10

1.3K 93 18
                                    

"I love you." bisikan Ian membuat tangisku semakin menjadi-jadi.

"Hikss.. Hikss... Love hikkss you too..." balasku disela tangisan yang semakin kencang.

"Cengeng banget sih, malu dong sama anak-anak kita nanti." gurau Ian yang membuatku melepas pelukanku padanya.

"Aku gak cengeng ya!." ucapku menghapus air mata pada pipiku dengan kasar, dan melotot pada Ian yang tengah terkekeh geli.

"Kamu cengeng tahu. Cewek emang serba salah ya! Seneng nangis sedih juga nangis! Ck!." ucap Ian menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dih! Terserah Ian aja, yang jelas aku enggak cengeng! Aku gak secengek anak kecil." ucapku bayanganku langsung tertuju pada Anak kecil yang aku tolong waktu itu. Aku langsung membuang muka.

"Masa sih gak cengeng?." aku melihat Ian memasang wajah mengejek yang sangat menyebalkan.

Aku mencabikan bibirku, Ian!! Nyebelin banget sih! Aku layangkan tanganku dan mencubit pinggang Ian.
"Dasar nyebelin!!!." teriakku tepat didepan wajahnya.

"Aaww!! Vi sakit tau!." ringis Ian saat aku melpas cubitanku dengan kasar.
"Ssshhh..." Ian masih meringis..

Aku menjadi kasihan sama Ian, tak seharusnya aku mencubit dia seperti itu.

"Sakit banget ya emangnya? Maaf ya? Maaf udah cubit kamu, mau aku obatin gak? Atau mau dicubit lagi?." tanyaku diikuti sedikit kekehan yang keluar dari mulutku.

"Issh... Vi sakit tahu!."

"Hehe maaf maaf." ucapku aku mengusap-usap pinggang Ian yang tadi aku cubit.

"Hmm.."

"Dimaafin kan?" tanyaku dengan tangan yang masih mengusap-usap pinggang ian.

"Iya dimaafin." jawab Ian, aku berhenti mengelus pinggang Ian.

"Kenapa enggak dielus-elus lagi Vi?." tanya Ian menunjuk pinggangnya.

"Nanti aja setelah kita belanja bahan makanan!." ucapku berdiri.

"Maunya sekarang aja, elus lagi Vi!" ucap Ian manja.

"Ian!!! Ayo ke Supermarket!!!."

"Elus dulu!."

"Ke Supermarket dulu, nanti kalo udah pulang belanja baru aku elus lagi."

"Maunya sekarang Vi."

"Nanti."

"Sekarang."

"Ian cepetan sekarang kita belaja! Kalo enggak mau aku cubil lagi hah?!." tanyaku mengangkat tanganku hendak mencubit ian lagi tapi Ian menahan tanganku.

"Iya ayo sekarang." Ian merangkulku.

"Tapi, harus elus-elus lagi sehabis belanja."

**

"Matanya dijaga! Jangan genit-genit!." ucapku semakin mengeratkan pelukanku pada Ian.

Belanjaan sedang dibawa Ian, ya kita sekarang sedang di jalan menuju parkiran.

"Hehehe, Cuci mata sayang." balas Ian.

"Ian!! Itu mata jangan lirik-lirik cewek lain!! Jangan senyum-senyum kecewek lain!! Aku gak suka ya!."

"Iya sayang."

Pada saat Ian akan membukakan pintu mobil untuku tiba-tiba dari arah belakang ada yang memanggil Ian.

"Rian!..." ok itu suara cewek.

Aku segera membalikan badan diikuti Ian.
Cewek itu memasang muka terkejut dan aku lihat Ian pun sama-sama terkejut.

Tunggu dulu.

Aku pernah lihat cewek itu, dia yang ada di galeri Ian.

"Aqilla." nama itu keluar dari mulut Ian.

Jadi dia adalah Aqilla. Aqilla mendekat kearah Ian dan dan langsung memeluk Ian...

Hei!! Apa-apaan ini, dan Ian juga membalas pelukan cewek itu.

Emosiku memuncak.

"Lepasin!!" teriaku dengan tangan yang berusaha melepas pelukan keduanya.

"Lo siapa hah?! Main peluk-peluk cowok gue!? Ada hak apa lo peluk-peluk cowok gue tanpa seizin gue? Lo gak tahu kalo Ian itu pacar gue heh!? Lo siapanya main peluk-peluk Ian gue?!." ucapku mendorong pundak Aqilla yang aku yakini bahwa si Aqilla ini adalah temen Ian. Tapi aku gak peduli mau siapapun dia jangan harap bisa peluk-peluk pacar aku seenaknya.

"Hei! Apa lo bilang cowok lo? Jangan mimpi deh." ucap Aqilla dengan wajah mengejeknya.

"Iya Ian itu pacar gue!." jawabku tapi aku lihat dia malah tidak memperdulikan jawabanku dan malah menggenggam tangan Ian.
Membuatku geram saja!.

"Rian, kamu masih tungguin aku kan? Kamu bilang kamu akan nikahin aku kan setelah aku pulang ke Indo..."

What!!!

**

Nah itu dia Aqilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nah itu dia Aqilla...

Hallo semuanya....

Untuk hari ini...
Jangan lupa untuk bersyukur..
Lupakan hal yang menyakitkan dimasa lalu dan tulislah sesuatu yang menyenangkan untuk hari esok.
Dan...
Jangan lupa jaga kesehatan ya....

He Is Mine! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang