t h i r t y f i v e

734 152 142
                                    

[35]
The Other King

...

IRIS melongo pada pemuda yang berdiri di depannya sambil mengusap tengkuk malu.

"Jangan diliatin gitu dong?" katanya risih. "Gua masih belum terbiasa."

Iris mengerjap sebelum memekik kencang. "ALIG KAAA BAGUS BANGET RAMBUTNYAA BIRU GITU KAYAK BOYBAND KORIYAH!!"

Jeffrey meringis. "Kecilin suaranya dong dek. Gua uda diliatin mulu gara-gara warna rambut ngejreng gini."

"Kenapa dicat, kak?" tanya Iris mematuhi, suaranya lebih pelan sekarang.

Pemuda itu menghela napas pasrah. "Capek disama-samain mulu sama Dilan. Cih, mana cakepan gue. Kalo gua cat rambut gua biru gak ada yang bakal samain gue sama si Iqbal lagi kan?"

"Iya engga mirip Iqbal tapi malah mirip anggota boyband Korea kak," kata Iris jujur. "Kaka malah makin diserbu karena mirip Na Jaemin ensiti."

Pemuda itu diam sebentar sebelum melotot panik. "Lah iya juga???! Nanti tahu-tahu muncul berita dispet Na Jaemin ensiti pindah ke Indonesia?! Heboh dua negara, gua diserbu. Hadeuhhhh susah amat idup orang ganteng."

Iris mendecih. "Salah kakak sendiri sih, yang susah digampang-gampangin, yang gampang disusah-susahin."

Jeffrey mau tidak mau mengangguk setuju. "Jadi, lo bilang lo mau gua jadi guru les lo?"

Iris mengangguk, sudah siap mengeluarkan buku-buku materinya dari dalam tas.

"Kenapa?"

Gadis itu berhenti bergerak, mengangkat kepalanya menatap pemuda itu agak bimbang. "Gue... mau pintar? Kan itu tujuannya orang ke les?"

"Yah tapi kenapa sama gue?" tanya Jeffrey lagi sambil menunjuk wajahnya sendiri.

Iris pura-pura berpikir. "Hmmm, pertama-tama, kakak ganteng."

Jeffrey menatapnya datar.

"Kapan lagi kan dapat guru les ganteng?" Gadis itu mengendikkan bahu. "Kedua, kakak keluarganya Yovita."

"Jadi??"

"Jelas bisa diskon heuheuhe..."

Jeffrey menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir. Dasar bocil zaman sekarang!


...



"Di follow ya, gua posting harian kok, rajin. Jangan lupa di-share biar temen-temen pada tahu eh- apaan?"

Vanessa menghela napas pasrah. Telinganya uda pengang dengerin teman sebangkunya yang baru ini ngoceh mulu tentang akun penggemarnya.

"Yaudah sini mana?" tanyanya nyerah, menjulurkan tangan untuk melihat akun yang dimaksud pemuda itu.

Rotasi tempat duduk.

Itu yang membuat Vanessa menderita sekarang. Dia harus duduk sama Raditya Januardi, teman sekelasnya yang dikenal sebagai kepala fanclub si ketua OSIS.

Pas banget kan?

Vanessa merasa sial. Daritadi Radit kerjaannya cuma mempromosikan akun penggemar dia untuk Felicia Yudhoyono.

Tak lupa mendesak-desak dia untuk follow.

Radit dengan bangganya memberikan ponsel miliknya sendiri, membiarkan gadis itu memindai laman akunnya.

"Username-nya gini amat??" tanya Vanessa jengkel, membanting ponsel milik lelaki itu ke atas meja sebelum memasang raut wajah bete.

"Yeu ngagetin aja lu," kata Radit sambil mengambil ponselnya kembali. "Hape baru ini, jangan dibanting-banting."

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang