“Anjir lo, La, sekolah aja belum tamat, udah buat planning mau punya anak lima,” Nadin tertawa seolah menyepelekan tapi sekaligus geli.

“Ya ... gak papa lah, buat planning itu bebas mau yang kayak gimana pun atau tentang apa pun itu.” Yola seolah membela diri.

Pintu ruang guru yang dicat warna coklat nampak terbuka lebar. Nadin dan Yola segera memasuki ruangan yang ramai itu, beberapa guru menatap keduanya heran, ada juga yang bersikap biasa saja seolah tak ada yang datang.

Nadin langsung mendatangi satu-persatu guru yang bersangkutan dengannya, sapaan demi sapaan telah ia lakukan, beberapa omelan dari beberapa guru pun telah didengar Nadin. Ia tahu setelah ini pasti akan berat, menutupi lubang yang lama dibiarkan memang tak mudah untuk ditutup kembali. Sama seperti melengkapi materi pelajaran yang tertinggal, itu akan sangat menguji diri. Mulai dari; malas mengerjakan, materi yang susah dipahami, hingga soal-soal yang membuat muak. Tetapi semua itu akan membuahkan hasil.

“Nanti pulang sekolah ke Dream's Caffe dulu ya, Din?” Nadin mengangguk pasrah.

“Traktir gue loh ya, lumayan hampir satu jam mondar-mandir, tenaga gue nih hampir terkuras,” lanjut Yola dengan penuh penekanan.

“Iya, Yola, iyaa. Pendengaran gue masih berfungsi normal kok,” sahut Nadin diiringi dengan matanya yang menjadi sipit dan senyuman manis yang membuat Yola bergidik ngeri. Pasalnya Yola pikir senyuman seperti itu kesannya seperti psikopat.

Nadin melenggang pergi, meninggalkan Yola yang mendengus kesal. Tujuannya saat ini ke perpustakaan, tempat yang sudah sekian lama tak dikunjunginya karena ia bukan kutu buku, pun bukan juga andalan guru. Nadin sedikit merindukan tempat itu.

Bau harum buku-buku baru tercium di indra penciuman Nadin, ia menyukai bau itu. Matanya mencari buku mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ya, kali ini Nadin akan menyelesaikan terlebih dulu mata pelajaran yang membosankan--kata murid lain.

Nadin menatap buku yang dipegangnya, seolah tak ada objek lain yang bisa dilihat. Kakinya berjalan ke luar, bermaksud untuk masuk ke kelasnya. Ia harus cepat-cepat karena pelajaran ke dua akan segera dimulai.

“Bersih juga,” ucap Nadin melihat beberapa kaca kelas yang kinclong.

Tatapan mata Nadin menjelajahi koridor sekolah yang ramai, tanpa disadari ada seorang cowok yang memperhatikan dirinya. Tatapan matanya sulit diartikan.

“Hai,” sapa cowok itu, suaranya terdengar pelan, seperti sedang sakit.

Langkah Nadin terhenti, ia menatap seseorang yang menyapanya, “Eh, hai,” balas Nadin sambil tersenyum canggung.

Cowok itu lalu tersenyum tipis, sangat tipis. Wajahnya cukup tampan, memiliki tubuh yang tinggi, kulit putih, hidung mancung, tetapi wajahnya terlihat pucat dan badannya tampak kurus.

Nadin terdiam, memandang wajah cowok itu tanpa membalas senyumannya. Saat sadar, ia langsung bergegas pergi meninggalkan tatapan datar dari cowok itu.

----

  “Nadin! Kok lama banget, dari mana aja sih lo?” Yola bertanya lantang.

“Perpus, kenapa? Kangen?” Yola memutar bola matanya malas. Nadin hanya menghela napas pelan sambil memainkan ponselnya.

“Eh, lo udah ngerjain tugas matematika belum? tanya Yola. adin menghentikan aktivitasnya.

Kepala Nadin menggeleng, “Belum, gue lupa!” tangannya menepuk jidatnya. Padahal ia berniat akan berubah, tapi mengerjakan tugas saja lupa, sesusah itu.

“Anjir lah, lupa! La, kita nyontek bareng aja kuy! Gak papa ini terakhir, yu!” Yola menatap Nadin dengan tatapan mengejek.

“Calon anak teladan nih ceritanya,” Yola tertawa jahil.

“Ayo, Yolaa!” tegas Nadin tanpa mempedulikan ejekan sahabatnya.

----

Lemontea yang dingin dua!” teriak Nadin pada pelayan Dream's Caffe.

“Hari ini panas banget ya, Din, padahal caffe ini kan ada AC-nya,” Yola membuka suara.

Iya nih, gak tau kenapa, gue juga ngerasa gerah mulu dari tadi.”

“Eh Yol, tau gak? Tadi gue disapa cowok,” wajah Nadin terlihat serius, ia mengingat kejadian yang dialaminya tadi.

“Siapa?” jawab Yola penasaran, kedua alisnya saling bertaut.

“Gak tau sih, gue juga gak sempet kenalan sama dia,” timpal Nadin seolah bodoh amat.

“Emang cowoknya gimana sih? Wajahnya gitu, dan dia ngomong apa aja sama lo?” Yola mulai tertarik pada topik pembicaraan yang dimulai Nadin.

Not bad. Ganteng, wajahnya putih agak pucat, hidungnya mancung, tapi badannya agak kurus, gak tau deh dia kenapa. Dan dia cuma sapa gue dengan kata hai doang, abis itu gak terjadi apa-apa, karena gue langsung ke kelas,” jelas Nadin, membuat Yola penasaran.

“Kok gue jadi penasaran ya, sama dia. Familiar gak sih wajahnya?” bola mata Nadin menatap langit-langit caffe.

Gue rasa enggak deh. Dia kayak jarang keliatan gitu, gue aja baru pertama liat dia. Mungkin murid baru,” Nadin mengedikkan bahunya, seakan tak peduli pada cowok itu.

“Coba aja kalo kalian kenalan, mungkin bakal ada sesuatu yang baru, atau kejadian baru,” duga Yola. Seketika Nadin terdiam. Pergerakannya pun terhenti. Entah kenapa perasaannya menjadi aneh, tapi ia tidak bisa mendeskripsikannya.

Tak lama pelayan datang, “Ini pesanannya, Kak,” Nadin menjawab, “thank's,” pelayan itu tersenyum ramah, lalu ia  berlalu pergi.

“Dia siapa ya kira-kira?” ujar Yola setelah meminum lemonte.

Gak usah repot-repot dipikirin lah, Yol. Kan besok bisa ketemu lagi sama orang itu,” tutur Nadin.

Nadin memotret lemontea-nya beberapa kali. Ia berniat untuk memposting fotonya di akun Instagram-nya, sudah lama dirinya tak mengisi akunnya dengan foto atau vidio.

“Liat deh Yol, aesthetic kan?” Nadin memperlihatkan hasil jepretannya yang sudah diposting.

“Lumayan. Asah terus Din kemampuannya, siapa tau lo bisa jadi fotografer terkenal,” saran Yola.

“Ya ... semoga aja, takdir gak ada yang tau kan Yol. Kalo kita mau bekerja keras, seenggaknya mungkin bisa merubah takdir tanpa disadari. Ya gak?” Nadin tersenyum lebar, sedangkan Yola mencibir sahabatnya itu. Tak biasanya Nadin berkata bijak.

----

Hailo teman-teman yang budiman☺
Gimana kabarnya setelah sekian lama saya gak update? Pasti baik kan? HARUS!

OH IYA, jangan lupa tinggalkan jejak, terserah mau apa. 🙂

See u next part ya! Yang masih daring, sabarrr, saya pun masih:)
FOLLOW IG: @ekadwika_

DiverseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora