6

1.5K 126 31
                                    

"Rian." panggil seseorang yang tepat dibelakangku dan Ian.

Kita berdua pun langsung menengok kearah belakang.
Aku mengeryit bingung. Siapa perempuan itu?

Ahk aku baru ingat dia adalah Dinda si Pelayan restoran.

"Dinda? Kebetulan sekali kita ketemu disini ya." ucap Ian yang membuat ku geram.

Aku langsung aja mencubit pinggang Ian hingga Ian mengaduh kesakitan.

"Rasain itu buat cowok genit yang udah punya pacar!" ucapku sambil melotot kearah Ian.

Aku melihat Dinda tersenyum dan mengangguk merespon ucapan Ian.

Ian langusung memeluk pinggangku.
"Dinda saya duluan ya. " pamit Ian dan tersenyum kearah Dinda. Itu membuatku semakin marah.

"Jangan senyum-senyum!" ucapku pada Ian.

Aku dan Ian pun pergi meninggalkan Dinda.
Aku dengan kasar menepis tangan yang memeluk pinggangku.

"Kamu genit sama Dinda!!" ucapku dan mencubit lengan Ian dengan sangat keras. Rasain tuh cubitan!

"Awsshh.. Vi sakit tahu." ringis Ian dan mengusap-usap lenganya yang telahku cubit.

Aku melotot kearahnya yang membuat Ian mengalihkan pandangannya.

"Maaf. Lagian salah ya kalo aku ngomong gitu aja sama Dinda? ." ucap Ian.

Ahk mendengar namanya saja aku sudah merasa mual.
"Gak salah, tapi itu namanya genit!" ucapku melayangkan tangan untuk mencubit kembali lengan Ian tapi dengan cekatan Ian menghindar.

"Enggak enggak bukan gitu sayang. Aku gak genit kok, masa cuma nyapa aja kan nanti disangka aku itu cuek orangnya padahal kan enggak." bela Ian.

"Bagus. Aku mau kamu jangan banyak bicara lagi sama Dinda. Jangan ketemu sama dia lagi! Jangan buat aku cemburu!" ucapku dan melayangkan tanganku kembali untuk mencubit lengan Ian, tapi lagi-lagi Ian dengan sangat cepat menghindar.

"Iya iya sayang, tapi aku gak janji." ucap Ian.

"Hah!!! Jadi kamu berencana untuk bertemu dia lagi? Apa jangan-jangan kamu juga suka ngajak ketemuan sama cewek lain yang udah kamu tolongin? Wah kamu enggak sayang lagi ya sama aku? Kamu tega tahu gak sama aku?!." ucapku dan mengangkat tanganku hendak mencubit lengan Ian kembali.

Tapi lagi-lagi Ian menghindar hingga aku tak jadi lagi mencubit lengannya. Itu membuat ku geram.

"Enggak semua yang aku tolongin aku ajak kencan, hanya sebagian saja." ucap Ian dan memandang kelangit seperti orang yang sedang mengingat sesuatu.

Aku langsung melotot dan menghadang langkah Ian, dan sedetik kemudian aku memukul-mukul Ian. Sungguh aku sangat marah saat dia seperti itu.

"Kamu pikir, aku yang ada dihadapan kamu ini apa?! Kamu udah bikin aku nangis tahu gak?! (Aku benar-benar menangis air mataku keluar begitu deras) kamu jahat Ian kamu jahat."ucapku terus memukul dadanya.

"Hahaha. Aku cuma bercanda." ucap Ian dan memeluku sangat erat.

"Apa?" tanyaku mendongak menatap Ian.

"Maaf, jangan marah lagi ya. Jangan kesel-kesel lagi. Aku cuma sayang dan cinta kamu doang kok." ucap Ian dan mengusap-usap kepalaku.

Ok. Aku sedikit lega karena dia bercanda. Sehingga membuatku membalas pelukan Ian.

"Woy!! Tempat umum woy! Ada jomblo lewat nih!!." teriak seorang cowok seumuran denganku.

Ihk. Siapa sih?!

"Iri bilang boss." balasku berteriak.

"Vi." tegur Ian.

"Haha... Palpale palpale palpale pale~~" sambunya.

Aku memandangnya jijik. Dia pun pergi begitu saja dari hadapanku dan Ian.

*

"Ian, Aku pinjam ponsel kamu dong." pintaku pada Ian saat kita berdua sedang berada di mobil dalam perjalanan pulang.

"Nih." Ian menyodorkan ponselnya kepadaku.

Aku langsung mengambilnya.

"Ian, Aku belum pernah mendengar cerita kamu pada saat masa SMA, kapan-kapan cerita ya." ucapku pada Ian tentu saja dengan antusiasku.

"Baik lah. Aku akan cerita kapan-kapan sama kamu." ucap Ian dan mengusap-usap kepalaku.
Oh aku tahu. Pasti mengusap-usap kepalaku adalah hobby barunya. Hehehe

"Oh iya kapan mama papa pulang?" tanya Ian tiba-tiba.

"Mungkin aja satu minggu lagi." aku memandang ponsel Ian yang berada dalam pangkuanku.

Sudut mataku melihat Ian yang mengangguk.

Aku akan melihat-lihat isi ponsel Ian apakah Ian selingkuh apa tidak..
Bukannya tidak percaya cuma aku harus memastikannya juga kan.

Aku menyalakan ponsel Ian dan mengotak-atiknya.

nomor si pelayan restoran langsung Aku blok. Aku beralih ke galeri Ian siapa tahu ada foto orang lain digaleri itu.

Aku melihat lihat isi galeri... Hanya ada beberapa fotoku, Ian, dan mama, papa Ian.

Mataku menangkap foto yang paling ujung di galeri. Foto perempuan.

Siapa dia??!!!

*
Ok guys...
Penasaran gak Foto siapa yang ada di galeri ponsel Ian...
Tunggu next nya ya...

Jangan lupa juga vote+komennya ya...

Makasih...

He Is Mine! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang