Sialan itu.

623 31 0
                                    

Saat ini kantin amat riuh dan penuh membuat Anya kebingungan mencari Meli,Anya mengedarkan pandangannya keseluruh arah hingga mendapati Meli yang melambaikan tangannya.

"Anya."

Anya menghampiri Meli namun ia terjatuh dan menjadi pusat perhatian,banyak yang menatapnya tapi aneh tidak ada yang membantunya sama sekali.

"Tumben gak ada yang mau bantuin,biasanya langsung pada rebutan."

Anya menatap Meli yang melihatnya dengan ekspresi bengong.

"Parah sih Meli gak mau bantuin gue."Lirih Anya menatap jengah Meli.

"Eh ini gak ada yang bantuin,sakit tau."Ucap Anya yang masih dengan posisi tengkurap.

Saat berusaha untuk berdiri tiba tiba ada yang menarik belakang kerah bajunya hingga membuatnya seperti anak kucing yang sedang diajari berjalan oleh ibunya.

"Yak! Lo kira gue anak kucing."Protes Anya.

"Yang lo ajak ngobrol ada dibelakang lo."Ucapnya.

Anya langsung menengok kebelakang dan betapa terkejutnya melihat cowok sialan yang menjailinya dulu.

"Lo! Lo ngapain bantuin gue,lo ngapain narik kerah baju gue,lo pikir gue anak kucing?."Kesal Anya.

"Ha?."

Anya menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya dengan amat putus asa.

"Bara arya alaska?."Tanya Anya yang menahan emosinya.

Bara arya alaska lelaki tinggi dengan setelan jacket jeans hitam yang menjadi ciri khasnya,rambut hitam badai,dan celana yang sedikit robek dan topi hitam yang selalu Bara gunakan.

"Wow Anya allea?."Ucap Bara dengan menunjuk wajah Anya.

"Gak berubah ya lo."Ucap Bara.

Anya cemberut mendengar ucapan Bara yang menurutnya meledek.

"Lo juga masih sama ya."Ucap Anya.

"Ya tentu pasti."Sombong Bara sembari mengibaskan rambut badainya.

"Masih sama jeleknya."Ucap Anya dan berlalu pergi.

Bara melongo tak percaya dengan ucapan Anya.

"Sampai ketemu lagi panda."Teriak Bara dengan melambaikan kedua tangannya.

Anya berjalan dengan menghentak hentakkan kakinya.Kesal?,ya itu yang Anya rasakan saat ini.

"Tadi cowok berandalan sekarang cowok sialan itu malah balik kesini."Anya mengumpat kedua cowok yang anya temui saat ini.

"Gue sumpahin mereka berjodoh terus menikah terus pergi kemasa lalu."Ucap Anya yang mengepalkan kedua tangannya.

"Anya."Panggil Meli.

"Pergi sana."Jutek Anya.

"Iya deh maaf tadi gue gak bantuin lo."Sesal Meli.

"Bukan apa apa nya,masalahnya siBara itu anak berandalan yang super duper serem."Histeris Meli.

"Alahh berandalan apanya dia itu sialan yang berandalan itu cowok tadi pagi."Ucap Anya.

"Angkasa?."Tanya Meli.

"Hm.

"Udah ah gue mau ketoilet,mual gue denger nama berandalan dan sialan itu."Pamit Anya.

"Oke gue langsung kekalas ya."Teriak Meli.

Perjalanan menuju Toilet Anya tak sengaja melihat gerombolan geng dan salah seorang dari gerombolan itu melihatnya,Anya panik karna ketahuan memperhatikan mereka.

"Gimana nih."Panik Anya.

Anya langsung menutup wajahnya dan pergi dengan cepat.

"Eh lo mau kemana?."Tanya Rangga.

"Ada urusan."Ucap Angkasa.

Anya mempercepat langkahnya karna merasa ada yang mengikutinya.

"Woy."

"Tuh kan bener firasat gue."Lirih Anya.

Bukannya berhenti Anya memilih berlari dengan kecepatan maksimal yang dimilikinya.

"Rasain lo kejar aja terus,gak bakal bisa masuk juga lo."Ucap Anya yang melihat Angkasa dari kejauhan.

"kemana tuh cewek."Fikir Angkasa.

Seketika mata Angkasa melihat Ruangan yang bertuliskan Toilet wanita,detik itu juga senyum Angkasa muncul.

"Gue minta kalian semua keluar."Ucap Angkasa memasuki Toilet wanita

Para siswi teriak histeris bukan karna marah atau kaget tapi karna pria populer sekolahnya ada didepan mata mereka bahkan dari jarak dekat.

Satu persatu siswi pergi dan Angkasa pun keluar menunggu didepan pintu.

"Kok sepi?,perasaan tadi rame deh."Bingung Anya yang sedang mencuci tangannya diwastafel.

"Huh gak ngikutin lagi kan?."Panik Anya yang keluar dengan mengendap endap.

"Ekhhm."

"Siapa?."Takut Anya.

"Angkasa."

Anya menengok kesampingnya yang ternyata sudah ada Angkasa yang sedang menyenderkan tubuhnya didinding sembari menghisap rokoknya.

"Lo ngapain sih ngikutin gue terus,kan gue capek belum makan energi gue terkuras,nanti lagi aja bisa gak?."Rengek Anya yang sudah tak tahan.

"Ha?."

"Gue serius gue belum makan gue laper khiss.."Anya menangis.

"Terus gue harus peduli?."Ucap Angkasa.

"Hikss mamah anya laper."Tangis Anya pecah seketika.

"Paansi lo mirip bocah tau gak sih."Sindir Angkasa.

"Lo gak kasian."Tanya Anya sesegukkan.

"Gak."Singkat Angkasa.

"Dasar berandalan."Lirih Anya dan berhenti menangis

"Ngomong apa lo."Curiga Angkasa

"Hikss...hikss."Anya menangis kembali.

"Malah nangis."Bingung Angkasa.

"Aneh tapi kenapa lo nangis hati gue jadi gak karuan gini."Batin Angkasa.

"Bodo ah,gue kesini cuman mau anter ni berkas dari guru lo dan asal tau gue gak bakal peduli apapun tentang lo."Ucap Angkasa dan pergi.

"Dasar gak punya hati."Ucap Anya.

Tbc

Dia angkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang