🍀III : Mengenal Ras Daun (c)🍀

1.5K 392 193
                                    

Sudah dua puluh menit Rav, Han dan Lofi pergi mencari perlengkapan yang kami perlukan untuk pesta panen dan misi rahasia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah dua puluh menit Rav, Han dan Lofi pergi mencari perlengkapan yang kami perlukan untuk pesta panen dan misi rahasia. Aku dan Saga tinggal di rumah karena tidak tahu apa-apa.

Sumber panas utama semesta kini bergeser dari puncak posisinya. Tadi aku sempat ingin melihat-lihat penampilan Nascombe di siang hari, tapi ketika baru keluar dari pintu dan melihat banyak orang dengan aktivitas masing-masing di sekitar, aku langsung merasa lelah dan mengurungkan niat.

Kami berdua duduk di bangku kayu di meja kerja Lofi. Duduk berseberangan sembari menolehkan wajah ke arah jendela di samping kanan. Pemandangan rumah di atas pohon masih membuatku tertarik untuk menatapnya lamat-lamat. Apalagi, sejak tadi banyak sekali gerombolan kupu-kupu yang melintas.

Awalnya aku sangat khawatir kepada serangga yang bebas masuk ke rumah, tapi Lofi dan Rav bilang kayu yang dijadikan tembok dan jembatan sudah dibaluri oleh cat dengan zat yang membuat serangga tidak berani melaluinya. Keren sekali.

Aku jadi ingin menjelajahi seluruh area di Nascombe, memperlajari flora dan faunanya dan menceritakan jtu pada Mama dan Papa nanti. Mereka akan sangat bangga padaku.

Ah, iya. Aku jadi teringat sesuatu. "Saga, kamu inget gak, waktu istirahat sekolah di hari sebelum kita ke tempat Nenek Mel? Pas kamu sama Peace Lily, tuh."

Dia menoleh. "Iya. Kenapa, Na?"

"Waktu itu kamu, kok, bisa ngilang?"

Dia melebarkan senyum. "Aaah, aku enggak menghilang. Hanya mengubah diri."

Aku menopang dagu. "Mengubah diri jadi apa?"

Dia tertawa. "Kamu blak-blakan banget jadi orang, ya, Na."

Aku menghela napas kesal. "Biarkan."

Siswa itu memejamkan matanya. "Wakitu itu, aku kaget pas dengar suara Yuan. Jadi, aku buru-buru berubah biar enggak ketahuan." Usai dia berbicara, badannya seketika menyusut dan seekor serangga bersayap hijau cantik menampakkan diri di atas bangku yang tadi Saga duduki.

Aku memekik tertahan, hampir terjungkal dari bangku karena tersentak. Itu ngengat Luna.

Ngengat itu terbang mendekat. Aku dengan agak takut melebarkan telapak tangan kananku sebagai tempatnya berpijak dan dia mendarat dengan cantik di sana.

Dilihat dari jarak dekat, kaki ngengat bertubuh putih itu berwarna merah. Sungutnya berbentuk daun yang kekuningan karena kering. Bsntuk sayap hijaunya terlihat sangat ganjil dan cantik di saat bersamaan.

Aku mencoba menyentuh sayapnya dengan jariku, tapi ngengat itu terbang menjauh dan kembali ke sosok laki-laki bertubuh jangkung bernama Saga di tempat duduknya.

Dia bisa menumbuhkan pohon, bisa mempercantik sekitar dengan bunga, ditambah dia bisa jadi serangga cantik?!

Saga menggaruk kecil sisi wajahnya. "Aku menyeramkan, ya?"

Forestesia | Putri, Peri dan Pengkhianat ✓Where stories live. Discover now