11. SEDIKIT PEDULI

Mulai dari awal
                                    

“Kiri kopling, kanan gas. Chat lo nggak penting makanya nggak di bales,” kata Resta membuat mereka tertawa.

Gavin mendengkus. “Seenggaknya di sekolah dia masih ngobrol sama gue.”

“Ngobrol juga karena lo pinjem pulpen, kalau nggak juga mana mau,” ucap Noval kemudian.

Sering bahkan sudah tak aneh lagi jika Gavin meminjam pulpen kepada Salsa, terkadang cowok itu menggigit ujung pulpen membuat Salsa harus rela memberikannya kepada Gavin. Pernah saking kesalnya Gavin selalu meminjam pulpen dan berakhir di gigit sampai Salsa membelikannya satu pack pulpen.

“Gibran lo nggak papa? Kok bisa sampe berantem sih?” tanya Nashwa saat melihat Gibran yang sedang duduk di depan kelasnya. “Sakit ya?” tanya Nashwa saat ingin menyentuh lebam yang ada di wajah Gibran.

Dengan cepat Gibran menjauhkan tangan Nashwa. “Gue nggak papa.”

“Katanya lo ribut sama Marvel, kenapa lo bisa ribut?” tanya Nashwa.

“Bukan urusan lo,” jawab Gibran.

“Gue cuman nggak mau lo kenapa-napa, lo bisa cerita sama gue,” kata Nahswa.

“Nggak semua masalah harus gue ceritain ke lo.” Perkataan itu mampu membuat Nashwa terdiam, hingga akhirnya pandangan Gibran teralihkan saat melihat Gina bersama Aldo yang berjalan di sampingnya.

Gibran bangkit dari tempatnya saat Gina berjalan mendekat. “Lo nggak papa?”

Gina menatap Gibran tanpa kedip. “Gue baik-baik aja.”

“Soal masalah tadi gue minta maap, lo jadi kena pukul Marvel,” ucap Gibran membuat teman-temannya menatap Gibran cengo.

Aldo yang berada di samping Gina menarik kerah kemeja Gibran. “Oh jadi gara-gara lo Gina sampe sakit kayak gitu?!”

Resta bangkit sambil mendorong bahu Aldo. “Santai bro, Gibran udah minta maap sama Gina.”

Gina menahan lengan Aldo. “Gue nggak papa, mending kita ke ruangan osis sekarang. Jangan sampe lo ketauan Bu Hana karena ribut.”

Kemudian Gina pergi, membuat Gavin yang duduk di tempatnya menatap keduanya dengan pandangan kesal.

“Gue bilang juga apa, nggak usah tolongin Gina,” ucap Gavin kemudian.

“Kali ini bukan gue yang nolongin dia, tapi Gina yang nolongin gue.”

Perkataan itu mampu membuat mereka terdiam, Nashwa yang berdiri di samping Gibran ikut tercengang saat mendengar penuturan cowok itu. Bahkan Gibran melupakan lukanya dan lebih memilih menanyakan keadaan Gina.

Sebenarnya ada hubungan apa Gibran dan Gina?

***

“Aduh Gin, lo nggak papa?” tanya Disya saat melihat Gina duduk di bangkunya.

Gina mengangguk. “Gue baik-baik aja.”

“Lagian kenapa bisa lo kena pukul Marvel? Kan tadi lo ke ruang guru di panggil Pak Seno, kenapa ujung-ujungnya lo ke ruangan basket,” kata Mayla menarik kursi kemudian duduk menghadap Gina.

“Ceritanya panjang,” jawab Gina.

“Untung hidung lo nggak papa, kena pukul juga nggak bakalan pesek. Lagian lo kan mancung.” Perkataan Sheva mampu membuat mereka menatapnya.

“Lagi serius malah bahas kayak gitu,” ucap Disya. “Lagian Marvel kenapa bisa mukul lo?”

“Nggak sengaja, tadinya Marvel lagi berantem sama Gibran,” sahut Gina sambil bersandar.

“Gibran lagi, Gibran lagi,” kata Mayla bosan. Gina diam tidak menjawab, cewek itu sibuk dengan tugas miliknya.

“Kalau kayak gini terus pasti lo juga bakal sering kena masalah Gin.” Ucapan Disya mampu membuat Gina berhenti menulis, kemudian cewek itu menatap ketiga temannya secara bergantian.

Sheva mengangguk setuju. “Pasti juga lo bakalan berurusan sama Nashwa.”

Mayla menjentikkan jarinya. “Bener tuh, apalagi Nashwa suka banget sama Gibran. Liat cewek deket sama Gibran dikit aja langsung di labrak.”

“Segitunya?” tanya Gina tak percaya.

Memang sudah hal yang wajar bagi mereka saat melihat Nashwa melabrak cewek yang mendekati Gibran, karena mereka tahu bagaimana rasa sukanya kepada Gibran. Cewek itu memang gila obsesi.

“Walaupun nggak main fisik, tapi omongannya nusuk banget,” sahut Sheva.

“Kalau ngomong juga ngegas mulu, jangan-jangan emaknya dulu ngidam gas kali ya?” tanya Disya kemudian.

“Sifatnya kan emang gitu, jadi udah nggak aneh,” jawab Gina.

“Lagian dia tuh punya mantan banyak banget, kayak udah tampungan asmara cowok aja. Tapi tetep aja, masih ngejar-ngejar Gibran,” kata Mayla.

“Gimana nggak ngejar-ngajar Gibran, orang cuman tu cowok aja yang nggak ngelirik dia,” celetuk Sheva.

“Lagian nih ya, gue suka banget liat dia mojok sama Noval! Coba deh mereka mojok berdua, ngarei sendiri gue liatnya.” Disya mengusap kedua bahunya sambil bergedik ngeri.

“Mulai deh ghibah,” ucap Gina.

“Ngobrol tanpa ghibah itu hambar,” tukas Sheva cepat.

“Tapi gue punya saran biar lo nggak di labrak Nashwa,” kata Disya kemudian.

Gina menoleh ke arah Disya. “Gimana?”

“Jadian sama Gibran.”

***

Update lagii yeay, ada yang nunggu?

Dari beberapa karakter di atas, yang mana favorit kamu?

Kamu suka gak kalau Gina sama Aldo?

Mau aku update kapan?

Spam next buat lanjut di sini

Spam nama Gibran biar inget terus

Spam nama Traideger

Follow instagram :
YUSIRAHMA01
GIBRANHADINATAA
GHINAGRASABELLA
TRAIDEGERR

Makasih yang udah baca, tetep pantengin terus cerita Gibran. Jangan lupa rekomendasiin cerita ini ke temen-teman kalian biar tambah rame dan biar semangat update❤

GIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang