Chapter 8 : Another day another surprise

1.1K 202 20
                                    

yoooooo saia berterimakasih pada kalen2 yang sudah memencet bintang kebanggaan! yang belum hayuk neng/mas :) author semalem kaga bisa tidur jadi ini hasil tadi malem amape jam 12 dilanjut sampe jam 8 pagi, enjoy naaah!

.

.

"Kau yakin dia benar benar putri dari Lord Voldemort..?"
"Aku berhasil memastikannya..kemarin aku melihat dia bersama Remus Lupin"
"Kukira yang dikatakan Pettigrew padaku hanyalah dongeng belaka, kita harus segera menyebarkan berita ini pada para Pelahap Maut yang lain."
"Aku setuju....Lucius."

Wah cuplikan percakapan apa itu tadi? Author pun tidak tahu.

Sinar matahari dengan lembut menyapa wajah Anne, membuat pemilik badan diatas kasur itu bangun. Tunggu...tapi kasur Anne ada di tempat yang tak bisa dijangkau sinar matahari. Bagaimana ada sinar yang bisa menyapa wajahnya?. Anne bangun dengan kaget menyadari fakta tersebut. Anne reflek membogem salah satu manusia di hadapannya, Anne menariknya hingga Anne bisa mengunci diatas kasur empuknya (paham kah?).

"Selamat pagi tuan putri." Suara yang familiar terdengar.

"Huh?" Anne mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Yweah..swamat pwagii." Satu lagi dari manusia yang pipinya di tekan oleh kepalan tangan Anne. Anne baru bisa melihat jelas sosok didepan dan di bawah kunciannya beberapa saat kemudian

"GEORGE?! FRED!?"

.

"Sebegitu rindunya kalian padaku hah? hingga belum ada 2 hari kalian datang kemari?" Sekarang Anne sudah selesai merapikan diri untuk berbicara pada kedua pria itu. 

"Ya itu mungkin alasan lainnya, tapi Prof. Dumbledore memanggil kami untuk datang hari ini." George menjelaskan.

"Mau sarapan apa kalian? akan ku ambilkan, lagipula sangat sepi di hall." Fred ada di ambang pintu. Hendak pergi ke dapur mengambil sarapan.

"Aku hanya mau susu dan kue." Anne mengelus rambutnya.

"Me too Fred." George menambahkan. Sembari menunggu Fred, Anne berbincang bincang dengan George.

"Bagaimana reaksi ibu George?"

"Dia cemas, bersikeras untuk kemari, untung ayah mencegahnya." Mendengar hal itu Anne hanya menghela nafas pasrah.

"Lalu bagaimana tentang mu? tidur nyenyak semalam?"

"Yah ku akui aku tidak suka tidur berdua dengan Fred, rasanya seperti tidur bersama cermin."

"Tentu saja pfft." Anne tertawa, beberapa saat kemudian Fred datang dengan nampan di tangannya. Segera Anne dengan manual menggeser meja kosong di pojokan sebagai meja makan. Anne mengambil kue dan mencelupkannya ke susu sebelum memasukan kue itu ke mulutnya.

"Tidak seenak buatan ibu, tapi masih bisa dibilang enak." Anne memejamkan mata memasang wajah sok seperti seorang kritikus makanan. Anne akhirnya menghabiskan 2 kue, namun Anne menyadari bahwa dari tadi kembar tidak menyentuh satupun kue.

"Kalian tidak mau?"

"Sebenarnya tadi kami sudah makan dirumah." Fred beralasan, padahal ya dua orang itu belum makan apa apa dari rumah.

"Benarkah....?" Anne memandang tajam mata Fred. Fred ini ahli berbohong, kalau orang lain yang ada disana pasti tidak akan menyadari kebohongan yang dilakukannya. Tapi dia sedang beradu dengan Annelyn Weasley, pendeteksi kebohongan paling akurat. Anne memicing lebih tajam lalu membuka mata dengan puas dan mengambil keputusan.
"Tidak kalian harus makan, buka mulutmu Fred, kau selanjutnya George." Anne mengambil kue, dicelupkan ke susu, lalu disodorkannya ke mulut Fred. Fred yang melihat ada makanan di depan mulutnya langsung saja buka mulut tanpa basa basi. George yang tau gilirannya, memajukan kepalanya ketika tangan Anne hendak mengirimkan kue ke dirinya.

"Rambut kalian bahkan terlihat seperti bencana, bagaimana bisa kau bilang kalian sudah sarapan." Anne lanjut merapikan sedikit rambut kedua human itu dengan kedua tangannya.

"Better."

"Kau seperti ibu Anne." Fred protes.

"Yeah, kami bahkan bukan anak kecil untuk di urus." George menambahkan.

"Tidak hanya anak kecil yang harus diurus, mungkin aku juga harus mengurus dua pria yang memiliki sifat anak kecil juga." Anne memasang wajah mengejek. Anne tidak sadar bahwa kalau dirumah dia yang paling mirip anak kecil, bahkan setiap pagi dia digendong oleh salah satu duo kembar.

"pfft kau lucu Anne." Kedua orang itu saling berhadapan mengetahui fakta yang baru saja saya jabarkan, namun tidak membalas ejekan Anne hanya meresponnya dengan tawa. Menurut Weasley Twins wajah Anne saat sedang mengejek bukannya membuat orang merasa terejek tapi malah membuat orang gemas ingin mencubit pipinya. Wajahnya benar benar sangat imut, tak jarang Weasley Twins sengaja membuat Anne memasang wajah sombongnya. Perbincangan mereka bertiga berhenti saat Prof.Dumbledore memanggil untuk pergi ke lapangan. Anne dan kembar langsung menuju kesana. Disana mereka hanya disambut pemandangan kakek tua berjenggot putih di lapangan, siapa lagi kalau bukan Prof. Dumbledore. Prof.Dumbledore hanya berdiri di tengah lapangan dengan tangan ditaruh ke belakang.

"Professor..?"

"Hari ini Anne, kau akan berlatih untuk mengendalikan emosimu." Prof. Dumbledore memandang Anne dengan cara yang aneh.

"Ap-" Belum sempat Anne bertanya, dua pria di sampingnya tertarik ke belakang. Anne reflek berbalik. Benar saja 2 orang sekarang sudah menyandera Fred dan George, sambil menekan ujung tongkat mereka ke leher kembar. Belum juga Anne melawan, salah satu orang melancarkan sihir membuat Fred jatuh ke tanah tidak bergerak lagi.

"FRED!!" Anne berteriak. Dia tidak mau kehilangan Fred ataupun George, kehilangan salah satu mereka seperti kehilangan sebagian jiwa Anne. Tanpa sadar air mata mulai turun. Anne melayang tinggi sedikit demi sedikit, Anne terus menangis sampai air matanya kering. Cahaya yang menyilaukan mulai terlihat dari tubuh Anne.

"Anne..kendalikan emosimu." Prof. Dumbledore berkata lirih. Dengan sedikit kesadaran Anne bisa mendengar bisikan kata kata Prof. Dumbledore. Anne memusatkan pikirannya untuk tidak memikirkan keadaan Fred. Anne sekarang fokus untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya. Ketika pikirannya sudah terpusat, Anne melepaskan seluruh tekanan itu dengan satu kalimat.

"Bombarda!"

dan boom! Anne meledakan hampir separuh lapangan.

Sekarang Anne sedang ada di Madam Pomfrey. Dari penuturan orang yang tadi pura pura menyandera Fred, dia hanya melancarkan mantra tidur. Namun mantra tidur saja sudah cukup membuat Anne cemas setengah mati. George malah lebih, tak hanya mengkhawatirkan saudara kembarnya tapi dia juga khawatir pada Anne. Anne tidak mau makan atau minum selama Fred pingsan, dia hanya menatap penuh harap pada Fred yang terpejam. Akhirnya penantian itu terbayar, Fred mulai membuka mata dan siuman. Anne saking senangnya sampai meloncat ke kasur untuk memeluk Fred.

"Fred! kukira kau akan tidur selamanya..!" Anne memeluk erat Fred.

"Aku tidak akan mati sebelum kau bisa bahagia Anne uhuk uhuk." Fred berkata sambil tersenyum.sementara itu George yang dari tadi ada di samping mereka.

"lelaki kardus cuih.." George memasang mata tajam.

.

.

bhaks okey jan lupa bintang kebanggaan!

I am Weasley ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora