Itulah mengapa inner child mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Pengaruh yang buruk untuk suatu hubungan.

Biarpun gejala inner child lebih kentara saat berada dalam tahap mengasuh tapi begitu nampak jelas beberapa kali. Sampai Andi bikin resume khusus untuk itu.

"Tidak setiap saat kamu bisa menjaganya! Baik rasa, pemikiran, maupun perbuatannya. Kalau kamu sudah menetapkan pilihanmu padanya.. sudah! Pasrahkan dia pada Pemiliknya, Khlaliq-nya! Semoga Allah Menjaga dan melembutkan hatinya.. membolak-balik hatinya! Kalau Olivia memang ditakdirkan menjadi halal bagimu pasti Allah pertemukan kalian kembali dan Persatukan kalian dalam pernikahan. Dari sekarang belajarlah untuk ikhlas!"

Ibunda Ratu mengingatkannya berkali-kali.

Tidak semudah mengungkapkan ternyata

Belajar ikhlas

>_<

Andi akhirnya menyempatkan untuk menelisik gelagat inner child dalam diri Olivia.

Bagaimanapun tidak ingin orang yang dicinta ( Allah Beri cobaan titipan rasa ) salah mengartikan makna bahagia yang sebenarnya dengan bahagia semu.

Karena bahagia yang sejati adalah rasa syukur atas nikmat yang telah Allah Beri

bukan kesenangan sesaat yang menipu.

Begitu tau kunci bahagia itu. Kau akan tau kebahagiaan bukan hanya kemudahan dan kesenangan semata tapi juga tentang kesukaran dan kesusahan.

"Sebagai Papanya terlalu sibuk semasa kecilnya hingga mengabaikannya. Sekarang baru Papa menyesalinya dan ingin memperbaiki kesalahan-kesalahan Papa! Bantu Papa, Nak!"

"Tapi... kenapa saya, Pa! Belum tentu.."

Sungguh! Andi tidak mau berspekulasi mengenai hubungannya dengan Olivia waktu itu.

"Hanya cinta tulus yang mampu menyembuhkan luka masa lalunya!"

"Pa! Healing itu dari dirinya sendiri sedang orang lain hanya bisa mendukungnya!"

"Yakini perasaanmu, Andi! Kuatkan hati! Selanjutnya biar Tuhan Semesta Alam Yang Tentukan! Papa sudah percaya padamu dan merestui hubungan kalian! Berjuanglah, Nak! Kami pasti berdoa untuk kebaikan kalian!

Andi tersenyum mengingat telah mendapatkan restu dari mertua. Eh?

"Lo bikin akal-akalan apalagi, Lo? Senyum-senyum nggak jelas! Muna, Lo!"

Rafa nyolot. Andi hanya mendengus tanpa menanggapi omongannya.

Mereka bertiga, pria pejuang cinta sedang berada di sebelah ruang panitia. Di ruangan ratusan monitor yang menyala.

Syukuran Milad Andi sudah selesai barusan. Menyesuaikan aturan jam malam dan pembatasan durasi acara. Tapi ketiga lelaki tersebut harus menyelesaikan urusan. Malam itu juga.

"Eh Kerupuk! Bisa diem nggak, sih?! Kerupuk enak krenyesnya kalo pas digigit doang jadi jaga kerenyahanmu biar nggak melempem sewaktu orang makan!"

"Mau makan orang maksudmu? Emang gue makanan apa? Lo pikir tidak bisa makan kamu, apa? Dasar Remahan Biskuit!"

"Mending biskuit biarpun remahan ada telurnya daripada kerupuk yang cuman angin doang! Hati-hati, Lo! Jangan sampai menghina nazab Rasulullah, ya! Bani Hasyim itu nazab Rasulullah yang makna katanya remukan roti jadi hati-hati dengan istilah itu!"

Bule Arab itu akhirnya berhasil membungkam mulut si Sadboy. Benar-benar 'Sadness'.

Ayolah Andi!

Gadis Lukisan AndiWhere stories live. Discover now