chapter dua puluh

17.7K 2.2K 97
                                    

Jaemin mendesis. Pantatnya sangat perih. Jeno benar-benar melakukannya semalam. Dan apa kalian tau? Dia sangat menyeramkan! Dia tidak mau berhenti hingga dini hari!

Jaemin memang sangat menikmatinya karena Jaemin akui jika Jeno ternyata sangat handal membuatnya mendesah nikmat. Tapi ini akibatnya! Pantatnya terasa sangat sakit, bahkan untuk bangun saja rasanya seperti remuk badannya terutama bagian belakang nya.

"Shh,"

Jeno terbangun karena pergerakkan yang Jaemin lakukan.

"Apa sangat sakit?" Jaemin terlonjat dipelukan sang suami.

"Ah, maaf apa aku membangunkan mu?"

"Tidak masalah. Apa terasa sangat sakit?"

"Sedikit—banyak."

Jeno terkekeh, mengecupi wajah Jaemin bertubi-tubi.

"Jeno hentikan∼"

Jeno menghentikan aksinya sejenak, "tidak bisa." Dan kembali mengecupi wajah Jaemin kembali. Kecupannya turun ke hidung mancungnya dan kembali turun hingga bibir nya menempel di benda kenyal Jaemin.

Jaemin hanya menikmatinya. Ini nyaman, pikirnya.

Jeno menempelkan disana lama hingga dilumatnya bibir Jaemin yang terasa candu itu. Sesekali menggigit pelan.

"Agh, Jen!"

Jaemin melenguh ketika benda tak bertulang masuk ke dalam mulutnya. Bergerilya disana membuat rasa geli yang nikmat.

Jeno menyibak selimut yang membungkus mereka. Jeno naik ke atas tubuh Jaemin, mengungkung tubuhnya.

Jaemin kembali mendesah ketika Jeno mencubit pelan puting nya. Jeno benar-benar sialan. Jeno kembali membuatnya gila.

Hanya dengan ini tubuhnya terasa panas bahkan selangkangannya telah basah karena ulah Jeno.

Oh apakah mereka akan kembali melakukan hal panas yang bahkan dihari yang masih pagi ini?

Jika kalian ingin tau jawabannya adalah— ya!

🕳️°•Nomin•°🕳️
©Vvusr_

"Lakukan dengan benar, Jeno!"

"Sudah ku bilang bukan jika aku tidak bisa?"

Jaemin mengusap wajahnya kasar.

"Hanya lakukan sesuai apa yang aku katakan!"

"Aku sudah melakukannya."

"Tapi tidak dengan—oh astaga." Desah kesal nya.

"Sayang aku tidak bisa."

"Tapi kamu harus Jeno!"

"Jangan masukan air kedalam minyak panas! Kamu bisa—"

"Akh!"

Jaemin menatap Jeno tidak percaya. Bagaimana bisa suaminya itu mencampur air kedalam minyak panas? Oh astaga.

Jeno menghampiri Jaemin yang berbaring cantik di sofa yang tak jauh dari dapur dengan memegang tangannya yang memerah karena cipratan minyak panas.

"Aku tidak bisa sayang. Kita pesan makan dari luar saja, oke?" Ucapnya setelah sudah berada tepat dihadapan Jaemin.

Jaemin mendengus kesal.

"Ambil kotak obat, cepat!"

Jeno menurut. Jeno kembali dengan membawa kotak obat dan menyerahkannya pada Jaemin.

Jaemin mengobati kemerahan ditangan Jaemin akibat minyak panas dengan terus mengoceh.

"Kita pesan makan diluar, ya?"

"Tapi aku ingin kamu memasak! Itu adalah hukuman mu!"

Jeno meringis menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maafkan aku. Aku sungguh tidak bisa menahannya."

Ya Jaemin sebenernya tengah menghukum sang suami. Bayangkan mereka kembali melakukanya tadi pagi hingga siang! Bagaimana pantatnya tidak kebas? Jangan lupakan jika Jeno melakukanya dengan kasar karena nafsu.

"Kau bisa menghukum ku nanti. Kita belum memakan apapun dari pagi. Kita pesan makan, oke?"

Jaemin mengangguk pasrah. Baiklah Jaemin mengalah kali ini. Tapi tidak untuk lain kali!

"Anak pintar!" Jeno mengusak rambut Jaemin gemas.

"Aku ingin menonton televisi∼"

Jeno terkekeh pelan.

"Baiklah tuan putri." Jeno merentangkan tangannya disambut baik oleh Jaemin. Jeno melangkahkan kakinya menuju sofa depan televisi dengan Jaemin yang ada di gendongan nya.

"Terima kasih." Ucap Jaemin ketika Jeno sudah membaringkan dirinya di sofa dengan paha Jeno yang menjadi tumpuannya.

Jeno mengambil ponsel nya yang berada di kantung celananya untuk memesan makan dari luar.

"Hari ini kau mau pergi kemana?" Tanya Jeno yang sudah memusatkan perhatiannya pada Jaemin.

"Aku tidak ingin kemanapun. Aku hanya ingin dirumah dan bermalas-malasan." Jawabnya, membalik tubuhnya untuk memeluk perut sang suami.

Jeno terkekeh.

"Bermalas-malasan dan akan merepotkan suami mu karena aku akan selalu menggendong mu ketika kau ingin pergi ke manapun, benar?" Goda Jeno.

Jaemin mengerut. "Apa kamu keberatan dengan itu?"

"Tidak." Jawabnya cepat.

"Lalu kenapa kamu bilang merepotkan!"

Jeno tergelak. Kini membuat Jaemin kesal adalah hobinya.

"Tidak aku hanya bercanda."

"Tidak lucu!"

Mereka kembali bercengkrama ria tanpa memperdulikan nyamuk yang berkeliaran disekitar mereka. Hingga makanan datang dan mereka menyantapnya dengan lahap karena mereka kelaparan!

"Sayang, jangan lupakan jatah ku nanti malam, oke?"

Oke sepertinya pantatnya akan selalu perih karena Jeno yang tak pernah lupa menagih jatah malam panasnya.

To Be Continued

Vote&Coment
No lupa!
Oke?

©Vvusr_
16 Februari 2021

𝐎𝐮𝐫 𝐁𝐚𝐛𝐲✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now