[Diary 44] Family

Start from the beginning
                                    

“Kau kesal karena aku membully Sarang? Kau kesal karena dia terluka? Hahaha, sialan kau, aku akan membunuhmu sekarang juga!”

Ketika Jay hendak memukul wajah Beomgyu, langsung saja Taehyun berdiri dan menendang perut Jay kuat-kuat hingga lelaki itu jatuh ke lantai.

“Lucu sekali, kau tidak punya bukti apapun dan hanya menebak-nebak seenaknya tetapi kau berani menuduh orang lain untuk masalah keluargamu yang rumit, mengapa kau tidak nikmati saja apa yang terjadi?” ucap Taehyun sambil tertawa pelan.

“Benar, kalau tidak ingin hal buruk menimpamu, maka seharusnya kau tidak bersikap buruk pada orang lain,” timpal Hueningkai.

“Ini karma-mu.”

Minjeong yang baru datang ke kantin seorang diri melihat Jay diintimidasi oleh Taehyun, Beomgyu dan Hueningkai, sontak gadis itu berlari menghampirinya.

Sempat tatapan Minjeong dan Beomgyu bertemu, namun lelaki itu terlihat begitu dingin dan tidak perduli pada Minjeong sama sekali.

“Kau memukulnya? Mengapa kau lakukan itu? Padahal seharusnya kalian bertiga tahu kalau Jay sedang tidak bisa berpikir jernih, mengapa kalian justru semakin membuatnya terluka?” ucap Minjeong membela Jay.

“Lalu apa perduliku?” balas Beomgyu begitu cuek.

Minjeong berdiri dan dia menatap Beomgyu seakan tidak percaya, sosok lelaki yang berdiri di hadapannya ini terasa seperti orang lain.

“Aku tahu kalau aku salah padamu, aku sudah membuatmu marah dan kecewa, jadi aku mohon maafkan aku … tetapi ini bukan Beomgyu yang kukenal.”

Tanpa sadar Taehyun justru nyaris tertawa mendengar ucapan Minjeong, gadis itu menoleh dan terlihat tidak suka dengan raut wajah Taehyun, bahkan Hueningkai juga terlihat senang sekali melihatnya gelisah.

Beomgyu mengangkat tangan dan memegang helaian rambut Minjeong begitu lembut, menyelipkan rambutnya ke belakang telinga gadis itu seraya tersenyum tipis.

“Berpacaran denganmu saja sudah menjadi aib untukku, kenapa kau menjijikan sekali? Kalau aku menjadi kau, mungkin aku akan menggunakan semua uangku untuk operasi plastik.”

Beomgyu yang tersenyum begitu bahagia seakan seperti mimpi buruk.

Bagaimana bisa dia tersenyum dan menjadi begitu senang saat melihat orang lain kesusahan? Beomgyu yang semua orang kenal dulu adalah seorang lelaki berhati lembut, namun kini dia tersenyum seperti anak iblis.

****

Libur di hari sabtu, pagi itu Beomgyu berencana untuk mendatangi rumah sakit untuk kesekian kalinya, namun Yeonjun terlihat memakai pakaian bagus dan dia menyuruh Beomgyu untuk berganti pakaian.

“Hari ini kita berdua akan pergi jalan-jalan,” ucap Yeonjun pada adiknya.

Beomgyu terlihat sangat tidak bersemangat.

Selama berhari-hari semenjak Sarang berada di rumah sakit, dia jarang sekali makan, terlebih lagi jika Ayah mereka datang.

Hubungan keduanya seakan sedang diterpa hujan.

Meskipun terkadang Beomgyu bersikap menyebalkan seperti biasa tetapi sebenarnya dia mengalami banyak perubahan, dia terlihat seperti sedang memikirkan banyak hal dan menjadi tidak bersemangat dalam segala hal.

Dengan berbekal uang yang diberikan oleh ayah, akhirnya Yeonjun memutuskan untuk membawa Beomgyu jalan-jalan ke suatu tempat yang sangat penting bagi mereka berdua.

Setelah dua setengah jam perjalanan melelahankan, mereka berdua sampai pada sebuah tempat yang luas seperti sebuah taman, ada begitu banyak bunga matahari yang tinggi seperti sebuah hamparan lalu bunga-bunga cantik pada sisi lainnya.

Tempat itu seperti wisata taman bunga.

Yeonjun tersenyum melihat seluruh pemandangan yang begitu akrab di matanya, kemudian dia menarik tangan Beomgyu untuk duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati hamparan bunga dan kupu-kupu cantik.

Rupanya Yeonjun datang ke sini bertujuan untuk piknik, dia sudah membawa banyak sekali makanan buatan pelayan di rumah mereka.

“Kau ingat tempat ini?” tanya Yeonjun pada Beomgyu sambil membuka kotak bekal.

Beomgyu mengangguk pelan, tidak mungkin dia lupa pada taman bunga ini meskipun sudah bertahun-tahun berlalu.

Yeonjun menarik napas menikmati udara yang bersih, “Ini tempat di mana Ayah pertama kali membawa kita jalan-jalan setelah bercerai.”

Tempat ini adalah saksi bisu dari banyak hal.

Nenek mereka pernah membawa ayah mereka, Siwon, berjalan-jalan ke taman ini saat masih muda hanya untuk piknik bersama.

Kemudian Siwon membawa seorang wanita cantik berambut panjang, berkencan di taman ini lalu melamarnya dengan sebuah cincin emas yang dia beli sendiri.

Setelah bertahun-tahun menikah akhirnya Siwon datang lagi ke tempat ini dengan membawa kedua anaknya, tepat setelah bercerai.

Dia mengatakan kalau taman ini adalah sebuah ‘awal’ dan ‘akhir’ baginya.

Akhir dari masa kanak-kanak, awal dari pernikahan dan akhir dari pernikahan.

“Dulu sambil menggandeng tangan kita, Ayah berjanji kalau dia tidak akan menikah lagi dan hanya akan mengurus kita berdua, hanya memikirkan masa depan kita, apa kau mengingat semua itu?” tanya Yeonjun.

Lagi-lagi Beomgyu mengangguk.

“Meskipun sedikit menyebalkan karena dia hanya memikirkan nilai dan prestasi, tetapi suatu hari semua akan berakhir.”

Beomgyu mulai teringat akan hari-hari pertama perceraian ayahnya.

Dia berkerja keras sekali, mewarisi semua perusahaan dari Kakek dan bekerja setiap waktu, belajar memasak hanya karena dia belum mencari pembantu lalu pulang bekerja dengan membawa makanan dan mainan untuk mereka berdua.

Saat kecil Beomgyu selalu saja menangis, merengek karena merindukan ibunya, dia juga akan menangis hanya karena mainannya rusak.

Pada hari-hari berat itu Siwon hanya akan duduk di ruangannya dengan beberapa botol alkohol sebagai perantara setiap perasaannya.

Meskipun begitu dia tetap tidak meninggalkan Yeonjun ataupun Beomgyu.

Pasti berat seorang pria mengurus kedua anaknya seorang diri.

“Maafkan aku ….”

Beomgyu memeluk kedua kakinya dan dia mulai menangis tatkala teringat seberapa bermakna tempat ini, Yeonjun mendekat seraya menggosok punggungnya, dia tersenyum seolah-olah semua akan baik-baik saja.

Taman ini memang ‘awal’ dan ‘akhir’ bagi mereka.

Sebuah awal dari masa kanak-kanak yang begitu berat, sekarang taman ini akan menjadi akhir dari masa kanak-kanak itu, mungkin suatu hari nanti keduanya akan datang lagi.

“Ayo kita main ke rumah Nenek.”

.

.

TBC

Baru-baru ini aku buka cerita lama yang aku tulis di aplikasi Joylada.

Aku kangen cerita itu.

Ternyata alurnya lumayan bagus kalo dibikin versi wattpad.

Cuma aku mikir, "Wah, ternyata aku pernah alay."

ASLI, WALAUPUN ALURNYA BAGUS TAPI PEMBAWAAN PERCAKAPANNYA AGAK ALAY.

Tapi kalo mau diapus, sayang banget, ide ceritanya lumayan.

Dari cerita itu gagasan alur cerita Angel's Book bisa muncul.

Btw, itu cerita di joylada ku, tentang vampire.


Bab

7/1

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Where stories live. Discover now