7. Perubahan Kecil

Mulai dari awal
                                    

"Ya, enggak lah. Gue udah bayar ke pak Yayan kok. Tanya aja sendiri!" Bantah Leon.

"Oh,,,gitu ya. Jadi sekarang Flora pacar lo?"

Flora tersedak mendengar ucapan Bimo.

"Bimo, ini sebenarnya ada apa sih?"

"Sorry ra, abis gue kesel sama Leon."

"Iya-iya nih,,,gue ganti." ucap Leon.

"Nah, gitu dong. Gue kekelas dulu, selamat pacaran."

Bimo akhirnya meninggalkan Leon dan Flora.

"Lo kenapa traktir gue? Lo sendiri aja ngutang sama Bimo. Anak konglomerat kayak lo bisa juga ternyata ngutang."

"Emang gak boleh. Hidup itu gak selamanya di atas, kadang di bawah. Kalau nanti ada apa-apa sama gue. Setidaknya gue ngerti rasanya susah. Kan lo yang dulu bilangin gue pas kecil. Gue cuma gak mau terlena sama fasilitas bokap gue. Paling tidak masa kecil gue selamat." jelas Leon.

"Selamat apanya?" Flora penasaran

"Nggak di kekang kaya anak konglomerat lain. Gue bebas main sama siapa aja dan main apa aja. Kesederhanaan itu yang bokap gue ajarin juga."

Flora merasa takjub dengan ucapan Leon. Meskipun resek, nyebelin, jail Tapi sebenarnya Leon itu baik dan apa adanya.

Bel masuk berbunyi,semua siswa masuk kekelas karena Bu Fatma akan mengumumkan nilai uji coba yang pertama tadi.

"Anak-anak ibu mau mengumumkan hasil uji coba tadi. Dan hanya satu yang mendapat nilai seratus yaitu Flora. Untuk Artha kamu dapat sembilan puluh. Selamat Flora, Artha Pertahankan nilai kalian!"

"Iya Bu."ungkap Flora.

Semua siswa tertegun karena tahu siapa bintang kelasnya. Tapi kali ini Flora yang unggul.

Pulang sekolah Flora langsung pulang karena nanti harus menyanyi di cafe. Flora tidak setiap hari mengisi job tersebut. Biasanya ia seminggu tiga kali bahkan terkadang saking sibuknya seminggu tidak mengisi job nyanyi. Karena sibuk belajar.

Sampai di cafe, ia langsung ke atas panggung. Karena pak Denis sudah menunggu.

"Pak Denis, saya langsung aja ya."

"Ya udah sana udah ditungguin juga."

"Iya pak."

Ketika Flora bernyanyi kebetulan Artha pergi ke cafe itu karena janjian sama Bisma.

"Hay Bisma, udah lama?" sapa Artha.

"Enggak, gue baru aja nyampai."

"Gimana kabar lo?"

"Baik tha, oh iya kemarin gue udah dapetin orang yang mau beli motor lo."

"Beneran? Bagus deh kalau gitu."

"Eh tapi, ngomong-ngomong kenapa lo jual tu motor? Itu bukannya motor kesayangan lo?"

"Iya sih, tapi gue juga udah gak pernah pakek itu motor. Gue juga makin sibuk sekarang. Semenjak jadi ketua OSIS."

"Oh...gitu ya? Tapi apapun keputusan lo gue doain yang terbaik."

"Thanks bro"

"Sama-sama."

Artha yang baru pertama kali ke cafe itu. Ia tidak asing dengan suara penyanyi itu. Seperti sering mendengarnya.

"Tha? Lo kenapa? Kok bengong?"

"Gue kaya kenal sama suara penyanyi ini." sambil melihat ke arah panggung yang jaraknya agak jauh dari mejanya.

"Lo lihat apaan?" Bisma ikut mengalihkan pandanganya ke arah panggung.

LEFLORA (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang