Bara lagi.

479 21 0
                                    

Anya berjalan disepanjang trotoar dengan satu handset pink yang terpasang diteliganya dan satunya diselipakan dijas osisnya.

Bernyanyi kecil sembari memainkan langkah kakinya mengikuti alunan lagu yang Anya dengar,menatap jalanan yang dipenuhi beberapa kendaraan,seketika senyum kecilnya terangkat memandangi disebrang  seorang gadis kecil yang berjualan balon yang bergambar kartun hewan itu.

Anya menyebrang melewati beberapa kendaraan namun Anya tidak sadar bahwa lampu telah kembali hijau dan kini mobil hitam mewah hampir saja menabraknya.

Anya terduduk lesu didepan mobil hitam yang sedari tadi membunyikan klaksonnya.

"Teh minggir teh."Suara dari beberapa orang yang melihat Anya.

Pintu mobil terbuka menampakkan sosok pria dengan kaos hitam,celana jeans pendek rumahan dan Topi hitam yang menutupi wajahnya.

"Bangun."Suruhnya.

Anya tetap dengan posisi duduk dan tatapannya yang kosong.

"Gue Bara,ayo bangun."Bara memaksa Anya untuk bangun namun Anya tetap saja diam terpaksa Bara menggendongnya ala mengangkut karung beras.

Anya tersadar mendapati dirinya yang digendong seperti karung beras pasaran.

"Turunin ihhh."Titah Anya namun tidak didengarkan sedikitpun oleh Bara.

Anya duduk dikursi belakang dengan Bara didepannya,Anya berusaha kabur namun pintu mobil telah terkunci.

Anya mulai curiga dengan orang yang menggendongnya itu dengan setelan serba hitamnya dari Topi sampai celana tapi tidak dengan sepatunya yang berwarna putih cerah.

"Lo siapa?."Tanya Anya.

"Hamba Allah."Ucap Bara sembari menjalankan mobilnya.

"Gue serius."Tanya Anya lagi.

"Yang bener aja lo pikir gue hamba setan?!."Tukasnya.

"Lo penculik bayaran kan?,yang suka culik gadis terus otaknya dijadiin alat percobaan luar angkasa gitu."Ucap Anya ngelantur.

Bara melepas masker dan Topi hitamnya."Gue Bara,Bara arya alaska."Ucap Bara sembari menatap Anya dari spion kaca.

Anya memajukan wajahnya ternyata Bara yang menggendongnya tadi.

"Turunin gue."Ucap Anya.

"Engga."Kata Bara sembari memakai topinya kembali.

"Turunin gak,gue bilang turunin."Anya menggoyangkan pundak Bara.

"Lo mau kita kecelakaan?."Tanya Bara dan Anya menggelengkan kepalanya cepat.

"Yaudah makanya diem."Ucap Bara.

Anya pasrah dan duduk kembali ditempatnya sembari memainkan handphone miliknya.

Anya mendapat notifikasi kiriman dari Meli yang memperlihatkan foto kecilnya dulu,membuat Anya terkikik geli menahan tawa.

Diam diam Bara memperhatikan tingkah Anya hingga senyumnya terukir jelas.

"Kenapa berhenti ketawanya."Tanya Bara.

"Ya lo ngeliatin ampe segitunya."Jawab Anya.

Bara ketahuan memperhatikan Anya sungguh kali ini dirinya merasa malu.

"Siapa yang merhatiin coba."Ucap Bara.

"Gue liat dari kaca itu tuh."Ucap Anya.

"Mana ada."Ujar Bara.

"Terserah."Anya melanjutkan tawanya.

"Udah jangan ketawa gue takut lo kerasukan."Ucap Bara.

"Aneh lo."Kesal Anya.

Suara yang tak pernah Anya izinkan untuk berbunyi malah keluar begitu saja.

"Lo kentut?."Tanya Bara sembari menutup hidungnya.

Anya sangat malu karna ketahuan.

"Bukan gue,mungkin suara knalpot mobil lo kali."Bohong Anya.

"Gak mungkin sebau ini."Ucap Bara.

"Kerajinan lo sampe hapal bau bau knalpot."Bingung Anya.

"Karna lo udah kentut dimobil gue,lo temenin gue keMall bentar."Ucap Bara.

"Hukumannya enak banget,yaudah besok besok gue sering sering  buang angin dimobil lo."

"Mau gak?."

"Gak mau,gue mau langsung pulang."Tolak Anya.

"Yaudah gue bakal jalanin terus nih mobil tanpa berhenti biar gue bawa lo kekota zombie."Ancam Bara yang terkesan seperti menakuti anak kecil namun bagi Anya itu sedikit menakutkan.

"Jangan!."Anya menjambak rambut Bara.

"Arrghhh sssshh."Ringis Bara sembari mengelus rambutnya.

"Eh maaf gak sengaja,gue reflek."Ucap Anya.

"Yaudah gue temenin lo ke Mall."Pasrah Anya.

Bara memberhentikan mobilnya lalu keluar untuk membuka pintu belakang mobil.

"Keluar."Suruh Bara.

"Tadi katanya mau keMall."Ucap Anya.

"Maksud gue lo pindah duduknya didepan."Ucap Bara.

"Gak ah disini lebih luas."Anya mengelus elus kursi yang didudukinya.

"Gue bukan supir lo,bukan kusir lo,bukan pilot lo,dan bukan tukang parkir lo yang seenak lo mau pilih tempat dimana lo duduk."Ucap Bara.

"Stop stop stop,ini gue pindah kedepan jadi gak usah ceramah panjang lebar kali pendek."Anya melompat dan terjun langsung dikursi depan.

"Gue udah bukain nih pintu lo malah lewat situ?."Jengah Bara.

"Udah ayo cepet ntar keburu sore."Ucap Anya.

Diperjalanan Bara terlihat gugup ntah mengapa kali ini didekat Anya Bara dibuat panas dingin.

"Lo sakit?."Anya mengelap keringat yang muncul dipelipis Bara.

"Kalo sakit bilang,biar langsung diobatin dokter."Anya melepaskan Topi milik Bara dan mengelap pelan kening Bara.

Bara terpaku melihat jarak mereka yang lumayan dekat,Anya terlihat amat cantik dengan rambut yang asal dikuncir itu.

"Cantik."Lirih Bara namun bisa terdengar oleh Anya.

"Iya gue emang cantik."Sombong Anya.

"Bukan lo tapi tissue nya yang cantik."Ucap Bara.

"Yaelah ketibang warna putih polos gini cantik dari mananya coba."Bingung Anya.

"Gue bisa sendiri."Bara mengambil alih tissue ditangan Anya.

"Dibantuin gak mau."Ucap Anya.

"Tolong sadar Bara jangan sampe Anya donk."Batin Bara.

Tbc

Hay hay gaesss
Udh teken votenya?

Yang bener?

Oke saranghaeeee....

Dia angkasaWhere stories live. Discover now