18

855 62 8
                                    

"Rian, aku bawain kamu makanan supaya kita bisa makan bareng seperti dulu, kamu pegang tanganku dan elus kepalaku, aku rindu semua perlakuan manis kamu Rian." ucap Aqilla dan memegang lengan Ian.

Dengan sangat kasar aku menepis tangan Aqilla yang memegang lengan Ian.

Jadi ceritanya Aqilla ingin memanas-manasiku? Ok tenang Viona.

"Qilla itu dulu dan tidak mungkin terulang, itu hanya masa lalu." ucap Ian. Aku memeluk lengan Ian.

Ok, kita lihat lebih panas siapa.

"Ian, kamu mau aku masakin apa hmmm?." tanyaku tersenyum kearah Ian.

"Peningkatan yang bagus sayang... (Aku hanya melontakan satu pertanyaan) gimana kalo kamu masakin aku capcai? Dan minumnya jus mangga?."

"Baiklah, tunggu ya aku harus berbicara dulu sama Tante Aqilla." Ian mengangguk. Aku memberanikan diri mengecup pipi Ian.. Ian terkejut dan berusaha menutupinya.

Ian masuk kedalam rumah.

"Tante. Bisakah kita bicara sebentar?." tanyaku dengan senyum penuh arti.

"Heh! Gue belum setua itu ya! Jadi panggil gue kakak no tante tantean."

"Ogah!."

"Dasar bocil! Lo kira gue panas liat lo mesra-mesraan didepan gue sama Rian? Gak sama sekali!." muka Aqilla merah padam

"Oh ya? Ck! Bahkan itu bukan hal besar, gue bisa aja ngelakuin hal gila lebih dari itu bersama Ian dihadapan lo, mungki sebuah kissing?" ucapku sambil meraba bibir bawahku dengan jemariku.

Dada Aqilla naik turun.
Aku menyeringai.

"Lo tahu? Bahkan hampir setiap hari kita melakukan kissing.Ciuman yang sangat panas." ucapku penuh penekanan.

Tangan Aqilla melayang seperti hendak menamparku tapi tiba-tiba ia menghentikan pergerakan dan memandang kearah samping dimana Ian entah sejak kapan berdiri di depan pintu.

Apa Ian tadi mendengarkan apa yang aku ucapkan? Apakah sejak tadi Ian memang berada disitu? Mungkinkah semua apa yang aku ucapkan didengar oleh Ian?

Dengan nafas yang memburu, dada naik turun Aqilla pergi dari hadapan kita berdua.

Hah ikan kepanasa tuh! Aku menyeringai memandang kepergian Aqilla yang semakin menjauh.

"Ciuman yang panas hmmm?" senyum menyeringaiku luntur diganti senyum kikuk.

"Emm.. Tadi aku hanya berniat untuk memanasi Aqilla saja supaya tak berani mende-"

"Mau merasakan ciuman itu seperti apa?" potong Ian.

"Ti-tidak!." jawabku cepat.

"Sungguh?." tanya Ian melingkarkan tangannya dipinggangku.

Aku menepis tangan Ian.
"Sudah lah! Aku sekarang akan memasak dulu untuk kita makan. Jadi jangan ganggu aku, karna aku tidak suka kepada orang penganggu." ucapku tersenyum dan sekali lagi mengecup pipi Ian..

Ok mungkun itu kesukaanku sekarang mengecup pipi Ian.

Aku masuk kedalam rumah Ian meninggalkan Ian yang masih mematung. Sangat berefekkah kecupanku pada Ian?

*

"Silahkan dinikmati." aku menyumpan piring yang berisi capcai dimeja.

"Tolong ambilin Vi."

Dengan senang hati aku melayani Ian. Ahk sudah seperti suami istri saja. Hahaha...

aku menyodorkan piring Ian kembali setelah aku menungkan nasi, capcai, dan juga udang goreng saus tiram kesukaan Ian.

"Makasih." ucap Ian dan menyantap makanannya. Aku duduk di sebelah Ian dan memerhatikan Ian.

Hahaha sungguh beruntung aku memiliki pacar setampan dan baik seperti Ian.

"Vi? Makan dong ayo bukan liatin aku terus."

"Hehehe... Kamu ganteng Ian."

Ian tersenyum kearahku.

"Makan dulu ya sayang ayo."

"Hmmm... Iya.." aku ikut makan.

Kita berdua makan dengan sangat tentram.

Ck! Aku gak akan biarin Tante getel itu sama si Ceroboh itu rebut Ian dari aku! Ian cuma milik aku! Gak akan ada orang lain yang bisa rebut Ian dariku! kalo mereka berani deketin Ian maka mereka berhadapan dengan ku Viona Rasista anak SMA paling imut dan cantik. Hahaha...

Mau dia lebih tua dariku atau dia adalah guruku sekali pun kalo dia berusaha deketin Ian maka aku tak akan tinggal diam!

**


H

ai semua!!
Saya Mau tanya sesuatu nih sama kalian jawab ya...

Apa yang akan kalian lakukan jika pacar kalian deket-deket sama cewek lain?

Pesan untuk hari ini dari saya si author...
Tetap semangat dan tersenyumlah walaupun kita dalam zona kesusahan...

❤salam manis dari saya si author❤

He Is Mine! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang