이십일

1.4K 196 10
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[281220]

Present...
.
.
.
.
.

🐥🐰
.
.
.
.
.

Jungkook menghembuskan nafasnya saat ia mengakhiri lagunya, ia melihat Jimin sudah tertidur pulas di sampingnya, setengah meringkuk dengan posisi miring. Wajahnya terlihat tenang. Ia diam, meresapi pemandangan dihadapannya. Sungguh, Jimin sangat cantik, menawan dan menggemaskan di waktu yang bersamaan. Tangannya bergerak menyusuri dahi Jimin, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi kelopak mata sipit si manis. Jimin terusik. Wajahnya bergerak lalu memiringkan kepalanya sedikit.

Entah muncul dorongan darimana, tiba-tiba Jungkook mendekati pemuda manis itu. Ditempelkannya bibir tipisnya pada kening Jimin. Dia diam pada posisi itu selama beberapa detik.

Jungkook menarik kepalanya lalu memandangi wajah cantik Jimin sekali lagi. Di luar, hujan masih turun. Bulir-bulir kecil mengalir menuruni kaca jendela kamar.

Jungkook memejamkan matanya lalu menghirup aroma tubuh Jimin. Aroma vanilla yang membuatnya begitu tenang dan damai. Tangan Jungkook bergerak menarik selimut, menutupi tubuh mereka berdua.

"Selamat malam, Mina..."

🐥

Bagaimana bisa kau tidak menyukai hujan?

Hujan selalu mendekatkan kita.

-Inconnue

🐥

Jimin merogoh saku celananya saat mendengar ponselnya berdering. Ia memindahkan kantong belanjaan di tangan kanannya ke tangan kiri, menjepit ponselnya di antara bahu dan telinganya.

"Ya?" suara sang penelfon terdengar samar.

"Aku sedang belanja. Bukankah kau menyuruhku memasak makan malam? Oh ya, sejak tadi pagi ponselmu tidak aktif" Jimin diam mendengarkan orang di seberang telfon.

"Ah begitu? Hmmm. Apa? Menjemputku?" jimin mengangguk angguk kecil.

"Baiklah..."

Jimin menurunkan ponselnya setelah mematikan benda itu. Dia menggigit bibirnya, menyapu jajaran bangunan di sekelilingnya. Matanya menyipit ke arah sebuah kafe bercat putih tulang. Kafe itu tampak ramai. Kursinya tampak penuh semua. Jimin ragu tetapi melihat barang belanjaannya yang cukup banyak tentu merepotkan jika dia harus mencari tempat lain. Dia pun memutuskan berjalan ke kafe itu sambil menunggu Jungkook menjemputnya. Dia beruntung, masih ada satu meja kosong. Jimin segera memesan satu milkshake stroberi dan seporsi cheese cake.

Saat Jimin sedang menyeruput milkshakenya ia merasakan pundaknya ditepuk ringan. Awalnya dia mengira itu Jungkook tetapi saat dia memutar kepalanya alisnya berkerut.

Seorang wanita berambut lurus cokelat gelap, digerai melewati pundak. Jimin bisa melihat samar warna mata wanita itu, coklat hazel. Sangat cantik dan anggun.

"Kau mengenalku?" tanya Jimin ragu, dia menunjuk dirinya sendiri.

Wanita itu menggeleng, ada senyum kecil di bibir tipisnya, "Tidak. Apa aku boleh duduk disini? Aku baru saja sampai di Seoul setengah jam lalu. Perutku sedikit lapar dan tempat ini penuh sekali. Hanya meja ini yang kosong. Lagipula makan sendirian di tempat asing rasanya tak terlalu menyenangkan..."

Because It's You [KM] ✓Where stories live. Discover now