chapter delapan belas

18.2K 2.6K 79
                                    

Sebelum membaca di sunah kan untuk vote dulu, ayo dong vote itu gratis loh~

Hari ini adalah hari kedua setelah Jaemin menjabat sebagai istri dari seorang Jeno Lee. Marganya kini mengikuti sang suami, Jaemin Lee.

Suami nya kini masih bergelung dengan ranjang bersama Yuli yang kini telah sah menjadi anak nya. Sudah dua hari ini juga Yuli sedang tidak sehat, dia terserang flu dan juga demam. Sejak saat itu juga dia tidak mau lepas dari kedua orang tuanya itu.

Jaemin terlonjat kaget ketika seseorang memeluknya erat dari belakang. Jaemin yang sedang memasak itu menghentikan kegiatannya sejenak, berbalik menghadap Jeno dan tersenyum manis menyambut pagi sang suami.

"Aku belum selesai memasak, mandilah dulu."

"Aku ingin memelukmu, bukan mandi."

Jaemin mengerucutkan bibirnya lucu, "mandilah, kita sarapan bersama. Bangunkan Yuli setelahnya."

Jeno berdecak ketika Jaemin kembali membelakanginya dan melanjutkan acara memasaknya.

"Kapan aku akan mendapatkan jatah ku?"

Sialan Jeno. Ingatkan Jaemin untuk menguras otak Jeno! Setelah berhasil melamarnya kala itu sifat baru yang Jeno miliki yang baru diketahui Jaemin itu membuatnya mual. Jeno menjadi sangat mesum!

"Diamlah! Aku sedang memasak."

"Tapi aku menginginkan mu. Kita belum pernah melakukannya karena Yuli yang terus merengek." Memang benar keduanya belum melakukan malam pertama karena sejak saat itu pula suhu badan Yuli panas dan terkena flu, mungkin karena kelelahan setelah seharian berada diluar karena pernikahan Muma dan Baba-nya itu diadakan secara outdoor.

"Kamu akan mendapatkannya nanti sekarang mandilah, ku mohon. Aku malu~" ucap nya dengan sedikit banyak salah tingkah. Jeno tergelak melihat tingkah malu-malu sang istri.

Jeno berlari menuju kamar ketika Jaemin hendak memukulnya dengan spatula panas itu. Sangat ganas.

Setelah beberapa saat akhirnya Jaemin telah selesai menyajikan sarapan bagi ketiganya.

Yuli berada dipangkuan Jaemin.

"Sekarang Yuli makan, menunya sekarang nasi dengan sayur!" Ucapnya girang. Ya, Chenle sudah memberi taunya apa saja yang boleh dimakan Yuli diusianya.

"Jaemin," panggil Jeno ketika baru saja duduk dihadapan Jaemin. Ah mereka sudah tidak berada di asrama lagi. Mereka telah pindah ke apartemen milik Jeno yang berada tak jauh dari universitas.

"Ya?"

"Pilih Yunani atau Islandia."

"Huh?"

"Untuk honeymoon."

"Oh, harus keluar negeri? Yuli masih kecil, kasian. Gimana kalo dinegara kita aja?"

"Yuli kita titipkan di orang tuaku, kita tidak akan bisa senang-senang jika kita membawa Yuli."

Jaemin merengut tidak suka, "tidak boleh! Gimana kalo Yuli menangis merindukan ku. Jeno~"

Jeno mengacak surai Jaemin gemas.

"Pilih disini dan kita akan pergi sebulan atau diluar tapi hanya satu minggu?"

"Jeno~"

"Pilih saja sayang."

"Tapi itu lama sekali, aku akan merindukan Yuli nanti!"

"Jadi? Pilih satu minggu 'kan?"

Jaemin mengangguk lesu. Jeno terkekeh gemas.

"Sekarang waktunya anak Baba untuk makan! Sini Baba suapi, biar Muma makan terlebih dulu, oke manis?"

🕳️°•Nomin•°🕳️
©Vvusr_

Setelah beberapa hari Jaemin merajuk bahkan enggan pergi ke kampus Jaemin dan Jeno berakhir disini, Islandia.

"Jenooo, kangen Yuli!" Jeno menghela frustasi. Entah sudah ke-berapa kali Jaemin mengeluhkan itu.

"Kita sampai di apartemen sebentar lagi,"

"Kenapa lama sekali!"

"Tak lama lagi. Setelah itu lakukan panggilan video lah dengan Yuli."

"Tapi Jen ..."

"Apa Jaemin—akh!"

Jaemin menarik rambut Jeno! Sangat keras.

"Jaemin! Sakit,"

Jaemin berakhir menangis dengan tangan yang tak berhenti memukul Jeno dan kaki menendang-nendang nya. Seperti anak kecil sekali istrinya itu.

Supir yang mengemudikan mobil itu hanya geleng-geleng kepala, heran dengan pasangan baru itu. Pasalnya sang istri sedari tadi tidak bisa diam dan terus merengek tanpa henti. Dengan sabar nya Jeno hanya membalas dengan gumaman dan memberikan pengertian seperti tadi.

"Sayang, berhentilah. Apa kau tidak malu?"

"Aku hanya merindukan anakku!"

Jeno tersenyum kesal. Menarik pinggang sang istri untuk lebih dekat dengannya dan mendudukkannya di pahanya.

"Aku siapa sekarang? Suami mu bukan?"

Jaemin mengangguk.

"Kita baru saja menikah beberapa hari yang lalu?"

Jaemin kembali mengangguk.

"Apakah kita pernah pergi hanya berdua setelah menikah?"

Kali ini Jaemin menggeleng.

"Apa yang seharusnya dilakukan seorang istri? Apakah hanya mengurus seorang anak dan menelantarkan ayahnya?"

Jaemin menggeleng ribut.

"Sekarang menurut lah pada suami mu ini. Kita hanya satu minggu disini, kita akan menghabiskan waktu bersama dan membawakan banyak mainan serta apapun yang kau mau bawakan untuk anak kita." Jelas Jeno membuat mimik wajah Jaemin sendu.

"Maaf."

Jeno mengeratkan pelukannya di pinggang sang istri.

"Tidak masalah. Tidurlah jika lelah,"

Jaemin mengangguk, menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Jeno.

Jeno mengelus surai Jaemin lembut.

"Kenapa kau begitu menggemaskan? Apakah kau akan tetap menggemaskan ketika berada dibawah ku?"

To Be Continued

Vote&Coment
Dong ayo!

©Vvusr_
14 Februari 2021





𝐎𝐮𝐫 𝐁𝐚𝐛𝐲✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now