48.

8.1K 283 2
                                    

"Eugh ...!" Keysa tersadar dan  perlahan membuka kelopak matanya.

Hal pertama yang dirasakannya adalah lemas yang menyebar pada seluruh tubuhnya. Persendiannya ngilu dan otot-otot tubuhnya terasa pegal ditampah dengan wajahnya yang meninggalkan jejak lima jari di sana terasa perih.

Hidungnya mencium bau khas aroma obat-obatan yang menyebar dan begitu kelopak matanya terbuka sepenuhnya, tatapan Keysa langsung melihat langit-langit tempatnya berada bercat putih. Keysa menoleh dan menemukan bahwa dinding ruangan juga berwarna putih. Saat pandangannya berhasil melihat keadaan sekitar, Keysa pun sadar bahwa dirinya sedang ada di ruang rawat pasien dirumah sakit.

"Ando dan kamu produk gagal, kenapa wajahmu banyak tanda biru-birunya?" Kata itulah yang pertama meluncur dari bibir Keysa tak kala menemukan keberadaan Ando dan Daren yang sedang duduk di sofa yang ada diruangan rawatnya. Keysa menoleh kesampingnya dan ternyata ada Arkan di sana, duduk disampingnya disamping ranjang pasiennya. "Kamu juga, kenapa wajahmu juga bekas pukulan yang membiru?"

"Oh, i-ini, mmm ... tadi aku ...." Arkan ragu-ragu menjawab tak tahu harus mengatakan apa.

Sebab Arkan merasa tidak mungkin mengatakan kebenarannya bahwa luka tersebut merupakan hasil adu kehebatan dirinya dengan Ando dan juga Daren. Arkan tak mau Keysa mengomel dan sampai zmengatainya kekanakan.

"Kenapa?" Tanya Keysa megulurkan jemarinya untuk menyentuh luka tersebut.

"Tidak ap--"

"Bodoh, jelas itu luka bekas pukulan kenapa kamu tak bisa menebaknya? Ckckck, jangan-jangan inilah efek akibat buruk dari penculikan yang Selena lakukan kepadamu, kamu menjadi teramat bodeh. Dasar wanita, taunya cuma mengeluarkan kata-kata pedas dan sayangnya otaknya tidak bekerja dengan baik!" Sela Daren mudahnya berkata memotong Arkan yang hendak menjelaskan.

Sontak saja Arkan marah dan Arkan memelototinya tajam sambil memperingatkan.

"Apa dan kenapa kalian melihatku begitu? Memangnya perkataanku ada yang salah? Hey, aku benar, Man, karena isterimulah yang salah. Dia memang bodoh, benar-benar bodoh!" Daren membela diri memancing suasana agar menjadi rusuh.

Keysa menghela nafasnya panjang lalu membuang muka dengan angkuh engga melihat kearah Daren dan menatap suami dengan dalam.

"Suamiku, mengapa kamu membiarkan produk gagal itu ada di sini? Aku masih sakit dan kepalaku menjadi pusing jika melihat keberadaannya ada di sini ..." rengek Keysa membuat Daren menatapnya jijik.

"Apa maksudmu kehadiranku menjadi penyebabmu sakit kepala? Dasar wanita tidak tahu diuntung, aku juga ikut serta menyelamatkanmu dari Selena dan salah satu penyebab kamu masih bisa bangun sekarang. Kalau aku tidak datang, aku rasa mayatmu sudah menjadi makanan anjing Pingki peliharaan Selena! Ingatlah itu dan seharusnya kamu berterima kasih kepada juga tersanjung sudah aku jenguk." Daren dengan Ketus menilap tanganya menatap geram Keysa.

Membuat Ando yang mendengarkan menjadi berdecih seraya mengelengkan kepala dan Arkan makin menatapnya tajam memperingatkan.

"Kau benar-benar pembuat onar, Daren," keluh Ando tak habis pikir.

"Selain itu kamu juga benar-benar pembuat masalah. Sehari saja, tidak bisakah kamu mengalah pada isteriku dan berhenti mendebatnya. Setidaknya untuk hari ini saja." Arkan menimpali.

"Ch, persetan dengan ucapan kalian yang keterlaluan ini. Lebih baik aku mengurusi wanitaku dari pada wanita bermulut coberan peliharanmu, Man. Dan kau Dude," kata Daren beralih pada Ando. "Jangan terlalu membela Arkan, sebab ingatlah salah satu kamu kerampokan sebagian hartamu adalah dia," lanjut Daren mengingatkan, sebelum dengan kesal laki- laki itu keluar tak tahan terus disalahkan.

Unwanted Love [Lengkap]Where stories live. Discover now