PART 2

84 46 65
                                    

HAPPY READING 💙

Hari ini hari terakhir Ujian Akhir Semester. Semua murid tengah sibuk mengerjakan soal-soal ujian yang menyulitkan kepala mereka.

"Pssttt. Jon! Joni! Nomor 21 apa?" Teriak Jefri dengan nada berbisik meminta jawaban.

Joni seakan menebalkan telinganya. "Anjing ni anak," kesalnya.

Sekarang matanya beralih pada Radit. "Dit! Radit!"

Radit menoleh ke sumber suara. "Kenapa?" Tanyanya tanpa bersuara.

"Nomor 21 apa?" Ujarnya sambil menunjukkan jari kanan dua dan jari kiri satu.

Radit melihat kertas ujiannya lalu menatap Jefri lagi. Jefri sudah menampilkan ekspresi senang.

Radit menggeleng. "Belom," jawabnya berbisik.

Jefri berdecak kesal. Tak menyerah ia memanggil Raja. "Raja! Raja!"

Raja menoleh dan mengangkat dagunya. "Nomor 21," tanya Jefri.

Namun, Raja hanya menjawab dengan menggedikkan bahu.

Jefri menghela napas menunjukkan kesabarannya. Matanya sibuk melihat-lihat siapa yang akan menjadi target tanya-nya lagi. Matanya terhenti pada Keyra. "Key! Keyra!"

Keyra menoleh. "Apa?" Tanyanya sangat pelan.

"Nomor 21, Key."

"Nomor 21?" Tanya Keyra berbisik.

Jefri menjawab dengan anggukan. Setelah itu, Keyra menghadap depan dan mengangkat tangannya. "Bu!" Panggil Keyra pada Bu Nindi pengawas kelas X IPA 2. Semua atensi beralih pada Keyra.

Jefri melihat Keyra bingung. "Iya, Keyra. Ada apa?" Tanya bu Nindi.

"Jefri, bu. Tadi nanya ke saya nomor 21. Barang kali ibu bisa membantu Jefri."  Jefri melihat bu Nindi ketar ketir. Teman-temannya ini memang tidak bisa di andalkan.

Semua yang berada di kelas itu menahan tawa melihat ekspresi Jefri. "Jefri! Sudah saya bilang jangan mencontek! Kamu mau saya keluarkan sekarang juga?!"

"E-enggak bu. Saya nggak mencontek, sayaa... saya... Anuu-"

"Tidak usah banyak alasan! Sekali lagi saya liat kamu mencontek silahkan keluar dan tidak usah mengikuti ujian, agar nilai kamu kosong!"

"Baik, bu!" Jawab Jefri mantap.

"Untuk yang lain juga, jangan seperti Jefri! Jika saya liat ada yang mencontek. Akan saya suruh keluar dan nilai akan kosong! Mengerti?!"

"Mengerti, bu!" Jawab mereka serempak.

Setelah itu Jefri diam. Mengerjakan soal semampu dan setaunya saja. Sesekali ia menggunakan tak tik cap cip cup karena pasrah. Jangan di tiru, ya fren!

Berbeda dengan Vara. Anak itu sudah mantap dengan jawabannya. Semalaman ia belajar agar mendapatkan nilai yang maksimal. Walau begitu ia bolak balik mengecek jawabannya. Ia tidak ingin jawabannya salah satu pun.

A MILLION STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang