[Diary 34] Kau Dan Aku

Start from the beginning
                                    

Aku mengeluarkan ponsel dan menunjukkan sebuah aplikasi bernama Fortune Diary kepada Beomgyu.

"Dulu saat pertama memakai aplikasi ini tampilannya tidak menyeramkan seperti sekarang, lalu tulisan 6/3 di layarnya juga mencurigakan."

Beomgyu melihat-lihat aplikasi Fortune Diary di ponselku, dia juga melihat beberapa diary yang sudah kutulis, untungnya dia tidak membaca semua tulisan itu.

"Ini aplikasi diary biasa," ucap Beomgyu dengan tenang.

"Benar juga, tapi aplikasi ini tidak bisa dilepas dan tampilannya aneh sekali, kenapa tampilannya berubah?"

"Entahlah, tapi menurutku tampilannya keren."

Aku memasang raut cemberut pada Beomgyu, bagaimana bisa dia menyebut gambar animasi berwajah marah dengan nuansa layar menyeramkan bisa terlihat keren, daripada disebut Fortune Diary justru aplikasi ini seperti Revenge Diary.

"Menggemaskan sekali."

Tiba-tiba Beomgyu mencubit pipiku sambil tertawa.

Dengan reflek aku menjauh sedikit dan terkejut, mengapa dia senang sekali merasa gemas padaku, memang apa yang kulakukan?

Jantungku jadi berdetak kencang sekali.

"Maafkan aku, tapi kau terlihat cantik dengan dress itu, hari ini rasanya spesial sekali karena hanya ada kita berdua," ucap Beomgyu sambil tersenyum tipis.

Wajahku terasa panas.

Mendengar Beomgyu berbicara dengan suaranya yang berat dan dalam, ditambah lagi suasana malam dan hanya disinari oleh cahaya bulan serta lampu taman, Beomgyu terlihat tampan sekali.

Sedikit saja, aku merasa seperti ada déjà vu aneh.

Rasanya seperti aku pernah duduk bersama Beomgyu pada suasana malam dengan banyak kunang-kunang di sekeliling kita.

Ah, rasanya aku seperti pernah bermimpi tentang hal itu, tapi aku juga tidak ingat kapan aku bermimpi duduk bersama Beomgyu pada suasana malam dengan kunang-kunang di sekeliling kita.

Ini aneh sekali.

****

Cookies 1

Beomgyu terdiam melihat Sarang nelamun sambil menatap wajahnya, entah karena mereka duduk berhadapan atau memang karena Sarang hanyut dalam pikirannya.

Lelaki itu tersenyum, entah apa yang sedang dipikirkan oleh Sarang tetapi dia terlihat lucu sekali jika sedang nelamun.

Dia teringat setiap kali Sarang melakukan hal baik padanya di masa lalu, meskipun gadis itu kini sudah tumbuh dan bukan lagi anak kecil seperti beberapa tahun lalu tapi sosoknya tidak pernah berubah.

Dia tetap Sarang yang Beomgyu kenal.

"Beomgyu, sebenarnya aku tidak ingin menceritakan ini pada siapapun, tetapi aku hanya ingin mendengar pendapatmu."

"Baiklah, apa yang ingin kau katakan?"

Sarang mendehem pelan dan menatap Beomgyu, "Belakangan ini aku merasa seperti diikuti oleh seseorang, maksudku, belakangan ini bermimpi aneh, aku seperti melihat seseorang tidur di kasurku atau seseorang sedang menatapku, seram sekali, kan?"

Perlahan Beomgyu kehilangan senyum di wajahnya, dia membuang tatapan ke arah lain tanpa berani melihat raut wajah Sarang.

"Waktu itu aku pernah bangun tidur lalu bibirku luka, sebenarnya selama ini aku berpikir kalau aku jatuh dari kasur tapi ... itu terasa sedikit janggal, aku juga terkadang melihatnya di depan pagar rumahku."

Beomgyu mendadak terkekeh pelan sambil tertunduk membuat Sarang menoleh dengan terkejut.

"Apa dia melakukan hal jahat padamu?" tanyanya.

Ragu-ragu Sarang menggeleng.

Bukan karena dia berpikir penguntit itu jahat tetapi dia hanya tidak tahu apa saja yang dilakukan olehnya, karena itu Sarang menggeleng.

Tadi gadis itu juga menunjukkan Fortune Diary kepada Beomgyu, bagaimana jika gadis itu mulai tahu kalau Beomgyu selama ini mengikutinya, memata-matainya serta menjaganya seperti seorang maniak.

Kira-kira raut wajah seperti apa yang akan ditunjukkan oleh Sarang jika mengetahui bahwa orang itu adalah Beomgyu sendiri.

Suatu hari Beomgyu harus mengakhiri permainan ini, tapi bagaimana caranya? Dia sudah bermain terlalu jauh dan semua sudah tidak bisa diubah lagi.

Selama ini dia mengikuti Sarang dan memata-matainya dengan seluruh kesadaran, Beomgyu tahu apa hukuman dari semua itu tetapi dia tetap mengambil risiko dan terus melakukannya.

Tanpa sadar Beomgyu mendekat dan mengikis jarak di antara mereka.

Sarang tersadar dan dia menatap Beomgyu dengan bingung, "Ada apa?" tanyanya.

Beomgyu terlihat ragu namun dia harus menetapkan hatinya sendiri, hanya untuk kali ini saja dia harus berani mengungkapkan semuanya.

"Apa kau belum juga menyukaiku?" tanya Beomgyu dengan nada agak pelan.

Sarang terdiam mendengar pertanyaan Beomgyu, dia sedikit bingung sekaligus merasa tidak terduga, terlebih nada suara Beomgyu menjadi berubah dan jauh lebih dalam daripada biasanya.

"Apa maksudmu?" tanya Sarang.

Beomgyu tersenyum tipis.

"Apa kau pernah mendengar ini Jung Sarang? Perasaan yang bertepuk sebelah tangan hanya akan membuatmu merasakan neraka."

Tiba-tiba dia semakin mendekat pada wajah Sarang hingga napasnya yang menderu keras begitu terasa di depan wajah gadis itu, kedua mata Sarang terbelalak dan dia mencoba untuk mundur namun Beomgyu menarik belakang kepalanya.

Gadis itu terlalu kaget dan menutup mata, perlahan dia mulai merasakan seperti ada sesuatu yang lembab dan hangat menempel pada bibirnya.

Apa yang terjadi?

Sarang terperajat kaget saat menyadari kalau saat ini Beomgyu mencium bibirnya, seketika dia menjadi lemas karena terkejut, kedua mata gadis itu telah terbuka dan terlihat bergetar.

Sambil terus melumat bibir gadis itu dengan pelan dan lembut, Beomgyu menyadari bahwa kini orang itu membuka mata, diapun ikut membuka mata dan menatap kedua mata Sarang lekat-lekat.

Alih-alih untuk berhenti, dia justru lagi-lagi menarik kepala Sarang sambil terus menciumnya, saat itu Sarang mulai menyadari beberapa hal yang selama ini terlewatkan.

Kedua mata Beomgyu barusan seperti kilatan aneh, mengingatkan Sarang pada kedua mata seseorang yang sedang menatapnya diam di malam hari.

Sorot mata gelap namun dalam milik Beomgyu persis seperti stalker yang mengikutinya selama ini.

Terlihat tajam namun sayu disaat bersamaan, ditambah lagi bau parfum ataupun pelembut pakaian milik Beomgyu, serta harum dari rambutnya juga, menyadari hal itu malah membuat Sarang gemetar, jantungnya terasa panas sekali dan debarannya mulai terasa sakit.

Tidak, biasanya Sarang akan merasakan sakit setiap tubuhnya lemah.

Dia mendorong kedua bahu Beomgyu sekuat mungkin hingga dia terpaksa menjauh dan melepas bibirnya dari bibir Sarang.

Wajah gadis itu terlihat pucat sekali dan napasnya menderu.

"Maaf ...," bisik Beomgyu.

Segera Sarang berdiri, berjalan cepat meninggalkan Beomgyu sambil memegangi dadanya yang terus terasa sakit.

.

.

TBC

TANGANKU NGGAK BISA BERENTI UPDATE CERITA INI, PASUNG AJAA PASUNG

Karena aku sudah nulis cerita ini sampe tamat, tanganku jadi nggak bisa berenti update.

Huhu

Suruh aku berenti dong

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Where stories live. Discover now