"Lo-"

"Dower?" Ryujin yang melihat wajah pemuda yang menolongnya tak kalah terkejut. Dia langsung menjauhkan badannya dari pemuda yang di sebut Hyunjin tadi.

"Cih ternyata lo" sinis Hyunjin namun bukannya merasa kesal atau marah dengan tatapan sinis dari Hyunjin, Ryujin malah kembali menatap jalanan di depannya.

"Guan hilang" lirih Ryujin mengundang gurat bingung dari muka Hyunjin.

"Ha?, siapa tadi?, lo bilang guan. Guan siapa anjir?, disini gak ada orang lain" bingung Hyunjin. Mendengar pertanyaan Hyunjin, Ryujin langsung menunduk sambil membuang nafasnya kasar.

Seperkian detik kemudian dia berbalik dan berjalan ke arah motornya dengan kaki yang sedikit pincang. Tak jarang juga Ryujin meringis dan menutup matanya merasakan ngilu dan sakit pada kakinya yang di timpa motor tadi.

Hyunjin yang ditinggal hanya bisa mendengus kesal sambil teriak "MAKASI HYUNJIN UDAH NOLONGIN!!" bermaksud supaya Ryujin mendengarnya dan mengucapkam terima kasih kepadanya. Namun di luar dugaan Ryujin malah berbalik menatap sinis Hyunjin sambil berdecak pelan.

"Ck tadinya sih gue mau berterima kasih tapi liat tampang lo yang nyebelin itu jadi gak jadi" ucap Ryujin. Hyunjin menatap Ryujin dengan tatapan tak habis pikirnya, gimana bisa udah ditolongin bukannya ucapin terimah kasih malah ngejek.

"Lo bener-bener ya. Gue udah nolongin lo. Dimana-mana tuh kalau orang ditolongin yang ditolong langsung ngucapin makasih nah lo sendiri apaan?. Ckck dasar cewek jadi-jadian"

"Kenapa?, gak ikhlas lo?, gue juga gak nyuruh lo nolongin gue" sungguh Ryujin kayaknya emeng gak suka banget sama Hyunjin.

Sedangkan Hyunjin cuma bisa mendecih pelan. Dia terlihat kesal dengan cewek itu. Dia merasa nyesel nolongin Ryujin.

Ryujin berusaha untuk naik kemotornya dan memasang helm yang tadi di letakkan di pinggir jalan. Belum juga terpasang, atensinya teralihkan pada kaca spion motornya yang sebelah kiri pecah bahkan kacanya sebagian ada yang jatuh di aspal.

"Waduh bisa dimarahin sama bunda nih" Ryujin menepuk jidatnya kesal.

Tiba-tiba sebuah mobil hitam lewat membuat Hyunjin yang tadinya lanjut berjalan meninggalkan Ryujin langsung berhenti dan menatap lamat mobil itu hingga mobil itu sudah tak terlihat. Hyunjin berpikir sejenak lalu dengan cepat berlari kembali menghampiri Ryujin yang tengah memasang helm nya.

"Gue tau kaki lo sakit, jadi biar gue ajah yang boncengin lo"ucap Hyunjin cepat dan menyuruh Ryujin turun. Anehnya Ryujin yang kaget plus bingung nurut ajah dan membiarkan Hyunjin menaiki motornya. Sampai Hyunjin merebut helm yang dipegangnya dia baru sadar dan ingin protes namun Hyunjin dengan cepat menarik tangannya ya mau tidak mau dia langsung naik walaupun susah karna kakinya sakit dan terpaksa Ryujin memegang pundak Hyunjin untuk membantunya naik. Sang empu juga gak keberatan dan ketika Ryujin naik, Hyunjin langsung meng-gas motor Ryujin dan membelah jalanan sepi itu.

Sampai motor itu berhenti di depan sebuah rumah yang ternyata rumah Hyunjin. Ryujin yang bingung langsung memukul helm yang di kenakan Hyunjin itu membuat Hyunjin yang baru ingin turun langsung meringis dan dengan cepat dia membuka helm nya dan menatap kesal Ryujin.

"Sakit goblog!"

"Yang bilang enak juga siapa?"

Ryujin mencebikkan mulutnya kesal lalu berusaha turun dari motor itu sambil pandangannya menelusuri setiap inci dari bagian depan rumah yang ada didepannya ini.

"Ini bukan rumah gue ellah" ucap Ryujin

"Yang bilang ini rumah lo siapa emeng?" Tanya Hyunjin sambil berjalan ke dalam rumah itu meninggalkan Ryujin yang sedang berdiri sambil berpegangan pada jok motornya karna kakinya yang sakit dan membuat keseimbangan badannya sedikit ilang.

"WOI ANJIR LO BILANG LO MAU NGANTERIN GUE BALIK LAH NGAPAIN KITA KE SINI?!!"

"Bacot bener lo. Masuk dulu sini" ajak Hyujin. Ryujin memandang bingung Hyunjin dan ketika Hyunjin melanjutkan langkahnya memasuki lebih dalam kawasan rumahnya, Ryujin langsung berjalan ikut masuk ke dalam rumah itu walaupun dia juga sedikit was-was karna gak tau itu rumah siapa.

Ryujin berjalan sangat pelan sambil menyeret kakinya sedangkan Hyunjin sudah tidak terlihat. Ryujin sekarang berada di sofa. Dia capek berdiri terus. Bukannya gak sopan karna langsung duduk sedangkan dia gak tau ini rumah siapa tapi sungguh kakinya bener-bener sakit. Hyunjin juga gak tau kemana. Ryujin terus mengumpati Hyunjin karna meninggalkan dia disini dalam keadaan kakinya yang sakit dan juga Hyunjin yang tiba-tiba ngajak dia kesini bukannya pulang.

Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya menghampiri Ryujin sambil membawa nampan berisi minuman dan setoples cemilan. Ryujin langsung berdiri sambil berbungkuk ke arah wanita itu. Wanita itu tersenyum dan menyuruh Ryujin untuk duduk kambali dan meminum minumannya. Yang bikin Ryujin bingung itu wanita ini memanggilnya dengan sebutan 'nak'

"Kata nak Hyunjin kaki nak Ryujin sakit ya?" Tanya wanita itu membuat Ryujin lagi-lagi kaget dan sedetik kemudian dia mengangguk

"Saya asisten rumah tangga keluarga Hwang disini. Yaudah biar saya urutkan ya kakinya" ucap wanita itu sambil duduk di samping Ryujin. Ryujin langsung menggeser tubuhnya menjauh membuat wanita itu terkekeh karna melihat raut muka Ryujin yang sedikit ketakutan.

"Gak papa cuma sakit dikit kok. Saya sudah membawa minyak urutnya. Dari pada kakinya sakit begitu" perkataan wanita itu mampu membuat Ryujin sedikit luluh dan dengan ragu dia kembali mendekat dan wanita itu segera mengangkat kaki Ryujin dan ingin membuka sepatunya.

"Biar saya aja bu" tolak Ryujin sambil melepas sepatunya sendiri.

Wanita itu terkekeh "panggil saya bibi. Orang-orang dirumah ini termasuk nak Hyunjin memanggil saya dengan sebutan itu"

"Jadi ini rumah si Dower- eh maksudnya Hyunjin" wanita itu alias bibi mengangguk dan mulai mengurut kaki Ryujin.

Tbc guys....

Vomentnya jan lupa:)

Hate or love ||Hyunjin&Ryujin||✔Where stories live. Discover now