Jangan Marah

898 159 85
                                    

Haiiiii 😚😚

Kembali lagi bersama Abang Abin dan dek Lia hihihihi

Kangeeen !!

Btw, seneng bgt huhu dapet rank 1 buat soolia 😚

Btw, seneng bgt huhu dapet rank 1 buat soolia 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia nggak pernah tau kalau masa SMA bisa se-membahagiakan ini cuma dengan datang kesekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lia nggak pernah tau kalau masa SMA bisa se-membahagiakan ini cuma dengan datang kesekolah. Maksudnya, biasanya Lia nggak pernah sebahagia ini datang ke sekolah pagi-pagi terus melewati koridor depan IPS yang selalu riuh dengan senyum mengembang dan rasa aneh yang menggelitiknya. Nggak pernah.

Tapi hari ini Lia bahagia cuma karrna datang ke sekolah. Tidak ada lagi bibir yang mengerucut dan pandangan masam yang biasa tepajang di wajah cantiknya itu. Ia tersenyum, untuk pertama kalinya berjalan ringan dan santai menuju kelasnya.

Oh jadi gini rasanya datang ke sekolah ketika lo lagi jatuh cinta..

Ia berjalan sambil mengunyah permen karet lalu berhenti di salah satu tempat sampah untuk membuang bungkus permennya. Baru hendak berbalik saat sebuah tangan menarik tangan Lia dari arah belakang hingga membuat ia kontan berbalik menghadap kearah orang itu.

Ia tersenyum cerah pada Lia, lalu memasukkan sesuatu ke pergelangan tangan Lia sebelum Lia sempat merespon

"Jimat handmade buat cewe yang hari ini moodnya bagus banget,"katanya dengan senyum manis yang buat Lia jadi tidak bisa berkutik.

"Bye Lia.." ujarnya seraya mengusap pelan puncak kepala Lia sebelum akhirnya berjalan lebih dulu melewati gadis yang masih diam di tempatnya itu.

Jantung Lia terasa seperti habis marathon lari dari zimbabwe.

Kacau.

Cuma gara-gara tindakan kakak kelasnya yang belakangan suka mengetuk lagi pintu hati yang sudah Lia tutup

"Kak Duta !" Serunya tersadar saat sosok itu hendak berbelok ke tangga. Duta langsung menoleh, menaikkan alis sambil tersenyum saat Lia segera berlari ke arahnya.

Lia, langsung menarik tangan Duta, membawanya menjauh dari keramaian koridor pagi itu.

15 menit sebelum upacara, pikiran dan detak jantung Lia kacau bukan main.

Blue OrangeadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang