22

1K 47 5
                                    

Aku melipatkan kedua tanganku di atas meja, aku menindih tanganganku dengan kepalaku dan aku mulai memejamkan mata kala aku mendengar suara mobil Ian masuk kedalam gerasi.

Tak lama dari itu aku mendengar Ian memanggil-manggil namaku.

Panggilan itu mulai mendekat dan hilang..

Aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Hehe... Itu Ian.

Sesuatu tampak mengelus kepalaku, itu pasti Ian.

"Ya ampun Vi, kamu sampe ketiduran gini gara-gara aku telat pulang. Maaf ya." suara Ian. Bibirku tak tahan untuk tersenyum.

Tapi aku harus menahannya.

Hingga saat tubuhku melayang diangkat oleh Ian senyumanku langsung merekah, dengan cepat kilat aku mengecup pipi Ian.

"Vi. Kamu belum tidur?" Ian menurunkanku kembali duduk di bangku.

Aku menggeleng dan senyumanku pun belum pudar.

"Yuk makan, aku udah siapin makanan buat kita makan."

Ian hanya mengangguk.

Acara makan malampun berjalan lancar. Setelah selsai aku berinisiatif untuk mencuci piring.

"Aduh sayang, gak usah cuci piring gitu, kamu kan udah masak tadi, sekarang giliran aku yang cuci piringnya." ucap Ian. Aku membalikan badan menghadap Ian yang berada di belakangku.

"Ian ini cuma sedikit doang kok. Lebih baik kamu duduk aja dan nonton TV." ucapku dan membalikan badan kembali untuk melanjutkan mencuci piring.

"Ya sudah, nanti kamu nyusul ya, kita nonton."

"Siap." jawabku.

Aku harus menanyakan itu pada Ian. Apakah benar Ian dan Aqilla.
Ahk!!
Sudah lah aku tanyakan saja.

Setelah selsai mencuci piring aku menyusul Ian ke ruang keluarga.
Aku langsung duduk di sebelah Ian, dengan sigap Ian merangkulku.

Sedari tadi ternyata yang di tonton Ian adalah film horor.

Aku menelan saliva.
Horor?
Aku tak suka, aku takut, aku langsung memeluk pinggang Ian dengan Erat dan menenggelamkan wajahku ke ceruk leher Ian. Aku tak mau menontonnya.

"Ian... Kenapa harus film horor? Kamu tau kan kalo aku itu takut. Apa kamu lupa kalo aku itu takut film horor? Kamu lupa kalo aku takut banget sama yanga namanya hantu?." ucapku.

"Vi, seru loh ini enggak bikin takut kok cuma mungkin kaget aja."

"Aku gak suka film horor."

"Ya gak usah nonton."

"Ian!! Jangan film horor. PLEASE! Aku gak suka Ian, aku takut Ian."

"Ya sudah aku pindahin ke film action deh." ucap Ian dan vangkit untuk menggati film.

Aku tersenyum kearah Ian.
"Aku mau menanyakan sesuatu." ucapku saat Ian telah kembali duduk disebelahku.

"Apa itu?."

"Eem....-"

"Satu-satu nanyanya Vi.." potong Ian.

"Emm...-"

Ayo Vio... Kamu harus menanyakan Ian... Ini demi hubungan aku sama Ian...

"Emm... - Tadi itu aku nelpon kamu, tapi yang angkat telpon itu bukan kamu tapi Aqilla, terus Tante gatel itu bilang kamu dan dia su... Su-sudah melakukan itu. Apa itu semua benar?" tanyaku memejamkan mata saat melontarkan pertanyaan.

Aku membuka mataku, karna Ian tak kunjung menjawab pertanyaanku.

Aku melihat Ian tersenyum kearahku.

"Ian jawab pertanyaan aku, aku kan udah nanyanya satu doang." pintaku.

"Aku tadi memang bertemu dengan Aqilla, dia pakasa aku supaya aku menemaninya untuk makan, padahal aku telah menolaknya, tapi dia.. Ahk wanita itu!!"

Aku mengangkat sebelah alisku.
"Dia yang mengangkat telpon dariku, kamu dimana saat itu? Atau memang benar apa yang dikatakan Aqilla itu benar?." tanyaku.

"Saat itu aku pergi ketoilet sebentar dan ponselku tertinggal di meja makan."

"Dan yang di katakan Aqilla itu benar?." tanyaku.

Ian menggeleng.
"Aku tidak akan lagi berhubungan dengannya. Dan kamu tolong percayalah."

Aku memejamkan mataku, jantungku dari tadi sudah berdetak sangat cepat.

Aku akan mempercayai Ian sepenuhnya.
Aku membuka mataku perlahan.
Aku merasakan tangan Ian yang menyentuh pundakku.

Aku mengangguk. Yang pertama yang kulihat adalah senyuman Ian yang membuatku selalu ikut tersenyum.

"Aku harus segera pulang." ucapku.

"Hah? Mengapa tidak disini dulu saja, kalau disini kita bisa melakukan itu." bisikan itu lagi.

"Ian!!! Antar aku pulang sekarang!." ucapku dengan puipi yang telah memanas dan memerah merona.

"Hahaha... Yuk aku antar."

Ian tertawa huu!!.

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah tuh Ian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah tuh Ian..

Hallo guys...

Tinggalkan jejak ya...

Pesan hari ini dari saya..
Jangan pernah lupa untuk meminta maaf dan bertermakasih... 🌹

Salam hangat...

He Is Mine! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang