutrisi yang banyak. Jangan lupa untuk memeriksakannya ke dokter kandungan. Saya permisi,"

"Huh?"

"J-jeno."

"Apa kau mendengarnya?" Tanya Jeno masih dengan wajah bodohnya.

"Aku tidak yakin."

"J-jeno. YAK!" Teriaknya, tanpa peringatan Jeno membopong tubuhnya dan melaju dengan langkah cepat entah menuju kemana.

🕳️°•Nomin•°🕳️
©Vvusr_

"Ya, usianya baru sekitar satu minggu, selamat untuk kalian." Ucap dokter wanita yang telah memeriksa Jaemin.

Betul, tadi Jeno terburu-buru membawa Jaemin ke dokter kandungan yang ada dirumah sakit itu.

Dan hasilnya ternyata, BOOM! Jaemin mengandung. Jaemin tentu belum bisa percaya jika dia akan diberi anugerah indah dari Tuhan secepat ini.

Sepertinya benih Jeno memang yang paling baik dari jejeran yang terbaik. Bagaimana bisa. Bahkan usia pernikahannya baru sebulan lebih mungkin?

"Kandungannya sehat. Hanya perlu vitamin yang cukup. Jangan biarkan tubuh mu lelah dan jangan terlalu banyak pikiran. Itu akan berpengaruh pada kandungan mu. Oke, manis?" Ucap sang dokter dengan sedikit membual?

Jeno mendengus kesal. Dokter dihadapannya ini sangat genit! Jeno tidak suka. Dia menggoda istrinya.

"Jika sudah, buat kan resep vitaminnya dan kita akan menebusnya segera. Istri ku perlu istirahat yang cukup." Ucapnya menekankan kata yang ditebal kan. Jeno posesif memang sangat menggemaskan.

"Baiklah, jika terjadi apa-apa kembalilah kesini." Dokter itupun memberikan secarik kertas untuk ia tebus.

Jeno terkekeh miring. "Tidak dokter, kita hanya sedang berbulan madu dan kita akan kembali ke negara kami. Jadi tidak ada kesempatan untuk kita bertemu lagi. Jadi selamat tinggal dan semoga kita tidak bertemu lagi."

Dokter wanita itu terkekeh gemas melihat sepasang suami istri yang menurutnya lucu itu, dia tau jika sang suami cemburu kepadanya dan itu terlihat menggemaskan. Heol, dia sudah mempunyai suami dan anak mana mungkin dia jatuh cinta dengan Jaemin. Jeno ada-ada saja.

Sedangkan Jaemin menunduk malu atas sikap kurang ajar suaminya.

Jeno beranjak dari duduknya menggeret tangan Jaemin pelan. Menyuruhnya duduk di salah satu kursi disana sedangkan Jeno mengantri untuk menebus obat.

Setelah beberapa saat mengantri akhirnya Jeno kembali menghampiri Jaemin dengan membawa obat yang ada ditangannya.

Membawa Jaemin masuk ke dalam mobil saat itu juga Jaemin memukuli dada sang suami dengan brutal. Hei, apa salah Jeno?

"Sayang, hei. Ada apa?" Tanya Jeno menahan tangan Jaemin yang akan kembali memukulinya.

"Kau membuatku malu!" Kesal Jaemin.

"Apa yang membuat mu malu? Bahkan kau memakai baju serta celana mu."

"Bukan seperti itu∼"

"Lalu seperti apa, hm?"

"Kamu mengucapkan sesuatu yang memalukan kepada dokter itu!"

"Apa? Aku tidak menyukainya. Dia menyebutmu manis, dia menggoda mu. Aku tidak suka jika milik ku di goda orang lain."

"Tapi tidak perlu mengucapkan hal itu!"

"Aku hanya memberinya peringatan, sayang."

Jaemin menangkup wajahnya dengan kedua tangan.

"Aku malu Jeno! Dokter itu menertawakan kita! Astaga aku benar-benar malu ∼"

Ingat kan Jeno jika istrinya tengah mengandung! Karena sungguh, melihat Jaemin merengek seperti itu membuat sesuatu dibawahnya bergetar dan menegang.

"Jaemin, kumohon."

Jaemin melepaskan tangannya dari wajahnya untuk menoleh kesamping nya. Ada apa dengan Jeno? Kenapa suaranya menjadi lirih seperti itu.

"Jangan merengek seperti itu, kumohon." Desis nya membuat Jaemin sedikit banyak khawatir.

"Ada apa? Kenapa?"

"Sepertinya aku perlu menuntaskan sesuatu. Tunggulah disini, aku akan pergi ke toilet sebentar." Ucapnya lalu melenggang pergi tanpa memperdulikan Jaemin dengan raut tak mengerti dan sedikit khawatir.

Ada apa dengan Jeno? Apa yang perlu dituntaskan? Pikir Jaemin.

Kalian yang tau lebih baik diam dan jangan beritahukan Jaemin jika Jeno perlu menuntaskan serta menidurkan adiknya atau Jeno akan mengamuk nanti.

To Be Continued

Vote&Coment
Or
Santet?

©Vvusr_
19 Februari 2021

𝐎𝐮𝐫 𝐁𝐚𝐛𝐲✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon