PROLOG

55.2K 6.2K 667
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya teman-teman!!!

Seorang pria berlari kencang di antara kerumunan manusia yang memenuhi bandara. Pakaian kantornya tak lagi terlihat rapi. Ia tak mempedulikan umpatan orang-orang yang ditabraknya. Saat ini tujuan hidupnya sedang berada di ujung tangan. Jika ia melepaskannya sekali lagi tak akan ada lagi yang namanya kesempatan ketiga. Kesempatan kedua ini juga akan menjadi kesempatan terakhir.

Dia telah menentukan pilihan dan wanita itu adalah tujuan hidupnya.

Kakinya terhenti saat melihat wanita cantik yang menyeret koper. Rambut panjangnya terikat oleh pita kuning pemberiannya. Hayam mengusap peluh di keningnya dan tertawa miris. Setelah memantapkan niat, Hayam merapikan rambut panjang sepundaknya yang berantakan akibat kibasan angin saat ia berlarian tadi.

Wanita tersebut mendekat. Mungkin mereka butuh berbicara untuk yang terakhir kalinya.

"Kamu akan pergi meninggalkanku lagi tanpa mengetahui isi hatiku setelah sekian lama?" 

Wanita itu gugup karena diam-diam pria itu diharapkannya untuk datang. Dia tak mengira bahwa pria itu benar-benar akan hadir. Genggamannya pada tiket pesawat mengeras seakan menahan diri untuk tidak goyah akan pilihan yang sudah diambil..

"Kakak datang?"

Bibir pria itu terangkat geli akan pertanyaan aneh dari wanita di depannya. "Kamu kira aku akan melepaskanmu lagi? Setelah sekian lama? Setelah semuanya?"

Pengumuman pesawat mulai terdengar, wanita itu terlihat ragu melepaskan tiket di tangannya.

"Maafkan aku, Kak. Aku sudah memutuskan bahwa mungkin aku bukan akhir bahagiamu. Aku tidak ingin dicintai berdasarkan rasa kasihan. Kembalilah, aku akan bahagia jika dia adalah takdirmu. Sedari awal kalian adalah sepasang kekasih yang dipisahkan sudah saatnya kalian berbahagia bersama, bukan?" tanyanya dengan tawa canggung yang dipaksakan. 

Wanita itu melepaskan pita kuning dari rambutnya. Mengembalikan sisa pemberian terakhir dari pria di depannya. 

"Sungguh, berbahagialah. Aku janji aku akan hidup bahagia juga jadi jangan ada penyesalan lagi di hatimu."

Hayam melihat pita kuning di telapak tangannya. Dalam keramaian, terakhir kalinya ia memanggil nama sang wanita. Suara pengumuman sekali lagi menenggelamkan kata-katanya. Para manusia berlalu lalang mengendapkan kalimat terakhirnya. Meskipun demikian wanita itu masih sangat bisa mendengarnya. Ia menitihkan air matanya dan kemudian mengangguk. Hayam tersenyum lebar akan jawaban yang didapatkannya.

Tangannya terangkat untuk melambai dengan semangat. Dia sudah mendapatkan jawabannya. Akhirnya, dia bisa bernapas lega ...

*

Yuk, absen dulu! Tulis kapan dan dimana kalian mulai baca cerita ini yaaa...

14 November 2023

MAHAJANA (Spin Off MADA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang