Chapter 2

161K 7.1K 68
                                    

Unedited

Brandon sekarang ini sedang berada di dalam restoran, hotel tempatnya menginap di Bali. Sembari menikmati makan siangnya, mata Brandon seperti elang, sigap, tajam dan lihai memandangi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Mata hitam pekatnya dari tadi sibuk mencari sosok wanita cantik berambut pendek.

Sudah hampir dua jam Brandon berada di dalam restoran dan wanita yang sangat ingin ditemuinya ssampai sekarang belum juga menampakan dirinya.

Dalam hati Brandon, dia sedikit berharap bahwa wanita itu menginap di hotel ini. Tapi, sudah lama Brandon menunggu, jangankan wajahnya, batang hidungnya saja, dari tadi tidak dilihat Brandon.

Dengan sedikit merasa kecewa Brandon mendesah.

Mungkin tu cewek gak nginep disini. Tapi, sialan. Ngapain juga tu cewek pake kabur segala.

Tadi pagi begitu Brandon bangun, dia sangat terkejutnya begitu mengetahui bahwa wanita tersebut sudah tidak ada di sampingnya lagi.

Hilang bagaikan apa yang mereka lakukan kemarin sama sekali tidak terjadi. Bukan hanya itu, wanita itu bahkan pergi tanpa meninggalkan apapun. Catatan seperti thanks buat apalah, dan nomor HP saja tidak ditinggalkan wanita itu.

Sialan, hal itu membuat ego Brandon sebagai laki-laki terluka.

Baru kali ini Brandon dicampakan oleh wanita. Biasanya dia yang selalu mencampakan mereka. Brandon sadar betul, tanpa dia bicara, mengedipkan mata, tersenyum atau tanpa melakukan apapun, para wanita akan mendekatinya dan bahkan tergila-gila dengannya. Jika mau di ibaratkan, para wanita itu sama dengan lebah yang melihat bunga jika mereka melihat Brandon.

Brandon-lah yang biasanya selalu pergi meninggalkan mereka duluan. Tapi lihat sekarang, baru kali ini dia merasakan bagaimana rasanya ditinggalkan setelah melakukan one-night-stand.

F*cking horrible !!

"Kamu Brandon kan, penyanyi itu?" suara feminin seseorang membuatnya sedikit kaget dan menoleh kepada pemilik suara tersebut.

"Yah" jawab Brandon tanpa tersenyum.

Seorang wanita cantik ternyata sudah berdiri di depannya. Biasanya kalau ada wanita cantik yang mengenalinya, Brandon akan selalu mengeluarkan senyum andalannya.

Senyuman yang kata teman-temannya bisa membuat semua kaum hawa klepek-klepek begitu melihatnya. Dan Brandon saat ini sangat meragukan ucapan teman-temannya itu. Bagaimana tidak, kemarin saja, dia sudah hampir setiap kali mengeluarkan senyum andalannya itu, dan wanita tersebut bahkan sama sekali tidak terpesona kepadanya. Wanita itu bahkan mengatakan bahwa dia seorang yang aneh karena selalu tersenyum.

Sialan.

"Bisa foto bareng nggak? saya penggemar berat kamu" ucap wanita tersebut dengan mata berbinar penuh harap.

"Ok" balas Brandon setuju, tidak mau berlama-lama.

Pikirannya saat ini sedang berada pada wanita yang satu-satunya berani mencampakan dirinya.

Setelah selesai foto bersama dengan penggemarnya, dengan hati yang berat Brandon pun meninggalkan restoran. Dia sempat pergi ke lobby, usaha terakhirnya untuk bertemu dengan wanita itu. Tapi, sayang. Harapannya harus kandas.

Takut menimbulkan keramaian dan tidak ingin privasinya di ganggu orang, Brandon kembali ke kamar hotelnya.

Tujuan Brandon datang ke Bali untuk menjernihkan kepalanya. Untuk menemukan ide atau inspirasi buat lagunya. Tapi bukan ide yang ada di pikirannya sekarang, malah wanita.

The Playboy's Baby [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang