2. Lukisan Kecil

Mulai dari awal
                                    

Artha hanya menganggukkan kepalanya. Flora yang suka sekali memanjat pohon akhirnya membantu Artha mengambil bolanya. Tak lama kemudian ia turun dari pohon dan memberikan bola itu pada Artha.

"Nih, bola kamu. Ya udah, aku mau pulang dulu. Takut mamaku nyariin."
Artha mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

"Makasih ya, Flora."

Flora tersenyum lalu segera mengayuh sepedanya dengan kencang agar segera sampai rumahnya. Sebenarnya meskipun Flora, Artha, Leon dan Sonya tidak satu kompleks mereka tetap sering bermain bersama. Karena mungkin mereka satu kelas dan kompleks mereka masing-masing juga tidak terlalu jauh. Kecuali Leon dan Sonya yang memang satu kompleks. Dan juga rumah mereka hanya berjarak beberapa rumah saja.

Setelah Flora kemarin membantu Artha mengambil bolanya. Besoknya Artha kerumah Flora saat pulang sekolah sekalian mengajaknya bermain bersama teman-teman yang lain di lapangan.

"Flora?"

Artha mengetuk pintu rumah Flora. Tak lama kemudian Flora membuka pintunya.

"Artha? Kamu abis dapat keajaiban apa? Kok kamu bisa kerumahku duluan. Biasanya juga kalau mau main, harus aku atau temen yang lainnya dulu yang menghampiri kamu dirumah." Ujar Flora.

"Ya sekali-kali lah, temen-temen udah pada nunggu kamu di lapangkan. Kan kita mau tanding bola"

"Ya udah, bentar aku ambil sepeda dulu." Flora mengambil sepedanya di garasi.

"Tunggu dulu! Aku mau ngasih sesuatu buat kamu."
Sambil menyerahkan kertas berisi gambar bola yang tersangkut di pohon dan seorang gadis yang memanjat pohon untuk mengambil bola temannya.

"Apa ini aku?" Tanya Flora.

"Iya. Ini kamu. Aku gambar ini karena kemarin kamu udah bantuin aku."

"Makasih ya Artha. Kalau gitu aku simpan dulu gambarnya bentar."
Flora masuk lagi ke dalam rumahnya. Dan tak lama kemudian ia keluar dari garasi sambil menaiki sepedanya.

"Udah Ra?" Tanya Artha.

"Udah. Yuk berangkat!" Ajak Flora.

Setelah itu mereka pergi ke lapangan bersama. Disana banyak sekali anak-anak yang sedang bermain. Tak luput dari itu ada juga Leon yang hobby sekali menggangu Sonya dan tidak berhenti sebelum Sonya kesal. Flora dan Artha meletakkan sepeda mereka dipinggir lapangan. Berjajar dengan sepeda teman-teman lainnya.

"Hay, semuanya." Sapa Flora. Ia berjalan menuju kerumunan teman-temannya.

"Nah, ini dia mereka. Akhirnya kalian datang juga. Kita udah nungguin dari tadi nih," Ujar Leon.

"Sonya kemana? Tadi aku lihat disini?" Tanya Flora.

"Itu! Lagi main kelereng sama Nita dan yang lainnya." Leon menunjuk ke arah Sonya.

"Biasalah, di gangguin sama Leon tadi." Celetuk Kinar.

"Udah bisa ditebak. Ya udah aku nggak jadi ikut tanding bola. Aku mau main sama Sonya kalau gitu." Ujar Flora.

"Flora, aku ikut. Aku juga lagi males main bola." Seru Kinar.

Akhirnya Flora dan Kinar memutuskan bermain bersama Sonya, Nino dan yang lainnya.

"Woy, kalian berdua kok malah pergi?nanti timnya bisa kurang." Teriak leon.

Namun mereka tidak peduli dan justru bermain kelereng.

"Tuh, kan. Kamu sih pakek usil sama Sonya. Pada ngambek semua deh." Artha menggelengkan kepalanya.

"kan tadi aku cuma bercanda." Leon merasa bersalah pada teman-temannya.

"Tau nih Leon." Sela Aris.

"Ya udah lah, kita gak usah tanding aja. Kita main point goal aja." Ujar Artha.

"Ya udah lah, kalau gitu." Ujar Leon.

Akhirnya mereka bermain point goal. Namun yang terjadi ketika bermain bola. Leon menendang bolanya terlalu keras dan meleset. Alhasil bola tersebut melayang dan mengenai kelereng milik Flora dan yang lainnya.

"Ini siapa sih yang nendang bola kesini? berantakan deh semua kelerengnya. Padahal dikit lagi gue menang." Teriak Flora.

Ia sudah merasa sangat kesal.

Semua nya yang terlibat bermain bola terdiam. Karena tidak ada yang mengaku, Aris menunjuk Leon.

"Kamu ya Leon?" Tanya Flora.

"Maaf ya Ra, aku nggak sengaja." Leon berusaha meminta maaf pada Flora dan yang lainnya.

"Kamu nyebelin banget sih Leon. Aku udah males main disini. Aku mau pulang aja." Flora kesal lalu segera mengambil sepedanya dan pulang.

"Flora tungguin! Aku juga mau pulang." Teriak Sonya.

"Buruan Sonya!" Flora ganti berteriak.

Mereka berdua akhirnya pulang. Dan permainan kelereng selesai. Semua anak-anak juga bubar.
Lagi pula hari juga sudah mulai petang. Meskipun Flora dan Sonya kesal saat bertengkar dengan leon. Tetap saja Leon juga selalu bisa membuat mereka tertawa dan menghidupkan suasana dengan segala tingkahnya. Berbeda dengan Leon, Artha justru jarang sekali menjahili temannya dan membuat keributan. Mungkin karena itu ia selalu jadi murid kesayangan guru-guru di sekolah. Ditambah lagi dengan kepribadiannya yang lembut,sopan dan juga pintar. Tetapi beberapa kali Flora kalah bersaing dikelas dengan Artha. Semua perasaan sukanya akan sejenak hilang atau berubah. Hanya saja ia berusaha untuk berfikir positif pada Artha dan mengingat bahwa Artha adalah sahabatnya.

Sampai saat ini lukisan sederhana buatan Artha masih disimpan rapi oleh Flora. Baginya itu adalah hal kecil yang sangat indah.

(Apapun wujud benda itu, jika orang yang kita sayang memberi. Semua tetaplah sebuah kenangan. Yang selamanya harus di jaga)

Jangan lupa vomment!!! Thank you

LEFLORA (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang