The Sameness Within The Change |31| |Disappointed|

4.4K 369 9
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Dengan lembut, Cedric menurunkan Veila di kursi kebesaran di ruangan kekasihnya itu.

"Ced." Veila menatap Cedric bingung.

Cedric menahan kursi broken white Veila sehingga kursi itu berhenti bergerak. Lalu ia menunduk, menjajarkan wajahnya dengan wajah Veila. "Tidak ingin mengatakan atau menjelaskan sesuatu kepadaku?" tanyanya lembut, namun tegas.

Veila melipat bibirnya ke dalam. Mata birunya beralih menatap ke arah lain, menghindari tatapan Cedric.

"Kenapa kamu mengalihkan tatapanmu?" Cedric menangkup wajah Veila dengan satu tangan lantas mengarahkannya menghadap dirinya sendiri. "Apa kamu melakukan kesalahan?"

Mata biru Veila kembali menatap Cedric, kali ini dengan tegas. Veila menggeleng. "Tidak."

"Jadi semua yang kamu lakukan hari ini tidak salah?" ulang Cedric dengan suara mengintimidasi.

"Tidak," sahut Veila tanpa ragu.

"Veila," ucap Cedric dengan frustasi. Dahinya berkerut.

Alis Veila bertaut. "Aku hanya memberitahu fakta yang ada, Cedric. Apa yang salah dengan itu?"

Cedric menghela nafas. "Itu tidak salah, Mi Amor. Tetapi—"

"Tetapi apa?" Mata biru Veila menatap Cedric penuh tidak setuju.

"Cedric." Veila memanggil dengan penuh penekanan.

"Jika aku berada di posisimu, apakah kamu akan membiarkanku begitu saja? Ketika kekasihmu difitnah yang tidak-tidak karena telah menyelamatkan dirimu, apakah kamu akan membiarkannya begitu saja?" tanya Veila tanpa jeda.

"Tentu tidak akan, Mi Amor. Tetapi—"

Veila mengangguk. "Kalau begitu tidak ada alasan bagiku untuk tidak mengadakan konferensi pers hari ini."

Mata biru Cedric menatap Veila penuh permohonan. Ia terlihat frustasi."Aku tidak mau orang lain tahu bahwa kamu hampir dilecehkan, Vei—"

"Kamu malu?" sela Veila datar. Begitu pula dengan wajahnya yang tanpa ekspresi, namun terpancar kekecewaan dari kedua matanya.

Mata Cedric sedikit melebar. "Apa?" Ia menggeleng. "Tentu bukan. Sama sekali bukan seperti itu."

Cedric sama sekali tidak malu, bahkan ia sama sekali tidak masalah dengan itu. Ia hanya tidak ingin semua orang tau bahwa Veila hampir menjadi korban pemerkosaan. Itu adalah luka bagi Veila. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah diinginkan oleh semua orang. Bahkan ketika seseorang mengalaminya, mereka tidak ingin mengingat, terlebih menyebarkannya.

Cedric tidak ingin Veila diremehkan. Cedric tidak ingin Veila dikasihani. Cedric tidak ingin orang-orang menatap Veila dengan sebelah mata.

Tanpa bisa dikontrol, mata Veila berkaca-kaca. Tatapan kecewa terpancar dari kedua mata birunya. "Aku melakukan semua ini untukmu, Cedric. Dan ini tanggapanmu?" lirihnya dengan suara tercekat. Dadanya sesak.

Cedric menggeleng. Ekspresi sedih memenuhi wajahnya. "Tidak, Mi Amor. Bukan itu maksudku—" Ia terdiam ketika Veila meneteskan air matanya.

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ