#9 S2

1.7K 218 125
                                    

*PERINGATAN!*

Disarankan membaca chapter ini memiliki jiwa dan mental yang kuat akan ke cringe an yang akan di masukkan dalam chapter ini.

*Sekian terima shoto ayam*

-----

Hari demi hari sudah terlewati.

Aku juga sudah mendapat informasi dari Aizawa-sensei mengenai kasus todoroki ini.

Tapi nihil setelah menjumpai dan mengintrogasi villain itu, jawabannya masih sama :

"Setiap orang punya cara penyembuhan masing masing, aku tidak tahu bagaimana caranya"

Aku menghela nafas setelah mengingat kata kata itu.

Namun kami juga sedang melakukan penelitian agar menemukan penawarnya.

"Aya-chan!"

Aku menoleh kebawah dan mendapati todoroki yang memanggilku

"Hmm? Ada apa?" Kataku yang berjongkok untuk menyetarakan tingginya denganku

'ASTAGAAA LUCU SEKALI' batinku tak karuan dengan wajah yang masih tenang dan damai

"Aya-chan wa daiiiiiisukiiiiiii" Ucap nya dengan lucu sambil membentangkan tangannya, mengisyarakatkan rasa suka nya yang besar

"Eh? K kenapa? Tiba tiba.. " Ucapku bingung dan agak sedikit terkejut

Ketahuan kalo seumur hidup jomblo dan tidak pernah ditembak oleh laki laki *plak*

Aku kembali memfokuskan pikiranku

"Umm wakaranai..." Ucap todoroki kecil lalu menunduk lesu

"Tapi-" Ucapnya lagi lalu menengadah menatapku
"Aku benar benar menyukaimu aya-chan! Sangaaaaat sangaaaat menyukaimu" Ucap todoroki lagi lalu memelukku

"E eh? Shoto? Aku kotor seharusnya kau tidak memelukku" Ucapku panik sambil mengangkat kedua tanganku agar tidak mengenai todoroki

Karena aku sebenarnya sedang membasuh piring didapur.

"Ii yo.., aku menyukaimu apa adanya hehe" Ucap todoroki lagi lalu mengencangkan pelukannya

Wajahku memanas dan aku membalas pelukan todoroki walaupun hanya dengan siku saja, karena tanganku masih basah

'Ini memalukan! bagaimana bisa aku salting karena ucapan anak umur 7 tahun' batinku

Todoroki melepas pelukannya lalu tersenyum riang   didepanku, aku pun membalas senyuman todoroki.

Tapi entah kenapa aku penasaran dari mana dia belajar berkata kata seperti itu, padahal mentalnya seperti anak umur 7 tahun pada umumnya.

"Mm shoto?" Panggilku padanya dengan lembut

"Eung?"

"Umm dari mana kau belajar kata kata seperti itu?" Tanyaku dengan wajah tak yakin

"Ah ano ne... "

Todoroki menarik apron yang kupakai dan menyeret ku kearah ruang tengah

"E eh? Sh shoto?" Ucapku bingung

"Itu" Katanya sambil menunjuk kearah tv ruang tengah kami

Aku melihat disana ada mina, yaomomo, dan ocacho yang sedang menonton film romance.

'Aaaah, mereka toh' pikirku 'mmm sepertinya aku saja yang menemani shoto bermain' batinku

"Shoto!" Panggilku

{END} Dream Come True | Todoroki Shouto X Reader (Oc) Where stories live. Discover now