14. secret

55 54 4
                                    

Pulang sekolah Flora pergi ke perpustakaan dahulu untuk mengembalikan buku pinjaman.
Ia berpapasan dengan pak Yayan yang sedang mengunci pintu-pintu kelas.

"Mbak Flora? Baru pulang mbak?" tanya pak Yayan.

"Iya pak, ke perpustakaan dulu tadi. Balikin buku." jelas Flora.

"Mbak Flora rajin banget. Pasti cita-cita nya tinggi ya mbak?"

Flora tersenyum.

"Pak Yayan bisa aja. Ya udah, kalau gitu saya pulang dulu pak."

"Hati-hati dijalan mbak Flora!"

"Iya pak Yayan."

Flora berjalan melewati ruang-ruang kelas yang sudah sepi. Ia sengaja melewati lapangan basket karena takut jika melewati ruang-ruang kelas yang sudah kosong dan sedikit gelap.
Sampai dilapangan ia melihat Artha yang sedang mengajari Sonya bermain basket. Entah kenapa, mereka terlihat sangat serasi. Akhirnya Flora menghampiri mereka berdua. Mereka berdua sepertinya sangat fokus. Sampai-sampai tidak menyadari ada orang di belakang.

"Ehem," Flora berdehem.

Sonya dan Artha terkejut. Seketika mereka bertiga terdiam seperti manekin.

"Flora?" ucap Sonya.

"Hay ra, ini lagi ngajarin Sonya main basket. Minggu depan ada ujian praktek kan." jelas Artha.

"Sonya, lo kenapa nggak bilang ke gue buat ngajarin basket. Maaf ya Sonya," Flora merasa tidak enak dengan Sonya.

"Minta maaf buat apa? Gak papa lagi. Gue juga baru hari ini latihan. Lo tau sendiri gue gak bisa main basket. Kalau nggak ada ujian juga gue nggak mau belajar basket."

"Besok-besok kalau belajar basket bilang ke gue. Emang lo gak minta tolong Leon?"

"Males banget, yang ada malah lempar-lemparan bola ke kepala lagi."
Jelas Sonya.

"Ia juga sih," Flora tertawa.

"Artha, udahan dulu ya latihannya. Kayaknya udah lumayan bisa gue." ujar Sonya.

"Iya, gue lihat juga gitu. Ngomong-ngomong kalian di jemput apa bawa mobil?" tanya Artha.

"Gue bawa mobil tadi," ucap Flora.

"Gue nebeng lo ya ra? Tapi ke rumah lo dulu, jangan langsung anterin gue." ucap Sonya.

"Iya, tapi mau ngapain ke rumah gue dulu?" Flora terlihat bingung.

"Biasa mau ketemu kak Friska." Sonya tersenyum memberi kode.

"Udah gue tebak." Flora menghela nafas.

"Kalau gitu gue duluan ra, Sonya."
Ucap Artha.

"Artha makasih ya, udah ngajarin tadi."
ucap Sonya.

"Sama-sama," balas Artha.

Artha akhirnya pulang duluan.

Keesokannya saat di sekolah, tak seperti biasa Leon menjadi diam. Bahkan Leon tidak bisa di ajak bercanda seperti biasanya oleh Dito.
Leon tak melakukan apa-apa. Ia hanya duduk terdiam di bangku halaman sekolah.

"Gue cari ke kelas ternyata disini." Dito menghampiri Leon.

"Ngapain nyari gue?"

"Lo kenapa bro? Ada masalah? Dari pagi cuma diam nggak ada ekspresi. Bukan lo banget tau nggak Kalau kaya gini. Mikirin Flora atau cewek-cewek lainnya?" ujar Dito.

"Kepo lo, kek emak-emak tau nggak."

"Udah tahun ke tiga tapi masih aja gak ada perubahan. Bro, banyak cewek-cewek di luar sana yang ngidolain lo. Masak nggak ada satupun yang bikin lo tertarik? Seorang Leon ternyata kalau masalah Flora bisa galau juga ya?"

LEFLORA (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang