Maaf Lia

756 145 34
                                    

Karena aku lagi baik, aku double update.

Pegangan ya ini bakalan uwu bgt 😘😘

Sekolah hari ini benar-benar nggak ada gunanya buat Lia. Ia lebih memilih memeriksa notifikasi dari handphonenya dibanding mendengarkan penjelasan sejarah dari guru di depan kelas.

Berkali-kali. Tapi nggak ada satupun notifikasi permintaan maaf dari Samudra yang biasanya paling cepat soal ginian.

Dia kenapa sih? Kok tiba-tiba berlagak sok keren gitu dengan mengabaikan Lia?

Sampai akhirnya Lia capek sendiri dan melempar handphonenya itu kedalam laci meja.

Oke, sekarang masih jam pelajaran. Wajar kalau Samudra belum sempat meminta maaf.

Tapi begitu jam istirahat dimulai, cowo tinggi semampai itu masih belum juga menyatakan maaf pada Lia. Jangankan untuk menghampiri sambil memelas minta maaf, chat aja nggak.

Lia bingung. Ini bukan Samudra banget. Samudra nggak pernah lupa segala hal tentang Lia dan selalu memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk menarik perhatiannya. Tapi hari ini, Lia benar-benar ngerasa kalau cowo itu sedang mengabaikan Lia. Seperti tadi waktu Lia dengan sengaja melewati kelas Samudra saat hendak ke kantin, tapi Samudra sama sekali nggak menoleh, ia sibuk berkutat dengan pena dan bukunya entah sedang menulis apa.

Padahal dalam bayangan Lia, dengan kesalahan sefatal ini Samudra harusnya sangat menyesal dan bersujud meminta maaf padanya.

"Woi makan," seru Syauqi di depan wajah Lia. Cowo itu terkikik geli saat mendapati Lia tersentak kaget. Lalu menyuapi bakso ke dalam mulutnya tanpa ngerasa berdosa sedikit pun.

"Lo kenapa sih? Ngelamunin abin ya? Samperin kali ke kelasnya. Kali aja emang lagi ada masalah yang bikin dia nggak bisa jemput lo," usul Syauqi. Cowo itu meraih botol saus diatas meja lalu menuangnya ke dalam mangkok bakso miliknya.

"Nggak ! Ngelunjak dia kalo gue samperin. Lagian kan ini salah dia, dia yang ingkar janji. Harusnya dia yang nyamperin gue !" Seru Lia tak terima. Melayangkan garpunya tanpa ampun pada bakso kecil didalam mangkuk.

"Sam biasanya nggak kaya gini tau nggak sih lo? Biasanya dia pasti nyembah-nyembah gue sambil minta maaf tiap kali dia khilaf, sekarang waktu gue udah ngasi kesempatan yang lebar buat dia kenapa dia malah nyia-nyiain dan sok nggak peduli gitu?! Kenapa malah dia yang sok cuek sekarang ?!"

"Ya allah Lia nggak ngerti sumpah Uki nggak tau Sam kenapa,"

Lia mendelik sinis, lalu merebut saus ditangan Syauqi untuk dituangkan ke dalam mangkuknya.

"Yailah neng, jangan banyak-banyak lo kan nggak bisa makan saus," Syauqi panik, langsung merebut botol saus dari Lia tapi begitu ditatap sinis oleh Lia ia langsung kicep gitu aja.

"Nggak usah sok peduli. Gue cape sama cowo yang sok peduli," katanya galak.

Syauqi nggak berkutik lagi.

Kesabaran Lia habis saat bel pulang sekolah berbunyi. Karena sampai detik itu juga Samudra masih belum menampakkan dirinya dihadapan Lia untuk setidaknya memberikan penjelasan soal janjinya yang ia ingkari.

Lia bete banget. Rasanya pengen ngelempar Samudra keluar dari semesta dan membiarkannya hilang ditelan oleh lubang hitam di galaksi bima sakti.

Lia bahkan berkali-kali menyumpahi cowo itu saat ia dan Syauqi berjalan melewati koridor menuju parkiran. Se-kesal itu sama Samudra Sampah Bintara.

"Lo liat aja ntar kalo dia sujud-sujud minta maaf sama gue, gue nggak bakal maafin. Gue aduin ke bang Ber biar dia ditabok sampai mental ke zimbabwe," gerutunya pada Syauqi yang hanya mengangguk-angguk. Cowo itu tampak tertekan, capek mendengar ocehan Lia tapi nggak punya jalan buat menghindar.

Blue OrangeadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang