7. Kesal

2.3K 299 70
                                    

Naruto memijit pelipisnya yang pening, dia baru saja menyelesaikan diskusinya bersama klien. Sangat alot dan panjang, sepasang pengantin itu menginginkan model baju yang aneh menurut Naruto. Dia tidak suka model baju itu tapi kedua memepelai itu bersikeras, mereka tidak memikirkan citra Naruto sama sekali. Di sini perannya sebagai desaigner ternama di pertaruhkan, penialaiannya terhadap fashion tidak pernah meleset. Entah apa yang di pikirkan dua orang itu tadi, Naruto benar-benar tidak mengerti.

Naruto meraih ponselnya yang sedari tadi di acuhkannya, bukan berniat mengecek pesan dari Hinata. Pokoknya bukan! Ingat bukan ya!

Pemuda itu membuka room chatnya dengan Hinata, di sana ada sekitar tiga puluh pesan masuk dan lima belas panggilan tak terjawab. Naruto tau gadis itu akan mengganggunya jadi dia memilih untuk mensilent poselnya. Dari sekian chat masuk Naruto lebih tertarik untuk membuka chat dari Hinata, entah kenapa dia hanya pensaran saja.

Sayang

Gue nitipin makanan di resectionist, di makan! Awas aja kalau enggak!
13.15

Tanpa sadar Naruto menyunggingkan senyum tipis, dia menghubungi reseptionist nya agar mangantar makanan itu ke ruangannya.

“Permisi,” receptionist cantik bernama Tayuya itu masuk dengan membawa sebuah kotak makanan yang sepertinya di beli di kedai makanan. “Ini titipannya Pak, sebenarnya sudah dari tadi saya tidak berani menganggu Bapak jadi saya menunggu sampai klien Bapak keluar.” ujar Tayuya sambil meletakan kotak bekal itu.

“Hn,” jawab Naruto singkat, jika bersama Hinata dia akan banyak marah bahkan mengumpat maka di depan orang lain dia adalah pria dingin juga arogan.

“Tadi Nona itu titip pesan, katanya dia lagi kerja ikut atasannya ke rumah pasien karena kebetulan melewati tempat ini jadi dia mampir.” imbuhnya.

Naruto mengangguk acuh sambil membuka kotak makanan itu, tanganya dengan lihai mematahkan sumpit lalu mulai memakai spageti yang sudah dingin. Bibirnya tertarik tipis saat melihat secarik kertas yang tertempel di sana.

‘Gak lo makan gue santet!

-Sayangmu, Hinata cantik-’

Tayuya melongo melihat senyum tipis di wajah Naruto, demi boneka voodo kesayangan Sasori ini kali pertama seorang Namikze Naruto tersenyum. Senyumnya sangat tipis namun tulus, bukan senyum sarkas atau senyum terpaksa seperti yang bos nya itu sering tunjukan.

“Sampai kapan lo mau liatin gue makan?” sinis Naruto sambil menatap secarik kertas tulisan Hinata itu.

Tayuya lansung membungkuk pamit, “Maafkan saya Pak! Nikmati makan siang anda, saya permisi!” buru-buru gadis cantik itu lari dari ruangan itu sebelum amarah Naruto meledak-ledak.

Amarah Naruto sama artinya dengan hukum mati, jika hal itu terjadi maka hanya ada dua kemungkinan yang menimpamu setelahnya. Di pecat dengan pesangon atau di rumahkan tanpa pesangon. Mengerikan!

Naruto mengetikan sesuatu di ponselnya sambil mengulas senyum tipis.

To Sayang
Udah gue makan.
14.45
Terkirim

Entah dorongan dari mana yang jelas Naruto hanya menuruti nalurinya. Dia tidak berniat membalasnya! Sungguh! Dia hanya berfikir mungkin itu perlu, mungkin saja gadis itu menunggu balsannya.

***

Naruto berkutat dengan gambarnya, dia terlihat serius dengan sketsanya itu sampai tak menyadari waktu yang kian bergulir cepat. Tanpa sadar pemuda itu berada di sana hingga pukul delapan malam, padahal butiknya tutup sejak pukul enam tadi. Naruto berkutat dengan sketsa baju pengantin yang menurutnya sangat jelek itu, Naruto mengerjakannya dengan setengah hati karena menurutnya model baju ini sangat jelek. Tidak sesuai seleranya sama sekali. Membayangkan seseorang yang nanti memakai ini saja sudah membuat dia pening luar biasa.

Cold Boyfriend | Namikaze Naruto✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang