15. juang

75 17 0
                                    

yap betul, gua kasih double update!

-;Elena.

Aku menulis part ini sebelum aku menulis part sebelumnya.

Hari itu merupakan hari dimana aku mendapat luka yang kesekian kalinya karena terlalu menanggapi perasaanku pada Kenzo dengan cara yang terlalu serius.

Dulu kami pernah bersama membayangkan bangunan rumah seperti apa yang akan kami berdua tinggali, saat itu kami merasa bahwa kami adalah rumah untuk satu sama lain.

"Aku ga suka rumah yang tingkat, kita ga usah bertingkat ya rumahnya" katanya dengan suara lembut itu.

"Iya, aku juga ga mau. Aku mau didepan rumah ada kolam ikan gitu, ga usah terlalu besar sih" jawabku.

"Bener, aku juga mau begitu."

Hari itu tepat tanggal 31 Desember 2019, aku dan Kenzo berencana untuk main kerumah Sheeron. Kami pergi jam lima sore, Camila pun datang untuk menginap dirumah Sheeron.

Aku menghabiskan waktu banyak dengan Kenzo hari itu, banyak cerita yang sudah aku tahan untuk kuceritakan, dan hari itu aku tumpahkan semuanya.

Matanya menatapku begitu dalam, penuh arti dan seolah memintaku untuk tetap terus menemaninya. Tatapan yang sangat aku suka, seolah mata kecoklatan itu berbicara bahwa tubuhnya membutuhkan aku.

Merasa dibutuhkan oleh orang yang kita butuhkan juga adalah sebuah perasaan luar biasa, senang pun tak cukup untuk mewakilkan perasaan itu.

Ditengah cerita Kenzo meraih tanganku, ia tertunduk perlahan mencium jari-jari kecilku. Kemudian aku kembali ditatapnya dengan tatapan itu. Ia menarik tubuhku agar mengurangi jarak diantra kami.

Wajah kami saling berdekatan, detik berikutnya bibir kami sudah terpaut satu sama lain. Dengan lembut ia memainkan perannya, disela itu dia membisikan sebuah kata "Aku sayang banget sama kamu Na, maaf buat semua luka yang pernah aku buat."

Pulang dari rumah Sheeron sekitar jam tujuh malam, kami mampir ke salah satu penjual jus buah karena mama Kenzo meminta untuk dibelikan jus alpukat.

"Ayo sekalian aja Zo kerumah mu" ajakku

"Duh jangan Na, belum siap aku"

"Kan mama juga udah tau aku"

"Iya tapi aku nya belom siap Na.."

Tak bertahan lama, dia membuat sebuah luka lagi. Sesampainya kami dirumah masing-masing, kami bertengkar hebat, aku yang sudah emosi dan Kenzo yang tidak menanggapi perasaanku dengan serius.

Kenzo membuat semacam 'instastory rewind' ia mempost kembali beberapa storynya di 2019. Apa yang membuat kami bertengkar?

Satu dari beberapa postinganya terdapat foto wanita itu, wanita dari masalalunya sebelum kembali lagi padaku, Ara.

Disebuah gunung dengan memegang ponsel yang didalamnya terdapat foto Kenzo.

Jangan tanya rasaku kini seperti apa, belum ada 10 jam setelah kamu mengeluarkan kata-kata indah itu kamu lukai lagi hatiku.

"Itukan cuma rewind Na, toh mukanya diapun aku tutupi stiker"

"Oh gitu? Memang harus banget dia masuk kedalam rewind mu? Seistimewa itu dia sampe harus kamu rewind?"

"Ga gitu Na, itu kan latarnya gunung, keren aja"

"Harus kah? Harus?"

"Harus lah....... engga Na, aku bercanda, serius ga ada maksud apa-apa aku"

"Oke kalo gitu aku juga buat"

Aku mempost kembali beberapa instastoryku dengan Andika, laki-laki yang pernah aku sukai.

"Dih kok kamu ikutan?" Protesnya

"Lah kenapa? Ga boleh? Kan cuma rewind"

"Oh kamu bales dendam?"

"Iya"

"Masa gitu sih Na"

"Udah deh ga usah bacot, kamu mau hapus itu atau kita ribut?" padahal, kami memang sudah ribut

"Yaampun Na.."

"Terserah" kemudian aku tutup telpon darinya.

Tak lama nama Kenzo kembali muncul dilayar ponselku.

"Udah Na, noh udah aku hapus"

"Oh bagus"

"Iya lah, dah ga usah marah-marah lagi. Kamu ma negative mulu ke aku"

"Yang buat siapa? Yang mulai siapa?"

"Iya, iya aku yang mulai, aku yang salah"

"Ya emang."

"Iya itu udah di hapus kan"

"Ya"

"Padahal bagus fotonya"

"Oh ga rela kamu hapus itu? Kepaksa kamu? Post lagi buruan aku tunggu."

"Boleh?"

"Iya post lagi aja,"

"Beneran?"

"Iya tapi besok-besok ga usah hubungan lagi kita"

"DIH NA MASA GITU?!"

"Terserahlah, serah kamu aja"

Ponsel ku matikan.

Kenzo, kita pernah saling membantu memulihkan hati kita yang sama-sama pilu. Kita merakit kembali hati kita, mencoba semuanya, segala kemungkinan yang bisa kita lakukan untuk membuat hati kita pulih.

Tapi ini benar-benar menyakitkan. Aku yang selalu mencoba untuk percaya padamu, selalu kau buat alasan untuk aku kembali ragu.

Mungkin kamu juga lelah, ya, kita sama-sama lelah. Namun aku ingin kita sama-sama berjuang untuk perasaan ini.

Katamu, akulah rumah mu, tempat kamu kembali walau sudah menjelajah jauh.

Kenapa kamu rusaki rumahmu? Apakah kamu tidak nyaman? Apakah aku salah melakukan sesuatu?

Masalalu membuatku tak bisa tenang Zo, aku takut, aku takut kalau nantinya aku kembali pada mimpi burukku ditinggal lagi oleh dirimu, berharap tentang keajaiban lagi, keajaiban kamu kembali, aku takut kamu melepas pegangan itu dan aku terjatuh hingga luka lagi.

Ku harap kamu mengerti itu.

Ku harap kamu mengerti itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HOME | Siyeon Side ✔Where stories live. Discover now