Cₕₐₚₜₑᵣ ₂₉ || 𝗗𝗶𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻

3 0 0
                                    

Jumat

"Ivyy!!", Teriak Will selepas keluar dari pintu ruangan kelasnya.

Ivana yang sedang berada di koridor segera menoleh kearahnya.

"Gimana? Jadikan? Kamu sudah janji waktu itu", Will berkata sembari menunjukan wajah cemberutnya.

Ivana yang sedang bingung, memproses kata-kata Will. "Apa yang aku janjikan?" pikirnya. Setelah beberapa saat ia ingat dengan janjinya pada Will, setelah kejadian perundungan itu Ivana berjanji untuk pergi ke bukit Pohon Willow.

"Ahh soal itu..", Ivana diam.

kalau ia datang ke pertandingan Justin, mana mungkin ia tak mengabulkan permintaan Will, lagi pula ia masih punya waktu. Setidaknya sampai ayahnya kembali ia akan mengakhiri semua ini dengan baik.

"Ya, tentu saja ayo kita ke bukit lagi, bagaimana kalau sabtu besok, sore hari?", Tanya Ivana.

"Sabtu besok terdengar fantastis, sesudah ujian kita harus merayakannya. Aku akan memberitahu Justin dan Gray-", sebelum kata-kata Will selesai, Gray sudah berada di sampingnya dan menaruh tangannya melingkari pundaknya. 

"Apa yang sedang kalian bicarakan?", tanya Will.

"Panjang umur kau Gray, aku baru saja ingin mencarimu. Gray kita ingin pergi ke bukit pohon willow lagi, 2 tahun terakhir ini kita hampir tak pernah pergi kesana".

Gray melirik kearah Ivana. sepasang mata coklat keemasan itu berharap ia akan mengatakan 'iya'.

"Baiklah, kapan?", jawab Gray.

"Besok, sore hari", jawab Will.

Gray terdiam, sebelum ia kembali menyetujuinya dengan anggukan.

"YESSS, oke kalian berdua aku akan mencari Justin sebelum ia keburu pulang, sampai bertemu besok di bukit, aku cinta kalian berdua", Will memeluk kedua temannya dengan sangat erat.

Ivana hanya tertawa kecil, diikuti dengan Gray. Setelah melepaskan pelukan Will segera meninggalkan mereka berdua.

"Bye Will", sahut Ivana. 

Kini tinggal Ivana dan Gray, mereka berdua saling menatap.

"Ivana.. kau ingatkan yang pernah kuberitahu?, besok aku ada kencan dengan Camila, aku tak akan membuatnya lama, sore hari aku akan tetap datang ke bukit. Kau sudah janji mau membantuku", Gray menatap Ivana.

Bagaimana ia bisa lupa, ia juga memiliki janji untuk membantu Gray dalam kencannya.

"Ah iya aku ingat Gray, apa yang bisa ku bantu?", Tanya Ivana.

"Tidak banyak aku hanya ingin kau datang ke rumahku, pagi hari. Bantu aku memilih baju yang pantas, dan mungkin kau bisa memberiku tips-tips or dont and do apapun itu aku hanya ingin semua berjalan baik and I'll make it works", Kata Gray.

Lagi-lagi Ivana merasa hancur, dulu Gray bahkan tak pernah tertarik dengan hal seperti ini, namun sekarang ia terlihat begitu antusias? apa yang membuatnya berubah pikiran? Ivana pikir ini semua karena Camila adalah gadis yang sempurna, semua lelaki pasti akan jatuh pada waktu yang tepat. Gray tak lagi ada dalam jangkauannya, Gray tak lagi melihatnya semata.

𝑯𝒆𝒓 𝑳𝒂𝒔𝒕 𝑴𝒆𝒔𝒔𝒂𝒈𝒆𝒔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt