🍀XIII : Karma (b)🍀

785 208 17
                                    

Aku bangun dari efek obat bius, mendapati Yuan yang menggantikan Kenny,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku bangun dari efek obat bius, mendapati Yuan yang menggantikan Kenny,

Setelah piramida akumulator tadi meleleh, fenomena ganjil terjadi berturut-turut. Seperti; cairan-cairan dalam botol obat mendadak menguap, getaran terjadi setiap aku teringat memori sedih/memilukan, sesuatu yang memiliki kaca jadi retak-retak, parahnya aku membuat kaki besi kursi putar Kenny meleleh—membuatnya jatuh ketika sedang duduk dan tulang ekornya nyeri.

Alhasil, aku dipindahkan ke ruang kosong di lantai utama, tak jauh dari lift, kemudian Kenny menyarankanku untuk dibius dalam beberapa jam agar aku tenang dulu. Aku menyetujuinya.

Ruangan ini nyaris kosong melompong jika tak ada ranjang, gantungan infus yang sudah diganti jadi gantungan berbahan kayu, dan 2 akumulator yang belum terisi oleh energi kemampuanku.

Yuan tertawa mengejek mendengar kerusakan-kerusakan yang kubuat. "Athyana si anak baik mulai kelihatan bandelnya. Bagus, bagus."

"Berisik, ah," kataku lemas, agaknya masih ada sedikit efek bius yang masih tertinggal.

Dia menyandarkan tubuh di tembok samping kiriku, kedua tangannya masuk ke saku jaket hitam bergaya tomboi seperti yang biasa dia pakai.

"Tenang aja, kami gak miskin, kok. Sepuluh-dua puluh juta uang keluar tak masalah," katanya.

"Tetap aja, harusnya aku gak ngehancurin barang punya orang. Mama—" Aku tak percaya barusan mengucapkan panggilan rindu dan menyayat itu lagi. Sebelum diriku dikuasai kesedihan, aku langsung teringat kalau aku harus mengontrol emosi. Bisa-bisa kaki besi ranjangku yang meleleh selanjutnya.

Yuan menyadari kekalutanku. "Kamu masih kangen sama mereka? Meskipun kamu udah tau?"

Dadaku terasa nyeri mendadak. "Mau bagaimana lagi? Mereka yang membesarkanku ...."

Aku tak mendengar respons, jadi aku bertanya. "Maaf, nih, kalau pertanyaanku terkesan songong. Orang tua kandung kamu masih ada?"

Sahabatku menggidikkan bahu singkat terkesan cuek. "Entah. Jujur aja aku gak peduli, sih. Mau mereka masih ada atau enggak."

Aku syok mendengar itu dari Yuan.

Dia menyadari kekagetanku dan mulai menjelaskan. "Mereka membuangku ke jalan, Na. Kamu tau, kan, kalau ada sistem kasta di Aderida?"

"Umm ...."

"Aku lahir dari orang kasta bawah. Di kasta itu, gak ada yang namanya kasih sayang. Hanya diri sendiri yang perlu dipikirkan. Hanya perut sendiri yang dipedulikan." Yuan menghempas napas berat sambil tersenyum miris. "Makanya, aku sayang sama Ayahku yang sekarang. Meski kita tidak terhubung dengan darah, tapi kami bahagia selayaknya keluarga."

"Tapi—"

Aku teringat sekilas akan memori yang kudapat dari Sady tadi siang. Karma sedang merencanakan sesuatu yang jahat di planet ini. Apa Yuan tidak tau?

Forestesia | Putri, Peri dan Pengkhianat ✓Where stories live. Discover now