🍀Amara (b)🍀

673 195 4
                                    

Selanjutnya, mereka mengunciku dalam jeruji besi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selanjutnya, mereka mengunciku dalam jeruji besi. Sial, apakah mereka tau kalau kemampuan apiku belum sepadan untuk melelehkan besi?

Sejauh apa mereka tau tentangku? D-Dan dari mana mereka tau?

Prajurit selalu ada di manapun aku berada dan mereka orang-orang yang mengabdikan diri pada Iredale, pada keluargaku. Mereka tidak mungkin memberitahu kehidupan pribadi keluarga kerajaan ke orang jahat.

Robot manusia yang tadi menyeretku pergi kini mengawal di sudut kanan-kiri jeruji, sambil menghadap perangkat-perangkat berlayar di sisi lain ruangan yang remang-remang ini—sumber cahaya hanya berasal dari layar perangkat. Pria bernama Falcon ada di sana, tampak fokus mengerjakan sesuatu, sementara perempuan bernama Kenny tampak tidak memiliki kesibukan. Dia melamun sambil memutar-mutarkan alat tulis di jemarinya.

Aku merasa was-was, yang dia lakukan sekarang itu ... apakah sebuah teknik kemampuan yang belum kuketahui? Kelihatannya cukup mengancam.

Pintu ruangan terbuka. Seorang wanita bersurai hitam dicepol rendah yang menggendong bayi masuk lebih dulu, diikuti seorang pria yang tingginya nyaris serupa dengan si wanita.

Si wanita bercepol mengecup ringan bayinya sebelum merebahkannya dalam ... entahlah, keranjang berkaki tinggi? Terlihat seperti perpaduan meja dan keranjang kayu, tapi ujung kaki kayunya berbentuk melengkung dan akan bergolek jika ditaruh sesuatu di ke dalam keranjangnya.

"Aku akan kembali dua jam lagi. Dia pasti sudah menangis kehausan di jam-jam segitu." Logat bicaranya cukup kaku. "Kalau putri keduaku sedang tidak manja, aku mau-mau saja membiarkan dia tinggal di rumah."

"Tidak perlu, Kiyo," balas pria yang tadi menyusul, kini menatap dalam-dalam ke bayi dalam keranjang. "Aku tidak tega merepotkanmu lebih jauh dari ini."

SI wanita mendenguskan tawa. "Bukankah sudah terlambat untuk bilang begitu? Anda pikir aku tidak syok ketika Anda bilang hendak menculik bayi dan memintaku mengasuhnya? Kalau bukan karena uang dan loyalitas, aku tidak akan mau ikut campur masalah ini."

A-apa?

Menculik ... bayi itu bukan bayinya?

Kejam!

Pria itu menatapku. "Oh? Aku tidak sadar kalau kamu sudah di sini."

"Anda pasti begitu lega mendapatkan bayi itu sampai lupa pada putri ras Api, ya, Karma," ungkap Kenny yang menopang dagu dan ikut melihat ke arahku.

"Yah." Pria itu menghempas napas lega. "Aku sudah mendapatkan apa yang aku cari. Namun, ini hanya awal dari kesibukan kita yang tidak berujung."

Pria itu melangkah ke arahku. Meski mataku tidak lepas dari gerak-geriknya, aku merasa ketakutan menguasai ujung kaki dan tanganku, membuatnya dingin dan gugup.

"Salam kenal, Putri Iredale, Putri Amara. Saya tidak akan menyakiti dirimu dan akan segera memulangkanmu jika engkau bersedia membantu kami," tuturnya.

Mendengar kata 'pulang', aku merasakan secercah harapan. "Sungguh?"

Forestesia | Putri, Peri dan Pengkhianat ✓Where stories live. Discover now