chapter tiga belas

18.6K 2.7K 42
                                    

Yuli berada di tengah-tengah diantara Baba dan Muma nya. Yuli terus merengek menginginkan Baba dan Muma nya memeluk dirinya. Astaga, benarkah dia adalah bocah yang bahkan belum genap dua tahun bahkan belum bisa berbicara lancar selain mengoceh kan Baba, Muma dan ocehan yang tak dimengerti lainnya.

Disinilah mereka sekarang. Di ranjang Jaemin dengan saling memeluk; menghangatkan tubuh.

Yuli belum juga tertidur setelah memakan makan malamnya. Terus mengoceh entah apa, banyak kemajuan dari ocehan Yuli. Dia bisa mengoceh banyak kata yang entahlah apa artinya, meskipun dengan nada cadelnya.

"Tidurlah Yuli-ah." Ucap Jeno berakhir mendapat tabokan dari si kecil.

Jaemin terkekeh. Sepertinya sang anak merajuk karena belum ingin tidur.

"Yuli mau susu?"

"Cucu-cucu∼"

Jeno dan Jaemin membulatkan matanya.

"What! Kamu bahkan sudah bisa meminta susu? Oh astaga, Jeno. Dia menggemaskan!" Pekik Jaemin. Jeno hanya tersenyum bangga.

Jaemin berjanji akan terus mendidik serta memberikan kasih sayangnya kepada bocah lucu yang ada dihadapannya ini. Ternyata memiliki anak bisa semembahagiakan ini ya?

"Baiklah aku akan membawakan susu untukmu. Tapi berjanjilah untuk tidur setelah itu."

"Baik Muma," ucap Jeno.

Jaemin memicingkan matanya lalu terkekeh pelan. Bagaimana bisa Jeno menjawab pertanyaan Jaemin mewakili Yuli dengan wajah datarnya itu!

Jaemin melangkah ke dapur untuk membuat susu setelah mencuri satu ciuman pada pipi Yuli. Membuat Jeno iri saja.

Dan kembali setelah beberapa saat dengan membawa satu botol susu.

Jaemin membaringkan dirinya kembali, tangannya terulur untuk memberikan susu kepada Yuli. Yuli menerimanya dengan senang hati; menyedot karet yang mengeluarkan susu itu.

Setelah lelah menyusu dan kantuk menyerangnya, akhirnya Yuli pun terlelap dengan susu yang masih tersisa sedikit.

Jeno dan Jaemin hanya memperhatikan Yuli yang menyusu.

Jaemin menoleh kan kepalanya menghadap Jeno.

"Jeno, err— tidak ingin pindah? Ah maksud ku, mungkin kamu tidak nyaman disini. Yuli sudah tid—"

"Bisakah aku tetap disini? Ini terasa nyaman, aku akan tidur. Kau tidurlah segera, selamat malam—Muma." Setelah itu Jeno mengatupkan matanya; tidur.

ASTAGA! Bisakah Jaemin menghilang saja sekarang? Pipinya memanas, lagi dan lagi, sungguh! Beruntung Jeno sudah memejamkan matanya. Jaemin tidak akan bertambah malu 'kan.

Sungguh. Jaemin tidak ingin mengakui ini. Jaemin tidak jatuh cinta pada Jeno kan? Ah entahlah!

🕳️°•Nomin•°🕳️
©Vvusr_

Jeno menggeram kesal. Jeno sedang menunggu Jaemin didepan, tak jauh da pergi ke perpustakaan bersama Yuli. Tapi tiba-tiba gadis sialan itu kembali muncul.

"Jeno, aku kurang apa sebenernya? Aku cantik, seksi, mulus. Dibandingkan lelaki jalang itu—"

"Diam!"

"Jaemin bahkan jauh dari lo, dari segi apapun!"

"Aku udah tau kalo kamu sama dia itu bukan suami istri Jeno! Mengaku saja jika dia hanya jalang, iya kan?"

Nafas Jeno tak terkendali, berurusan dengan gadis tidak tau diri ini menguras banyak emosi.

"Tutup mulut lo! Jika saja gue tidak sadar kalau lo seorang gadis, sudah gue hajar hingga masuk neraka, sialan! Sekarang pergi, brengsek!"

Jaemin yang mendengar Jeno berteriak berjalan tergesa menghampiri Jeno. Ah ternyata bersama gadis centil itu.

"Jeno, kamu kasar." Peringat nya.

"Sudah?" Tanyanya, mengabaikan peringatan Jaemin.

"Sudah."

"Ayo pulang." Jeno menggandeng Jaemin dan melangkah berniat meninggalkan Yeeun sendiri sebelum Yeeun kembali berbicara dan menghentikan langkah Jeno secara otomatis.

"Jeno kamu akan dijodohkan lagi."

Tidak ada yang menyahut. Jeno mengeraskan rahangnya.

"Ah aku sangat senang. Akhirnya aku akan hidup damai nanti. Tunggu malam nanti, pasti orang tua mu akan menelpon dan membicarakan tentang perjodohan mu."

Setelah berbicara seperti itu Yeeun pergi meninggalkan mereka. Jeno yang emosinya berada di puncak mencengkram lengan Jaemin dan menariknya kasar.

Jaemin mendesis pelan. Lengannya sakit karena cengkraman Jeno. Tapi dia tidak berani berbicara, Jeno terlihat sangat menyeramkan sekarang.

Setelah sampai di kamar, Jeno menyuruh Jaemin untuk meletakkan Yuli yang tertidur di box bayi. Jaemin menurut.

Setelah itu—

"Akh!"

—Jeno membanting Jaemin ke ranjang. Astaga punggung Jaemin terasa sangat sakit sekarang! Jeno sangat menyeramkan.

"Je-jeno."

Nafas Jeno memburu. Dengan tergesa-gesa Jeno meraup bibir Jaemin kasar. Jaemin membelak. Bibirnya di lumat kasar oleh seorang Jeno! Jaemin mencoba mendorong dada Jeno yang mengungkung nya, tapi nihil. Kekuatan mereka tidak se banding.

Jeno menggigit bibir Jaemin hingga berdarah. Sungguh, itu terasa sangat sakit!

Jaemin terisak dalam kungkungan Jeno. Sedangkan Jeno memejamkan matanya erat.

Tapi Jaemin menyadari sesuatu, ada bulir yang akan turun dari mata Jeno yang terpejam.

Apa sesakit itu hidup Jeno yang terlihat biasa saja ketika dilihat oleh mata?

To Be Continued

Vote&Coment
Not forget!

©Vvusr_
9 Februari 2021

𝐎𝐮𝐫 𝐁𝐚𝐛𝐲✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now