02. Hal yang Lumrah Terjadi

Zacznij od początku
                                    

"Sama, anjir. Gue udah jompo tambah jompo kalau begini mah.." Azmi pun turut mengeluh, hanya Alby lah yang diam menerima keadaan.

***

16.30

Bel pulang berbunyi, menandakan bahwa jam pulang telah tiba. Ah, rasanya lega sekali. Afika langsung saja merebahkan tubuhnya sambil mengerang kecil, "aarrgh ya Allah, akhirnya..!!"

Kedua temannya pun turut duduk sambil melepaskan peci yang penuh keringat itu. Alby mengipas-ngipaskan benda tersebut ke wajah sembari bertanya, "kita di suruh ke ruang Kepsek lagi kan?"

Azmi mengangguk. Namun Afika malah menoleh kearah temannya itu lalu berkata, "gue mau langsung pulang aja, lo berdua jangan cepu ya. Misalkan ditanya, jawab aja gak tau, gitu."

"Yeh.. Gak mau gue, lo harus ikut kita." Bantah Azmi.

Gadis itu berdecak kesal, "nggak!!"

"Gak bisa gitu lah, Fik. Harus adil dong. Katanya setia kawan?" sanggah Alby tak terima.

"Gue gak mau! Emangnya kenapa, sih? Sepi ya kalo gue nggak ada?"

Azmi menatapnya nyinyir, "dih, najis!" pungkas pria itu.

Plakk!!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanan Azmi dengan kuat.

"Sialan...!!" umpat Azmi spontan sembari mengelus pipinya yang sakit.

Prakk.. Prakk.. Prakk..!!

"Afika, Alby, Azmi! Ayo ke ruangan Bapak sekarang!!"

Ketiga sekawan itu lantas menoleh kearah Zahir selaku Kepala sekolah mereka yang tengah bertepuk tangan dan memanggil nama mereka beberapa kali dari depan ruangannya.

Afika mendengus sebal, ia mulai mengambil ponselnya yang berada disaku rok lalu mendapati sebuah pesan dari Annisa yang ternyata gadis itu berbaik hati telah membawakan tas nya lebih dulu ke mobil Alan, karena mereka selalu pulang bersama-sama.

Gadis itu kembali menutup gawainya, memperhatikan Zahir yang ternyata sudah masuk kedalam ruangan menunggu ia dan kedua temannya datang.

"Langsung cabut aja, yuk," ajak Afika.

"Loh, tapi Pak Zahir udah nungguin kita," balas Azmi.

Alby menggaruk-garuk kepalanya sambil berkata, "Sebenernya gue juga udah capek, pengen istirahat. Jadi sebaiknya kita ngikutin apa kata Fika aja deh."

"Tapi kalo besok kena hukuman lagi gimana?"

"Tinggal ngehindar aja apa susahnya, sih?" tanya Afika dengan wajah yang enteng.

Gadis itupun memperhatikan situasi di sekelilingnya terlebih dahulu. Hingga diperkirakan sudah aman, barulah mereka berlari cepat sambil terpincang-pincang.

Suasana sekolah itu sudah sepi, para anggota OSIS serta MPK tengah mengadakan rapat termasuk Afkar, sementara para Guru masih sibuk di kantor.

Hingga ketika ia sudah sampai didepan gerbang, Afika dan kedua pria itu mendapati tiga temannya yang tengah duduk didalam mobil menunggu kedatangan mereka.

Bergegas ketiganya berdesakan masuk ke dalam mobil berwarna merah tersebut dan meminta Alan untuk segera mengemudikan mobil itu dengan cepat.

"Langsung pulang, nih?" tanya Alan seketika.

"Anterin gue pulang dulu, ntar Bokap nyariin." Sosor Afika.

Alan mengangguk paham dan kembali menancapkan gas nya cepat.

Drrt.. Drrt.. Drrt.. Drrt..

Seketika ponselnya bergetar, langsung saja Afika meraih ponsel yang ada didalam tas nya. Melihat sebuah panggilan telepon dari seseorang yang berhasil membuat nyalinya menciut. Rasyid, Ayahnya.

Matanya terbelalak kaget dan langsung meminta teman-teman pria nya untuk diam.

"Tuh kan bener.. Diem lo semua ya!" titahnya.

Tuut..

"Assalamu'alaikum, Aba?"

"Wa'alaikumussalam warahmatullah.. Kamu dimana, Nak? Tadi niat nya Aba mau jemput kamu sekalian pulang kerja, tapi katanya kamu udah pulang."

"O-oh? Maaf ya, Aba. Fika pulang sama Nisa, gak papa kan?"

"Hm.. Ya sudah, jangan kesorean ya sayang, hati-hati loh."

"Siap, Aba hati-hati juga ya.. Assalamu'alaikum," ucap Afika yang langsung saja menutup telepon itu.

Tuut..

"Huh.. Ya Allah."

Keempat pria itu menghembuskan napas lega lalu tertawa lepas, "Ahaha! Coba aja kalo Bokap lo tau, Fik. Tentang lo di hukum lagi hari ini," tutur Andre ditengah tawanya.

"Pasti ketahuan. Mulut Afkar kan kek cewek." Balasnya singkat sambil memainkan gawai.

🎧🎧🎧

Jangan lupa buat ninggalin jejak kalian dan krisarnya ya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Jangan lupa buat ninggalin jejak kalian dan krisarnya ya.

Follow instagram✨
[@yosh.raa]
[@araajauu]
[@mdnzhrafika]
[@afkr.azam]

AFIKA [PROSES TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz