Aku menoleh pada Ryujin di sampingku, dia terlihat serius sekali, ekspresinya seperti sedang berpikir dengan dahi mengernyit.

****

Sepertinya berita kalau Minjeong berpacaran dengan Beomgyu memang benar.

Saat makan di kantin keesokan harinya, aku melihat Beomgyu dan Minjeong makan bersama di kantin, tak lupa ada Taehyun dan satu temannya lagi yang memiliki wajah blasteran.

Uh, Minjeong tampak seperti ratu di tempat itu.

Dia dikelilingi laki-laki tampan, punya pacar yang baik dan sangat tampan, ditambah lagi dia juga memiliki wajah sangat cantik, semua orang harus iri pada kesempurnaan Minjeong, terlebih lagi dia juga murid yang pintar.

Aku terus melihat mereka dari tempatku makan.

Beomgyu terlihat romantis sekali, dia bahkan membersihkan bibir Minjeong dengan tisu sambil tersenyum, rasanya seperti dunia hanya milik berdua.

Aku jadi ingat saat ulang tahun Minjeong, dia juga menghapus krim kue di wajahku, sudah kuduga kalau itu bukanlah sesuatu yang spesial, aku juga pernah beberapa kali melakukannya pada Jake.

“Kau sedang melihat apa?” tanya Jake di sampingku.

Ryujin dan Jake ikut ke arah mana aku menatap, kemudian Ryujin mendecak beberapa kali sambil memasang ekspresi geli.

“Entah mengapa aku mulai kesal melihatnya,” gumam Ryujin pelan.

Jake menopang dagu sambil terus melihat Minjeong bersama Beomgyu, perlahan-lahan dahinya mengernyit seperti menyadari ada sesuatu yang aneh.

“Bukankah pacar Minjeong itu temanmu? Yang waktu itu menyapa di Café,” ucap Jake mengingatkanku akan insiden chocolate green tea.

Aku mengangguk membenarkan.

“Kita satu SMP sebelum aku pindah, tapi Beomgyu berada di kelas yang berbeda, mereka dulu pernah berpacaran tapi putus beberapa bulan kemudian,” jelasku kepada mereka berdua.

Ryujin menggeleng heran, “Minjeong itu hanya baik kepada orang tampan saja, coba kalian perhatikan, dia hanya akan tersenyum manis pada laki-laki yang tampan tetapi memasang raut wajah palsu di depan laki-laki biasa.”

Aku tidak pernah memperhatikan hal itu dan sudah pasti Jake juga tidak memperhatikannya.

Jake sangat pemalu bahkan dia nyaris tidak pernah mengobrol dengan Minjeong sama sekali, begitupula aku, sebenarnya kami berdua begitu serupa.

Tiba-tiba aku melihat Taehyun meletakkan sumpit di tangannya ke atas baki begitu keras seperti ingin menggebrak meja, beberapa orang di sekitar kursi kantin mereka ikut menoleh termasuk kami.

“Menyebalkan sekali,” keluh Taehyun begitu dingin.

Dia berdiri dari kursi dan beranjak pergi, temannya yang berwajah blasteran ikut berdiri sambil mengangkat baki, mengejar Taehyun dengan langkah buru-buru melewati kursi tempat kami bertiga makan.

“Taehyun tunggu! Kenapa kau ingin menjadikanku obat nyamuk,” keluh orang itu kepada Taehyun sambil mengimbangi langkah kakinya.

Aku tidak menduga kalau hal itu akan membawa Taehyun menemuiku.

Saat aku keluar dari area sekolah dan ingin menunggu jemputan di halte sekolah, aku melihat Taehyun berdiri di dekat gerbang.

Ryujin hari ini melaksanakan piket kelas, jadi dia ingin aku menunggu di halte duluan agar jika jemputan Ryujin datang sebelum dia kembali, aku bisa meminta mereka untuk menunggu sejenak.

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Where stories live. Discover now