10

6 0 0
                                    

Sayangnya, aku bukan aktris itu, aku tidak bisa melakukannya dengan caranya. Ini kisah ku, jadi aku harus melakukannya dengan cara ku sendiri, dan itu adalah membayangkan diri ku sendirian di dalam kamar mandi, musik sensual bermain dari speaker HP ku, aku baru saja menyaksikan teman sekolah ku ejakulasi untuk memenuhi tantangan dalam permainan truth or dare, dan aku pikir itu adalah pemandangan yang sangat eksotis dan merangsang. Oh ya, itu bekerja... gerakan tangannya yang bergerak naik turun di dalam celananya, aku membayangkan tangan yang sama menyentuh ku dengan cara yang tidak baik, meremas, memberikan kenikmatan untuk ku. Ya, dialah mimpi basah pertama ku, dia yang membuat ku menyentuh diri ku untuk pertama kalinya, merasakan orgasme akibat sendiri untuk pertama kalinya. Wajahnya lah yang menghiasi momen-momen tersebut, sampai hari ini—

"Buka mata mu." Dan Ace harus menghancurkan momen ku, "buka mata sialan mu, Jazmyn!"

"Kenapa aku harus?" Balas ku lalu membuka mata ku dan secara refleks melangkah mundur, dia terlalu dekat

Sebelum ia menjawab, ia menutup jarak yang ada dan meremas pipi ku dengan kasar, "karena kau menari untuk ku, bukan bocah imajiner yang ada di dalam kepala mu," dia membuat ku menatap matanya, yang saat ini terlihat seperti badai, "kau tidak menari untuk taksiran pertama mu, kau tidak menari untuk pacar mu, kau menari untuk ku!"

"Mungkin aku membayangkan mu di kepala ku," balas ku menantang

Di antara aku menutup mata, membayangkan orgasme pertama ku, dan kembali membuka mata ku, aku sudah menanggalkan semua pakaian ku, jadi sekali lagi, aku berdiri di hadapan Ace dalam keadaan telanjang bulat, hanya saja tidak seperti terakhir kali, saat ini Ace ada di hadapan ku hanya dengan boxer, tapi itu tidak berarti mengurangi kemampuan intimidasinya terhadap ku

"Itu sebuah kebohongan," ucapnya mencemooh, "karena ini..." apa yang ia lakukan selanjutnya membuat nafas ku tercekat, "...bukan karena ku."

"Oh, sial..." desah ku kehilangan keseimbangan, aku sekarang sepenuhnya bertumpu pada bocah di hadapan ku

Saat ini Ace menaruh tangannya di bagian terintim ku, tapi tidak hanya diam, dia menggerakkannya, dan aku akan berbohong kalau aku mengatakan aku tidak menyukainya. Jemari dinginnya melawan kehangatan lipatan intim ku, merupakan perasaan kontras yang sangat nikmat. Aku merasakan diri ku membasah hampir sebasah saat kemarin aku dalam pengaruh obat, dan Ace baru menyentuh ku selama beberapa detik, dan ia bahkan tidak melakukan penetrasi. Jelas, tidak ada seorang pun yang pernah berada di sana selain diri ku sebelumnya, aku cukup beruntung saat mengatakan tidak pada seseorang ia mendengarkannya.

Gips di tangan ku sungguh membuat ku terganggu, andai saja kekakuan itu tidak ada, aku bisa melakukan lebih. Sayangnya karena hanya ada satu tangan ku yang bekerja, aku tidak bisa melakukan apapun selain menggunakan tangan itu untuk menahan tubuh ku. Lalu saat sudah hampir memuncak nikmatnya, Ace menarik tangannya kembali.

"Lanjutkan." Ucapnya sambil mengelap jarinya yang basah di perut ku

Aku tidak perlu diberitahu dua kali. Pertama karena ditinggalkan saat sudah hampir memuncak itu sangat membuat frustrasi, dan kedua, mungkin aku sedikit ada kecenderungan exhibitionist, karena siapa tepatnya yang merasa tertarik untuk melakukan masturbasi dengan penonton? Atau mungkin ini efek dari pil yang Lily berikan? Aku memang merasakan kepala ku menjadi ringan. Tapi sebuah pil tidak akan mengubah ketertarikan seseorang akan sesuatu, bukan? Mungkin hanya menurunkan sedikit inhibisi dan menumpulkan akal sehat. Sial, apa yang aku bicarakan?! Jemari ku sudah berusaha untuk menstimulasi diri ke menuju orgasme dan aku malah memikirkan efek pil? Apa yang salah dengan otak ku?

Membawa diri ku kembali ke kenyataan, aku membuka mata ku dan menyaksikan Ace yang tidak mengalihkan pandangannya dari ku. Tapi alih-alih ikut bermasturbasi sambil menonton ku seperti yang ku harapkan, dia hanya merokok, tidak menyentuh dirinya sedikit pun, walaupun memang, aku melihat gundukan di boxernya sudah membesar. Mungkin ia adalah jenis laki-laki yang tidak mudah terangsang, karena itu adalah respon fisiologis tubuh yang involuntary, tidak ada yang bisa mengkontrolnya. Well, antara itu atau otaknya tidak menganggap ku merangsangnya secara seksual. Aku jadi penasaran, apa Ace memiliki tipe? Mungkin Lily bisa memberi ku info, dia mengatakan ia akan menjadi informan ku, bukan?

"Stop." Perintahnya datar

Menggelengkan kepala ku, aku menjawab, "aku belum selesai."

Tapi aku seharusnya tahu, "kau akan selesai saat aku menyuruh mu untuk selesai."

Menggertakan gigi, aku memaksa diri melawan keinginan ku dan menarik jari ku keluar, menghentikan kenikmatan yang sudah sangat dekat. "Sekarang apa?"

"Sekarang kau datang kemari dan puaskan aku." Balasnya cuek

Dia pasti bercanda! Dia tidak memperbolehkan ku mencapai puncak dan aku harus membuatnya puas? Bagaimana itu adil? Apakah ini akan menjadi hal regular? Karena aku sungguh tidak ingin merepresi diri ku.

Life As Of All The What IfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang