#7; karin sadar?!

167 74 34
                                    

Keesokan harinya Revi seperti biasa menjaga Karin di shift siang sampai sore. Begitupun Andre menjaga Karin, mengajak Karin bicara, mengganti infusnya, mengobati luka-luka Karin di shift malam hingga pagi.

Malam itu saat Revi dan keluarganya makan malam di meja makan bersama. Orang tuanya menyampaikan bahwa malam ini mendadak harus pulang kampung ke Malang, Jawa Timur karena nenek dari bapaknya yang sudah tua dan sakit-sakitan tiba-tiba jatuh di kamar mandi. Jadi malam itu orangtua Revi akan berkemas setelah makan malam.

"Kalau gitu aku pesenin travelnya ya." Kata Revi.

"Udah kok. Dipesanin sama Dave." Jawab bapaknya lalu melanjutkan makan.

"Kasihan nenek. Semoga nenek cepet sembuh. Amin." Ujar Revi lalu mengusap tangan bapaknya dan tersenyum. "Sabar ya pak. Nenek itu kuat. Pasti cepet sembuh." Revi berusaha menyemangati bapaknya.

"Amin.. " Jawab mama dan bapak serentak.

Saat mengantarkan orangtuanya ke depan rumah untuk menunggu travel, Revi berdiri di tengah bapak dan mamanya dan menggandeng lengan mereka. "Ma, pak, kapan pulangnya?."

"Ya liat nanti, Rev. Kalau nenek cepat membaik, mama dan bapak langsung pulang kok." Jawab mamanya.

"Jangan lupa kasih makan cupang dan burung bapak ya. Awas jangan lupa, kamu kan orangnya teledor." Celetuk bapaknya.

"Yang di khawatirin itu anaknya. Lah ini yang dikhwatirin malah hewan peliharaannya." Revi cemberut sinis.

"Iya, binatang kan ga bisa ngomong kalo dia lapar. Itu maksud bapak." Jawab bapaknya.

"Udah semakin kamu jawabin bapakmu, bapakmu ada aja jawabannya." Mamanya tertawa dengan kelakuan anak dan suaminya itu.

Travelnya datang dan siap mengantar orangtua Revi ke Malang. "Hati-hati ya ma, pak. Kasih tau Revi kalo ada apa-apa." Pesan Revi dari jendela.

"Iya. Kamu juga hati-hati ya di rumah." Pesan mamanya."
Revi tersenyum dan mengangguk.

Mobil travel melaju dan Revi memasuki rumahnya.

Semua pintu telah ia kunci. Ia mulai mengoreksi tugas-tugas muridnya. Revi adalah guru bahasa Indonesia kelas 1-3. Tugas yang ia berikan seminggu lalu belum dia koreksi sama sekali. Jadi malam ini ia harus lembur mengoreksi tugas murid-muridnya.

Revi melihat kalender di kamarnya. Ternyata besok tanggal merah. Ia berencana menjaga Karin dari pagi sampai malam.

"Terkadang aku merasa tidak kuat merawat Revi. Ini bukan pekerjaan tapi kerelaan hati. Merawat orang sakit itu bukan semudah seperti di film-film. Merawat orang sakit itu perlu kesabaran dan kekuatan. Aku juga manusia biasa. Terkadang merasa kuat, terkadang merasa lelah hingga mau menyerah. Terkadang aku pun bingung sampai hari ini tidak ada keluarga dari orangtua Karin datang menjenguknya. Apa mereka sama sekali tidak menganggap Karin seperti anaknya sendiri?. Apa mereka tidak ingin tau bagaimana rasanya merawat orang sakit?. Atau minimal perhatian sedikit saja pada Karin?. Apa hanya aku satu-satunya yang peduli pada Karin?." Revi menghela nafas dan menundukkan kepalanya. "Tuhan, kuatkanlah aku." Revi merasa lelah dan ingin menyerah sampai-sampai ia menangis.

Keesokan pagi di rumah sakit. Revi sudah datang sampai di RS jam 7 pagi. Ia juga sudah memberi makan burung dan cupang peliharaan bapaknya serta membersihkan rumah. Pekerjaannya yang mengharuskan ia setiap hari bangun pagi bukan menjadi masalah ia untuk bangun pagi meski tanggal merah karena sudah menjadi suatu kebiasaan.

Ia mengunjungi kamar inap Karin sambil tersenyum. Ia mendapati Andre yang sedang membelai kepala Karin. "Cepet sembuh ya, nak. Masa depan kamu masih panjang."

Dua Malaikat Untuk KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang