9. terbelah dua dan memisahkan diri

118 23 0
                                    

-;Elena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-;Elena.

Aku dan Kenzo sampai di depan Mushola, Kenzo masuk dan aku menunggu di bangku depan Mushola.

Aku memakai topi yang Kenzo titipkan, sejenak aku memeriksa ponselku, ada beberapa pesan dari Agan.

Agan: Elena dimana?

Elena: lagi jalan nih sama temen, nanti ya

Agan: temen siapa?

Elena: temen jauh nih, nanti gua kabarin ya kalo udah pulang

Agan: okeyy

Sekitar lima belas menit Kenzo keluar dari mushola dan berjalan menghampiriku

"Sini topinya" pinta Kenzo, akupun memberikan topinya.

"Masih ada waktu kan ya?" Tanya Kenzo

Aku melihat jam di ponselku dan kami memang masih memiliki waktu, Kenzo mengajak ku untuk jalan sebentar di rooftop.

"Liat itu ada papan ga boleh bersandar" kataku pada Kenzo sambil menunjuk papan peringatan dekat tembok pembatas

"Na, Na fotoin ya" kemudia Kenzo berjalan ke arah tembok pembatas itu dan bersandar.

Ku gunakan ponsel ku untuk memfoto Kenzo. Kemudia aku menghampirinya untuk memperlihatkan hasil fotoku.

"Bagus, ntar kirim ya"

Aku hanya menganggukkan kepalaku, melihat pemandangan yang cukup bagus dari atas rooftop, aku pun membuat boomerang pemandangan itu dan mempostingnya di instastory.

"Yuk duduk di bioskopnya aja" ajak Kenzo, aku mengiyakannya.

Diatas sini ada kafe yang sedang menampikan penyanyinya, sesekali Kenzo ikut bernyanyi dan aku menertawakan tingkah konyolnya.

Sambil jalan memasuki mall, Kenzo merangkul pinggangku sekilas, sungguh olahraga jantung.

Kami kembali ke bioskop dan melihat kursi kosong yang tadinya terisi oleh beberapa orang. Kami duduk disitu sembari menunggu jam tayang film.

"Na, coba liat hp mu" kata Kenzo, aku agak panik

"Ih mah ngapain?"

"Mau liat aja"

"Halah aku aja ga boleh liat-liat hp mu"

"Bilang aja kamu punya gebetan lain kan"

"Dih ga jelas, yang ngomong tuh masih kontekan sama mantan."

"Yee itu ma dia aja yang masih hubungin aku, aku udah cuek"

"Iki idih ciik"

"Dih hahahaha" Kenzo mencubit pipiku.

Aku bahagia, dari dulu pertama kali dekat dengan Kenzo aku sadar bahwa dia lah kebahagiaan ku.

Perasaan sayang dan cinta selama empat tahun, penyangkalan bahwa aku masih merindukannya selama empat tahun semuanya hilang sekarang. Aku mencintai pria itu, ku tetapkan bahwa dia lah rumahku.

HOME | Siyeon Side ✔Where stories live. Discover now