10. First kiss

3.6K 321 34
                                    

Gue baik kalau kalian juga baik ke gue!

Ngerti?

***

Hinata tersenyum lebar saat melihat Naruto tengah sibuk menyiapkan makanan, punggung lebarnya terlihat begitu maskulin dan nyaman di sandari. Dia tengah sibuk memasak, pemuda itu aneh menurut Hinata. Dia terkadang begitu ketus tapi kadang bisa bersikap baik. Naruto itu seperti manusia pengidap kepribadian ganda. Dia bisa berubah sangat cepat.

“Na-ru-to,” Hinata berlari memeluk pinggang Naruto dari belakang, gadis itu menggesek-gesekan pipinya di pinggung Naruto.

“Lo ngapain bangsat? Lepas gak?!” Naruto menggeliat gelisah berusaha melepaskan diri dari jeratan Hinata yang sudah mirip seperti ular itu. Sangat erat dan mencekik.

Hinata menggeleng, dia kian menyamankan diri di pinggung lebar itu, “Gak mau ah, di sini anget kok.” gadis itu tak peduli, walaupun Naruto meneriakinnya habis-habisan dia tidak akan pernah jera. Hinata akan tetap mengganggu Naruto sampai kapan pun.
“Lepas atau gue dorong?!” Hinata berdecak sebal lantas melepaskan pelukannya.

“Pelit banget sih cuma meluk doang juga, nyebelin.” dengusnya kesal sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal. Kalau ada gelar manusia paling dingin dan ketus maka Naruto pastas mendapatkan posisi di omor pertama.

Naruto menyentil dahi Hinata kuat hingga gadis itu mengaduh kesakitan, “Berisik.” ujarnya datar lalu kembali sibuk dengan masakannya.
Mengabaikan berita-berita aneh yang masuk ke telinganya melalui Hinata. Baginya apapun yang di katakan gadis itu tak layak di dengarkan.

“Gak boleh ketus-ketus sama cewek cantik, nanti kena karma mampus lo.” dengus Hinata sambil mendudukan diri di kursi meja makan.

“Mana ada karma kaya gitu, akal-akalan lo aja itu mah.” Naruto menumis bumbu lalu memasukan nasi putih ke wajan.

“Ada kok, karmanya nanti lo jadi suka sama gue.” Hinata tersenyum lebar hingga menampilkan deretan giginya yang rapi.

Naruto mendengus pelan sambil membalik nasi gorengnya, “Gak usah ngaco, gue gak mungkin suka sama lo.” Naruto tertawa sinis pada Hinata, suka pada gadis itu? Yang benar saja. Bahkan di dunia ini ada banyak spesies manusia yang layak dia sukai dan itu jelas bukan Hinata.

“Terserah ya, yang jelas gue udah ngasih tau. Jangan ketus-ketus nanti kena karma malu lo.” tekan Hinata.

Naruto memutar bola matanya malas, “Terserah lo ya, gue gak peduli.” pemuda itu meletakan sepiring nasi goreng di hadapan Hinata lalu sepiring lagi di hadapannya. Dia teralalu malas meladeni Hinata berbicara, terlalu berisik dan membuang tenaga.

“Nantik lo anterin gue ke klink kan?” Hinata bertanya sambil menyuapkan nasinya ke mulut.

Naruto mendelik kesal, “Ogah! Lo pake driver online aja!” ujarnya sambil melirik Hinata tajam. Gadis itu menatap Naruto dengan mata berkaca-kaca seperti anjing kecil yang minta di pungut.

“Anterin gue ya,” rayunya lagi. Naruto menggeleng, tidak bisa. Hinata tidak boleh memonopoli hidupnya, dia hanya gadis gila yang memaksa menjadi kekasihnya tidak lebih.

“Gue bilang nggak ya nggak, Nat! Plis gak usah maksa!” ketus Naruto. Kesal? Tentu saja. Siapa juga yang tidak kesal jika hari-harimu harus di ikuit mahluk menyebalkan seperti Hinata?

Daddy..” rengek Hinata sambil menggoyang-goyangkan bahunya lucu.
Naruto tidak boleh menyerah, dia tidak akan mau di kuasai gadis gila itu. Tidak akan mau!

Cold Boyfriend | Namikaze Naruto✔️Where stories live. Discover now