"Sabar ya Yujin hiks." Kata Mashiho mencoba menenangkan Yujin agar tidak terus-menerus sedih.

"Iya kak hiks. HAAAAAAAA." Teriak Yujin membuat semua Mashiho dan Junkyu, serta Minju panik.

"Besok kita kesekolah buat kumpulin uang dana sosial Kyu kata Bu Jisoo. Kyu jangan kemana-mana ya, Cio gak mau harus dipisahkan kayak gitu." Kata Mashiho sambil memeluk Junkyu.

"Iya, Kyu bakalan selalu di samping Cio. Gak bakal Kyu kemana-mana lagi." Kata Junkyu sambil membalas pelukan dari Mashiho tersebut.

"Yujin yang sabar ya. Kita semua tau kok. Sedihnya ditinggal oleh kakak sendiri, tapi kita harus tetap tabah ya." Kata Sam sambil mengusap air matanya juga. Sam sendiri lebih sering dekat dengan Jihoon. Itulah sebabnya orang sering salah tangkap bahwa Jihoon itu kakaknya Sam.

"Iya, Makasih hiks." Kata Yujin mencoba kuat.

Tiba-tiba ada yang menelfon Yujin. Ekspresi Yujin yang dipenuhi air mata di pipinya tadi seketika berubah drastis menjadi terkejut. Mashiho melihat keanehan disini.

"Semuanya aku hiks di telfon mama. Jadi sebentar ya. Hiks." Kata Yujin lalu berjalan meninggalkan mereka.

"Aneh." Ucap Mashiho bermonolog. Kenapa ekspresi Yujin setelah mengetahui orang yang menelfonnya menjadi sangat terkejut. Seperti bertemu Zombie di Vrindavan.

"Apanya yang aneh Cio?." Tanya Junkyu sambil mendekatkan dirinya kepada Mashiho.

"Eung... Gak papa cio cuman liat ada kecoa dance Ddu du du Ddu tadi." Kata Mashiho sambil memeluk lengan Junkyu.

"Nanti kita ke mall yuk." Ajak Junkyu. Mashiho awalnya ingin, namun ia tak tega pada sang kakak yang pasti sangat sedih sekarang. Ia ingin berada di samping Hyunsuk dulu sekarang seraya memberi dorongan serta sandaran padanya.

Junkyu hanya bisa menurut. Ia tau sekarang sedang berduka. Butuh waktu untuk memulihkannya kembali seperti semula.

"Kak, kakak yang sabar ya. Semua udah kehendak Tuhan. Nanti kakak juga bakal kepisah sama Cio. Kita nggak tau kak ajal datangnya kapan. Bisa aja besok atau satu menit lagi. Kita nggak ada yang tau. Yang penting kakak harus tetap kuat. Cio rasa Jihoon pasti sedih kalau liat kakak kayak gini terus, dia udah ditempat yang lebih baik dari dunia ini kak." Kata Mashiho sambil memeluk Hyunsuk yang tengah terisak.

"Aku tau kak, pasti rasanya berat banget. Ditambah lagi kakak harus jaga Dede bayi yang masih dikandungan kakak. Tapi itu semua ujian kak. Memang Dede bayi gak bisa liat ayahnya lagi pas udah lahir nanti. Cuman kalo kakak terus-terusan gak mau makan. Nanti Dede bayinya nyusul dong. Eh Astaghfirullah maksudnya sakit." Kata Mashiho sambil menepuk bibirnya. Bisa-bisanya ia salah berucap di keadaan seperti ini.

"Kakak yang sabar ya. Masih ada kita semua disini. Yang bakalan dukung kakak untuk besarin si Bayi. Nanti Jihoon pasti seneng kalau liat kakak gak terus-terusan nangisin dia. Percaya deh. Aku tau kok memang berat. Cuman takdir sudah menentukan semuanya. Tak ada yang bisa mengelak dari takdir." Kata Mashiho sambil mengelus rambut Hyunsuk pelan.

Entah mengapa rasanya Mashiho sukses menjadi Dominan disini.

Hari sudah malam, Junkyu sengaja pulang kerumahnya karena Mashiho yang menyuruh. Ia ingin menemani sang kakak dahulu. Karena takutnya Hyunsuk terlalu stres memikirkan apa yang telah terjadi dan dapat membahayakan pertumbuhan sang bayi.

☯𝗪𝗵𝘆 𝗠𝗲? ❙ 𝗠𝗔𝗦𝗛𝗜𝗞𝗬𝗨 ❙ [𝗘𝗡𝗗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang