10. Sisi Lain

45 6 6
                                    

Kembali kepada orang yang sama dengan perasaan yang sudah tak lagi sama.

***

Yupi agak bingung dengan tingkah suami nya yang tiba-tiba meminta nya untuk berkemas, kata nya mau berkunjung ke suatu tempat, anggap saja liburan jelas Zemo sebelum nya.

Yah, libur dari tekanan batin yang ada di rumah Zemo, libur dari kelas menyetir, libur dari les bahasa inggris nya dan jadwal padat yang di buat Zemo untuk Yupi.

Setelah meninggalkan kantor untuk beberapa keperluan, keduanya berangkat dengan mobil hitam milik Zemo. Tak ada kata diantara mereka. Hening. Sampai akhirnya Zemo memutar lagu The Chainsmokers untuk mengisi perjalanan. Zemo malas bicara karena memang tidak ada topik yang bagus untuk di bicarakan. Sedangkan Yupi, gadis itu sedang sariawan makanya lebih banyak diam, biasanya dia akan mengoceh sesukanya sampai Zemo kesal di buatnya.

"Tunggu di mobil, mau nitip sesuatu?" Tanya Zemo ketika mereka berhenti di sebuah mini market.

Otak usil Yupi mulai meracuni pikirannya, "pembalut. Tau kan ukurannya? Tadi lupa bawa." jawab Yupi dengan susah payah. Betapa senangnya dia karena bisa mengerjai Zemo dengan kondisi nya yang seperti ini.

"Pake sayap gak?"

"Ho'oh pak, yang pake sayap biar Yupi bisa nge-fly" ucapnya asal.

"Cih.. Sialan! Sekalian nge-fly pake ganja!" Tegas Zemo pelan. Ia memasuki mini market dan di sapa ramah oleh kasir dengan seragam khas Indongeret itu.

Zemo memilih barang yang akan di belinya, dan permintaan Yupi menjadi list paling bawah, artinya barang terakhir yang harus ia ambil sebelum menuju kasir. Kondisi mini market itu terbilang sedang ramai dengan pembeli dan beberapa anak berseragam sekolah SMA yang mungkin bolos sekolah hanya untuk membeli ciki dan berfoto ria di mini market biar terlihat seperti seleb.

Zemo celingak celinguk memastikan tidak ada yang melihat nya ketika mengambil barang pesanan istrinya, tanpa dia sadari aksinya terekam CCTV dan sedang menjadi tontonan renyah oleh kasir dan beberapa pembeli yang mengantre di kasir.

"Sweet banget ya pak sama istrinya, sampe bela-belain beli benda keramat kayak gitu hehehe, canda ya pak" kata kasir itu sambil mengemas barang-barang Zemo.

Canda lu bikin malu kasir!!!

Sontak wajah Zemo merah padam, ia membenarkan posisi maskernya mencoba bersikap ramah kembali, "haha gak juga mbak. Istri saya kemarin nabrak pagar pembatas, dan masih syok. Dia sih gak papa cuman guru mengemudi nya aja yang sawan sampai kena serangan jantung" jelas Zemo.

Sudah banyak guru yang menjadi korban dan sudah banyak mobil babak belur karena Yupi yang amatir selalu menabrakkan nya ke dinding pembatas, tapi tetap saja Zemo memaksa agar istrinya bisa mengemudi sendiri. Itu sudah menjadi bagian dari rencana nya.

Yupi mengulim senyum melihat Zemo meneteng tas belanjaan. Dia tidak menyangka Zemo mau membelikan benda itu. Mobil kembali melaju, meninggalkan ramai nya kota dan gedung-gedung tinggi. Beberapa kali melewati desa, sangat jauh dari perkiraannya sebelumnya. Sampai akhirnya mereka berhenti di depan sebuah rumah kecil dengan arsitektur yang modern.

Mendengar gemuruh mesin mobil, seorang wanita paruh baya sederhana keluar dengan mata berbinar di susul seorang gadis muda yang mencoba mengenali siapa yang datang.

"Mbok!" seru Zemo berjalan cepat dan memeluk erat wanita itu.

Yupi merasa asing dengan fenomena yang dia saksikan, terlihat seperti drama yang sering di tonton nya. Sisi lain dari Zemo membuatnya terpana. Yang di lihatnya bukan Zemo yang keras kepala, kasar, yang kalo ngomong without filter, tapi.. Zemo yang manja, lembut, ramah.

Lupakan SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang