Serotonin

593 131 51
                                    

Haiiiii kangen tidaaak???

Hari ini ada Duta dan serotoninnya.

Selamat membacawa my cloud 😘

💙🧡

"Tatapannya kaya mau makan orang pas ngomong sama aku. Tapi begitu di depan Abin dia playing as victim,"

"Aku nggak bermaksud sampai segitu jauh kalau dia nggak terlalu menghalangi aku ketemu sama Abin," Nabila berseru kesal ke arah luar jendela di lantai dua cafe Johny.

Kepalanya panas bukan main melihat Lia berpelukan dengan Samudra di lahan parkiran. Lalu bertemu Duta di gerbang sekolah yang kemudian berakhir dengan Nabila mengikuti Duta ke cafe Johnny cuma untuk marah-marah setelahnya.

"Sekarang aku jadi kelihatan kaya orang paling jahat kan? AAAAAH KESEEL," Nabila melayang tinjunya ke udara, membuat gerakan seolah siap menghajar Lia.

"Ey ey ey ey.. selow Abil.. selow..," Duta yang semula hanya ingin membiarkan Nabila meluapkan semua amarahnya, tidak tahan untuk tidak turun tangan. Diraihnya kedua tangan Nabila dengan kedua tanganya.

"Tarik napas...,"katanya sambil mengangkat tinggi kedua tangan Nabila.

"Buang," kemudian menyatukan kedua tangan Nabila di bagian depan persis seperti gerakan yoga.

Duta tertawa melihat wajah polos Nabila yang menurut begitu saja semua gerakan yang Duta buat.

"Udah mendingan?"tanyanya dengan senyum khas Duta yang seharusnya bisa meluluhkan cewe manapun. Tapi Nabila sepertinya tidak terlalu terpengaruh dengan itu.

Nabila membuang napas kesal, mengalihkan pandangannya dari Duta yang kini duduk tepat dihadapannya.

"Kak, menurut kakak aku tuh worst banget nggak sih? Aku tau tadi aku kelewatan banget ngomong kaya gitu sama Lia, tapi aku nggak bisa nahan rasa kesal aku sama dia," Nabila duduk memeluk lututnya, setelah tadi ia marah-marah tidak jelas sekarang ia malah merasa bersalah begitu saja.

Tadi itu kelewatan. Nabila tau dan menyesali perbuatannya itu.

"Kalau kamu nggak enak sama Lia minta maaf dong," jawab Duta.

"Aku? Minta maaf?? Bukannya nggak mau tapi yang ada ntar aku malah makin disinisin sama dia. Nggak mau ah takut," Nabila bergidik. Rasanya nggak sanggup kalau harus menghadapi Lia lagi.

"Dasar labil," ledek Duta gemas mengacak-acak rambut Nabila. Lalu duduk memutar arah kearah depan untuk meraih pobsel yang ia taruh diatas meja.

"Kok labil sih?"

"Kak Dut Iih," geram Nabila saat Duta tidak merespon, pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Kak Duta Iih kok nyebelin sih? Kok aku dibilang labil?? Kak Dut !!" Nabila berseru, matanya meninyipit menatap Duta dengan tatapan kesal.

"Hahahahha apa sih?? Iya iya.. eh kamu mau seblak nggak? Aku pesan seblak ya.." balas Duta sengaja banget mengalihkan pembicaaraan. Emang dasarnya usil, pengen banget liat Nabila misuh-misuh setelahnya.

"Siapa juga yang mau seblak?" Sinis Nabila.

"Seblak komplit 2, sama boba 2," eja Duta menghiraukan jawaban Nabila. Cowo itu sok sibuk mengetik di ponselnya. Sesekali melirik jahil pada Nabila.

Blue OrangeadeWhere stories live. Discover now