Bab 23 : Pertemuan

74 19 0
                                    

Aku akan menceritakan pada kalian hal yang menarik.

"Mungkin kalian sudah dengar rumornya," kata Bu Mia di pertemuan klub avatar. "Ya, UAS memang berbentuk survival game. Namun, sebelum kita lanjut membahas perihal UAS ini, Ibu akan menjelaskan sesuatu hal yang penting." Aku merasa kalau Bu Mia sekilas melihat ke arahku yang ada di tengah hampir ke belakang.

"Avatar adalah sistem yang dibuat untuk kepentingan belajar, penampung emosi, dan senjata dalam ujian. Kalian pasti sudah dengar tentang hal ini saat pertama kali masuk. Semua sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi, pengubahan sistem di luar kebijakan sekolah merupakan sebuah pelanggaran berat." Aku mendengar bisik-bisik mengenai aku dan Arennga yang berusaha merusak sistem. Padahal Arennga yang melakukan, tetapi aku juga terkena imbasnya. Sialan memang.

"Akan berbahaya bila sistem avatar digunakan secara sembarangan. Makanya di luar ujian, avatar tidak dapat mengeluarkan senjata. Kerusakan fatal akan terjadi bila sistem pelindung tidak dipakai." Kata-katanya terkesan berputar-putar. Bilang saja kalau ingin menyindir.

"Seperti gosip-gosip yang sudah beredar dan kalian ketahui."

Aku menyumpah dalam diam.

"Okey, kita bahas UAS saja karena sebentar lagi kalian akan menghadapinya." Bagus. Sesuatu yang bermanfaat.

"UAS berbentuk survival game telah diterapkan ketika sistem avatar digunakan. Bentuk ini dipakai agar para siswa dapat menerapkan langsung pelajaran mereka di alam dan masyarakat. Jadi, tidak akan ada kalimat 'untuk apa belajar ini? Dipakai juga tidak.' Harus Ibu bilang, semua terpakai. Tidak ada ilmu yang sia-sia.

"Dalam ujian akhir nanti, kalian akan ditempatkan dalam satu arena besar. Setiap kelas punya arena mereka masing-masing. Penyesuaian arena akan diacak, jadi mungkin nanti kalian akan mendapat area hutan, sabana, pegunungan atau yang sejenisnya untuk kelas-kelas Scienta, dan perkotaan, pedesaan atau yang berkaitan untuk kelas-kelas Social.

"Ada beberapa peraturan yang harus kalian ingat dalam ujian ini ...." Aku tidak terlalu memperhatikan apa yang Bu Mia katakan. Aku terlanjur bosan. Lagi pula nanti pasti akan dibahas lagi di kelas sebelum ujian.

Pertemuan itu akhirnya berakhir. Aku langsung membubarkan diri dan segera pulang.

Oh, apa kalian mengira itu bagian menariknya? Bukan, bukan itu bagian menariknya, tetapi ini.

Kita akan melompat satu hari setelahnya.

Aku, Anastasia, dan Rama sedang berada di kantin. Mungkin kalian bertanya, kenapa Rama bisa berakhir dengan kami? Ya, sesuai kesepakatan tempo hari, aku dan Anastasia membantu lelaki itu belajar dan dia menjadi "budak" kami untuk waktu yang tidak ditentukan. Rama manut-manut saja dengan hal itu karena pekerjaan rumahnya yang bertumpuk sepadan dengan tenaga yang dikeluarkan untuk membantu. Jangan salah tangkap kalau aku dan Anastasia yang mengerjakan PR-nya, kami hanya menerangkan dasar-dasar saja dan selebihnya Rama yang mengerjakan. Lagi pula, katanya, sering-sering nongkrong dengan kami akan membuatnya ketularan pintar. Oke, kita lihat saja nanti. Semoga itu bisa benar terjadi.

"Oke, Nona-nona. Jadi, pesanan kalian adalah satu burger keju deluxe dengan tambahan daging, jus buah mangga, nasi goreng ayam, jus alpukat, dan dua puding cokelat. Benar?" Rama menulis pesanan kami di catatan ponselnya. Aku dan Anastasia mengangguk. Setelah memastikan untuk yang terakhir kali, laki-laki itu kemudian pergi untuk memesan.

"Kita tidak terlalu kejam, 'kan?" tanya Anastasia berbisik.

Aku berpikir sejenak. "Tidak," jawabku. Gadis itu memberikan tatapan sinis.

Kami mungkin sudah menunggu hampir sepuluh menit. Namun, belum ada satu pun pesanan yang datang. Tidak mungkin mengantre bisa sampai selama ini meskipun aku tahu bagaimana keadaan di sana. Tidak mau lama menunggu karena perutku sudah keroncongan, akhirnya aku memutuskan untuk menyusul Rama ke tempat makanan.

Avatar System: Juvenile State (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang