Peramal itu tak meladeni kemarahan dito, ia buru buru masuk kerumah.

Santi diam tak bergeming di belakang dito. Dari tadi dia hanya diam tapi menunjukan ekspresi panik yang luar biasa.

Dito melihat santi yang syok
"kau jangan gila, jangan percaya dengan peramal itu, dia cuma pembual biasa". Sentak dito.

                             l'm fine

Keesokan harinya, santi sedang masak, ia coba melupakan kejadian semalam,
Namun tak bisa, semakin ia coba melupakannya, semakin kata kata peramal itu terngiang ngiang ditelinganya.
     'anak ini pembawa sial'
Oeeeeeee....... Oeeeeee.... Oeeeee

Santi menghentikan kegiatannya saat mendengar salah satu si kembar menangis, itu adalah key. Santi mencoba menenangkan key sambil menunggu masakannya.

Kringggg.... Kringggg...
Ponsel berbunyi,  santi menghampiri telepon.
Tanpa ia sadari, key kecil yang di taruh nya dekat meja menendang nendang karena menangis, tendangan key kecil mengenai  air dan tertumpah di kabel listrik.

"ohhh iya nanti saya sampaikan ke suami saya" santi menutup telepon dari klien dito.

Santi mencium bau asap,

Asap.....

Santi berlari cepat ke dapur, alangkah paniknya dia saat tau bahwa dapurnya dipenuhi api. Dito yang baru datang pun terkejut, ia buru buru mengambil key. Meletakan key ke kursi lalu cepat menyiram api yang lumayan besar itu.

Setelah api padam dito terduduk kelelahan karna bolak balik mengangkat air. Santi mengerlip menatap key kecil.

"artinya emang anak ini pembawa sial"
"tutup mulut mu santi, tega sekali kau berbicara seperti itu"

Santi menunjuk dapur yang agak menghitam karena api.
"apa itu, hhh... Itu perbuatan nya"

"dia hanya anak kecil santi apa kau tak punya otak". kata dito marah.

"sekarang juga singkirkan anak itu sekarang mas..... aku tak sudi merawat nya lagi". santi memandang key benci.

"kau ibunya santi"
"hentikan mass.. "

Sejak kejadian itu key tak pernah diurus oleh ibunya sendiri. Dito sampai menyewa baby syster untuk merawat key saat ia bertugas diluar kota.

Seluruh kasih sayang santi di curahkan pada mora.

Saat ulang tahun si kembar ke 3 tahun santi memberikan mora tas pink kecil. Key dengan polosnya meminta juga, namun tak dipedulikan oleh santi. Key kecil menangis di balkon sendirian, kesepian, dan kedinginan sampai malam.

Saat usia si kembar 4 tahun, key dan mora bermain ditaman kecil dekat rumah mereka. Mora memakai sepatu roda yang dibelikan oleh santi. Mora memaksa key untuk mencoba sepatu rodanya.
Namun key menolak mentah mentah, mora terus memaksa key, hingga akhirnya key luluh juga.
Key tidak mengerti menggunakan sepatu roda, mora yang tak sabar melihat key, mencoba untuk mendorong key. Key berteriak ketakutan.

Mora tambah kesal dengan kelakuan  key, dengan sekuat tenaga, mora mendorong key kuat kuat, sepatu roda meluncur cepat. Key menjerit. Sebelum akhirnya menabrak pohon didepannya. Key pingsan dengan darah yang cukup banyak di dahi.

Dito memarahi mora ketika sedang berada di rumah sakit, dito telah melihat semua melalui CCTV dirumah mereka. Mora ketakutan, namun santi masih membela mora. Hingga terjadi keributan dahsyat. Mora menjadi sangat membenci key.

Saat usia mereka 5 tahun ada kejadian dahsyat, hingga dito meninggalkan santi dan mengajak  key bersamanya.

Suatu malam dito masuk ke rumah dengan gelisah, santi bingung dengan itu.

"perusahaan kita bangkut ma"
Santi terkejut dengan hal itu. Ia langsung memaki maki sendiri. Sampai kata kata kasar dikeluarkan.

"itu karna anak sial itu kan mas"

PLAKKKK..........

Sebuah tamparan mendarat ke pipi santi, mora menyaksikan semua kejadian itu dengan menangis, mora semakin membenci key, namun key sudah terlelap saat itu.

"ceraikan aku mass"
"oke, aku akan menceraikanmu, kau hanya menginginkan ku yang berduet kan"

"ajak sekalian anak sial mu itu"
"tak kau bilang pun aku akan ku bawa anak ku"

Sejak kejadian itu key dan mora tak pernah di pertemukan lagi .

                 ⚪to be continued

l'm Fine :) [ON GOING]Onde histórias criam vida. Descubra agora